20

2.6K 380 82
                                        

"I have a girlfriend."

Bella melepaskan sedotan susu dari mulutnya dan tawanya menyembur. "April mop?"

Rion berdecak, tapi benar juga apa yang di bilang Bella. Bella memukul lengan Rion. Di sela-sela tawanya ia bertanya, "Gak lucu sih, tapi entah kenapa dengernya gue pengen ketawa."

Tetapi, tawa itu mereda saat melihat tatapan Rion. Bella meremas kaus bagian bahu Rion. "Serius lo punya pacar? Siapa yang mau sama cowok kayak lo?"

Rion merubah posisinya, ia menyamping dan menatap mata coklat itu. "Liat gue."

Bella ikut merubah posisinya, ia kemudian menatap Rion dari atas kepala sampai kaki pemuda itu yang sudah dilipat di kursi. "Apa?"

"Gue kan ganteng, masa gak ada yang mau sama gue? Pertanyaan lo aneh ih!"

Bella menempeleng kepala Rion. "Ya emang lo ganteng, siapa yang berani bilang kecebong nya pak Samudera ini jelek? Yang gue maksud cewek lo cuma liat lo dari fisik, belum tau seberapa hello kitty nya hati lo? Seberapa joroknya lo yang bisa aja gak mandi tiga hari. Seberapa kebonya lo yang bisa aja tidur dari jam 10 sampai bangun zuhur kalau yayah sama buna gak ada. Sebera-"

"Udah, aib gue semua anjir!"

Bella terkekeh. Bella melipat tangannya di atas lutut kemudian meletakkan kepalanya di atas lipatan tangannya itu. Menatap intens pemuda yang sebentar lagi akan berulang tahun ke sembilas belas itu. "Beneran udah punya? Kapan pacarannya? Kenapa gak pernah cerita ke gue kalau lagi deket sama cewek?"

Rion menggaruk tengkuknya, ia mengangguk. "Iya, barusan aja tadi, karena gue takut ganggu co-ass lo."

"Sama Ara?"

Mata Rion membulat. "Kok tau?"

Bella tersenyum, ia mencubit hidung Rion. "Lo gak pernah bawa cewek walaupun cuma sekedar kerja kelompok ke rumah. Dari apa yang diceritain Adrian sama gue, gue udah bisa nebak lo bakalan milih dia sebagai your first girlfriend."

Rion menghela nafas panjang, mulut lemes sahabatnya itu minta Rion cabein. Adrian memang begitu kalau dengan Bella, bisa saja semua yang Rion lakukan dan terlihat di mata lelaki itu pasti diceritakan oleh Adrian.

"Tapi ...."

Rion mendongak, ia menatap Bella khawatir. "Kenapa?"

"Gue cuma ngerasa agak gimana aja lo gak ada cerita masalah Ara sama gue. Lo cuma cerita waktu Ara masih jadi murid baru di sekolah dan setelah itu gak ada."

Rion memajukan tubuhnya, ia menangkup tangan Bella. "Bell ... gak gitu. Gue masih belum yakin sama perasaan gue waktu itu makannya gue gak mau cerita ke lo."

"Sampai akhirnya lo mau nembak dia pun lo gak ada cerita ke gue? Lima hari yang lalu kita berdua loh Yon di kamar gue. Gue cerita apa aja yang gue lakuin selama co-ass, cerita gue yang di deketin dokter senior, sampai tangan gue yang ke gores gue ceritain."

"Bell ...."

"Gue seneng lo pacaran, sumpah, tapi ya gue cuma mikir apa gue udah gak dibutuhin lagi sama lo sebagai sahabat? Sampai lo yang mau jalin hubungan gak ada cerita ke gue."

Rion mendekap tubuh Bella, lutut Bella tetapi menghalangi kedua tubuh itu. "Bella, gue minta maaf. Gue gak cerita sama lo karena takut lo ke ganggu, lo nanti jauhin gue kalau gue deket sama cewek."

"Lah, kalau alasan kedua lo gitu kenapa lo ngomong sama gue kalau lo sekarang punya cewek?"

Rion menggigit bawahnya, bingung menjawab apa. Bella menangkup pipi Rion. "Embul ... kita udah dari kecil sama-sama. Gue udah pacaran dua kali dan nyatanya lo masih ada di samping gue. Jadi, gak mungkin gue jauhin lo cuma gara gara-gara lo deket sama cewek atau punya cewek. Perjanjian kita dari awal udah itu 'Gak ada yang boleh jauhin diri apabila salah satu dari kita punya pacar. Pacar harus bisa nerima keberadaan lo maupun gue di sekitar hubungan. Kita bakalan kayak biasa, gak boleh ada yang berubah'. Inget?"

The Story of BERI [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang