56

2.9K 410 54
                                        

Rion berdecak, benar bukan gadisnya pasti akan sakit perut. Ia sudah menunggu hampir setengah jam di depan toilet kamar Bella dan gadis itu belum keluar juga.

"Sayang, masih hidup kan?"

"Masih lah!"

Rion kembali memainkan ponselnya. Tadi saat ia akan mengantar gadis itu, ia malah mendapati gadis itu yang sedang memegang perutnya. Bintang dan Barsha juga sudah berangkat kerja dan yayah buna nya juga sudah berangkat.

Rion mencari obat sakit perut di internet dan ia menemukan satu obat yang mungkin bisa ia buat. Rion mengetuk pintu kamar mandi Bella. "Aku ke bawah dulu, yang."

"Iya!"

Rion menggelengkan kepalanya saat Bella menjawabnya sambil ngeden-- iya, sambil berusaha mengeluarkan emas yang tidak bisa di jual itu dari perutnya.

Rion ke dapur Bella, ia mengambil gelas yang berukuran satu liter. "Pertama, siapkan air matang satu liter." Rion mengambil air dari galon dan menuangkannya ke gelas itu.

"Masukkan setengah sendok teh garam dan delapan sendok teh gula pasir." Setelah membaca itu Rion menuangkan garam dan gula pasir ke dalam gelas yang sudah berisi air.

"Aduk rata dan oralit siap di minum. Lah, gini aja?" Pemuda itu geleng-geleng sendiri saat tau cara membuat oralit sudah siap. Rion tersentak saat merasakan tangan yang memeluk tubuhnya dari belakang.

"Udah?"

Anggukan di punggungnya menjawab itu. "Kamu buat apa?"

Suara serak dari Bella membuat Rion mengelus punggung tangan Bella. "Buat oralit."

"Bisa? Aku gak bakalan keracunan kan?"

Rion menepuk gemas tangan Bella yang melingkar di perutnya. "Aku tuh chef Rion, gak mungkin kamu keracunan. Duduk aja, ini juga dah siap."

Bella menggeleng, ia menghirup aroma Rion. "Sakit perut aku."

Rion menghela nafas panjang, ia membalikkan badannya dan dengan mudah mengangkat Bella ke atas meja makan Bella yang terbuat dari kayu. Rion merapikan rambut Bella sambil mengelus pipi Bella. "Siapa suruh kemarin mesen level delapan, hmm?"

Bella menjatuhkan kepalanya ke dada Rion. "Kan aku nyoba."

Rion mengelus punggung yang di lapisi tanktop putih itu. "Ya udah, sekarang minum dulu oralit nya, siapa tau nanti enakan."

Bella menerima gelas dari tangan Rion dan meminumnya dengan cepat. Rion menerima gelas dari tangan Bella dan meletakkan ke atas meja. Ia duduk di kursi depan tubuh Bella. Wajahnya yang berhadapan dengan perut Bella membuat Rion mengangkat sedikit tanktop gadis itu hingga menampilkan perut mulusnya.

"Perut, sembuh dong, jangan buat Belbel nya Yon sakit." Bella baru akan tersenyum mendengar ucapan Rion, tapi ucapan Rion selanjutnya membuat bibir Bella mengerucut. "Tapi gak papa sih, kasih pelajaran aja tuh anak nakal biar dia gak beli seblak pedes-pedes terus."

Bella menjambak rambut Rion. Rion tersenyum tidak berdosa ke gadis itu. "Kan aku ngomong yang bener, Bell."

Rion menciumi perut Bella hingga bunyi kecupan terdengar di dapur. "Cepet sembuh, jangan sakit."

Rion menarik tengkuk Bella hingga hidung Bella menyentuh hidungnya. Ia mengecup bibir Bella. "Mau sarapan apa?"

Bella menggesekkan hidungnya dengan hidung Rion. "Mau kamu aja."

Seringai terbentuk di wajah Rion. Ia kembali mengecup bibir Bella, tetapi dengan waktu yang lama. "Beda cerita kalau kamu minta gitu waktu kita udah nikah."

The Story of BERI [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang