Gas double up!!!
***
"Belbel! Belbel! Bangun woi! Ayo kita lari pagi!"
Bella menutup telinganya dengan bantal, gedoran pintu dan suara Rion yang memanggilnya sedari tadi tidak berhenti.
"Bel! MasyaAllah! Bangun cantik! Entar gak enak kalau udah siangan!"
Bella mengerang, dengan kesal ia membuka selimutnya. Ia menatap jam, masih jam lima pagi!
"Bel-"
"Sabar kampret, gue udah bangun!"
Rion bersorak. "Yeyy, gue tunggu di bawah ya, jangan lama-lama. Jangan tidur lagi!"
"Berisik!"
Rion terkekeh, ia menuruni tangga dan duduk di sofa ruang keluarga. Tadi, yang membukakan pintu untuknya adalah mbak Iin-- asisten rumah tangga di rumah Bintang. Ia menyeringai saat melihat Barsha yang baru turun dari tangga dengan rambut basahnya. "Mama!"
Baraha terlonjak kaget. "Astaghfirullah Rion! Masih jam lima udah di sini aja!"
Rion menyengir. "Iya dong, mau jemput Belbel biar mau joging. Mama habis ...." Rion mengangkat kedua alisnya menggoda sambil bibirnya tersenyum.
Barsha berdecak, memang buah jatuh tak jauh dari pohonnya. "Kalau iya emang kenapa?"
"Gak papa kok soalnya yayah sama buna sering juga keramas pagi-pagi. Yon paham kok."
"Astaghfirullah Sam, anak lo kenapa jadi gini!"
Rion tertawa sedangkan Barsha melanjutkan jalannya ke dapur. Sepertinya tidak bisa kalau anak tetangganya itu sehari saja tidak berkunjung ke rumahnya. Walaupun hanya beberapa menit, pasti Rion sempat untuk ke rumahnya.
Rion menatap tangga, ke mana gadis satu itu? Kenapa lama sekali? Atau memang semua cewek dandan selama itu? Ini cuma mau joging, bukan mau pergi nonton.
Baru saja berdiri, terlihat tubuh Bella menggunakan celana training hitam dan baju putih panjang turun dari tangga. Rambut coklat gadis itu juga sudah di ikat ponytail. "Udah tuan putri? Ngapain sih, luluran dulu?"
Bella berdecak, ia menghampiri Rion ke sofa dan baru saja bokongnya akan duduk di sofa, tapi tangan Rion yang menahan punggungnya membuat Bella mengerucutkan bibirnya. "Masih ngantuk tau Yon."
Rion menahan punggung itu, mendekap bahu Bella agar Bella berdiri dengan sempurna. "Gak boleh males-males."
"Kenapa gak ngajak Letta?"
"Lo mau gue di amuk dia?"
"Tapi kalau lo bangunin gue yang ngamuk gue!"
Rion terkekeh, tangannya mengacak-acak rambut Bella hingga membuat rambut itu sedikit berantakan. "Ih, rambut gue!"
"Gak papa, nanti gue ikatin deh. Kalau lo yang ngamuk gampang bujuknya, di kasih es krim aja udah siap. Kalau Letta? Astaghfirullah banget, dompet gue bisa kosong kalau harus nurutin supaya gue di maafin."
Bella hanya menganggukkan kepalanya. Ia berjalan dengan lemas ke dapur, ia akan berpamitan kepada mamanya, tentunya diikuti Rion di belakang gadis itu.
"Ma, Bella joging dulu sama si kutu kupret ini."
Barsha menatap kedua remaja itu. "Mau ke mana?"
"Ke alun-alun, ma, lebih seger di sana dari pada taman komplek."
Barsha mencibir mendengar jawaban Rion. "Iya, seger pemandangan ceweknya kan?"
"Astaghfirullah mama tau banget tentang Rion," jawab Rion dengan binaran matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of BERI [Selesai]
TeenfikceMengenal sang tetangga sedari ia kecil membuat kehidupan Arion tidak pernah lepas dari seorang Arabella. Begitu juga dengan kehidupan gadis itu, bayang-bayang Rion dari hidup Bella tidak pernah hilang. "Belbel pendek! Dulu ngejek gue pendek dari pa...