Kalian dah bosen ya sama cerita ini :(
Pembacanya makin hari makin sedikit
Apa gara-gara aku sekarang yang jarang up jadi kalian males baca?Maaf ya kalau emang ceritanya ngebosenin, aku buat cerita bisanya kayak gini 🥺
Dan aku jarang up karena kadang sedih aja gitu liat kalian yang gak seantusias dulu, aku mikir apa terlalu menye-menye jalan ceritanya? Apa terlalu alay atau gimana gitu? Kalau ada saran untuk ceritanya kalian boleh DM aku kok, mau di wp ataupun ig, kalau cocok sama pemikiran aku bakalan ku masukin ke cerita.
Makasih yang sampai sekarang masih mau baca, vote dan komen 🥺💖
***
"Buna, Yon udah punya pacar!"
Pemuda yang di sebut namanya itu seketika langsung terbatuk. Ia membulatkan matanya dan menatap Bella meminta penjelasan. "Apa-apaan lo, Belbel?" ucapnya tanpa suara.
Bella terkekeh pelan, ia kembali menatap Sam dan Dyba yang ada di depannya. "Bella serius, Yon udah punya cewek, cantik lagi."
"Arion?"
Rion mengerucut bibirnya, ia menatap Sam dengan malas. "Kenapa, yayah?"
"Kenapa gak di kenalin?"
"Abang pacaran sama dia baru jalan dua bulan ini, belum terlalu jelas sifatnya. Nanti abang udah kenalin ke yayah, buna, tapi tiba-tiba sifatnya gak baik kan malah gak enak. Tunggu bulan ketiga dulu baru nanti abang kenalin."
Dyba tersenyum. "Abang gak papa kok langsung kenalin, buna sama yayah biar tau dia kayak mana. Kalau cuma abang yang lihat sifat dia, dia bisa aja bohong."
"Tapi, Belbel udah liat kok!" Rion menatap kedua orang tuanya.
"Yang kerja kelompok di rumah kemarin, bang?"
Rion menjentikkan jarinya. "Pinter, Letta!"
Letta mengangguk-anggukkan kepalanya. "Tapi, masih cantikan kak Bella sih Letta bilang."
"Kak Bella mah gak ada tandingannya," jawab Rion dengan cepat.
Sam menaikkan sebelah alisnya. "Lah, pacarnya siapa, yang di puji siapa. Kamu beneran pacaran sama dia gak sih?"
"Bener atuh, abang aja nembak dia pasar malam."
Tubuh Bella menegang mendengar itu. Ia memang tidak pernah bertanya bagaimana Rion menembak Ara karena menurut Bella itu privasi Rion dan Rion pun tidak ada niatan untuk menjelaskan kepada Bella. Pasar malam? Jangan bilang di atas bianglala!
"Ha? Di mananya? Di tong setan kamu nembak?"
Rion berdecak. "Yayah, abang gak segesrek itu juga kali! Di atas bianglala, pas banget waktu di tengah-tengah jadi lampu-lampu kelihatan."
Kunyahan Bella seketika memelan. Jangan bilang mimpi itu sebenarnya pertanda kalau Rion akan melakukan sesuatu di tempat yang ia mimpikan tetapi bukan bersamanya. Dan lagi, Rion jadian dengan Ara tidak lama setelah Bella memimpikan itu.
"Anak buna bisa romantis juga ya."
Rion menyengir. "Bisa atuh, na, abang keturunan yayah jadi ya pasti bisa romantis."
"Berarti sekarang kak Belbel yang jomblo dong?"
Bella tersenyum tipis, ia menatap Letta. "Santai aja, kan kamu juga jomblo. Jadi, kakak kan punya temen kamu."
"Siapa yang bilang Letta jom ..." Letta menghentikan ucapannya saat melihat empat pasang mata menatapnya dengan tidak bersahabat. Letta meneguk ludahnya. "Letta bercanda kali, gak mungkin Letta punya pacar."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of BERI [Selesai]
Teen FictionMengenal sang tetangga sedari ia kecil membuat kehidupan Arion tidak pernah lepas dari seorang Arabella. Begitu juga dengan kehidupan gadis itu, bayang-bayang Rion dari hidup Bella tidak pernah hilang. "Belbel pendek! Dulu ngejek gue pendek dari pa...