"Mau jalan sama bebeb?"
Rion yang tengah mengenakan jaketanya menoleh ke Bella, ia menggeleng. "Tugas negara."
"Malam senin?"
"Iya."
"Kayaknya dah lama banget deh lo gak tugas negara."
"Udah pada tobat kali."
Bella tersenyum mendengar itu. Ia berdiri dari pinggir ranjang Rion dan berjalan ke hadapan lelaki itu. Bella membenarkan kaos Rion yang sedikit tersingkap dan mengancingkan jaket hitam yang di kenakan Rion. "Terus, lo kapan tobatnya? Dah kelas 12, bentar lagi pasti banyak ujian-ujian."
Netra coklat Rion mengagumi keindahan di depannya. Apalagi wangi khas Bella membuatnya ingin memeluk gadis itu dengan lama. Rambut di gerai dan hanya mengenakan kaos bergambar pikachu berwarna merah dan celana hotpants hitam membuat Bella begitu mempesona. Siapa lelaki beruntung yang akan mendapatkan sahabatnya ini?
"Hei?"
Usapan dan panggilan halus Bella membuat Rion menyelami bola mata Bella. Tolong sadarkan Rion ia sudah memiliki kekasih! Bola mata yang menatapnya penuh kelembutan itu bisa membuat Rion menjadi klepek-klepek.
"Embul ...."
Rion tersenyum gemas. "Iya, Belbel?"
"Kapan tobatnya?"
Tangan Rion mengusap pipi Bella. "Gak tau, gak pengen tobat."
Bella berdecak, ia membiarkan jari-jari Rion mengeksplorasi wajahnya. "Dah kelas 12!"
"Ya siapa yang ngomong gue kelas 10? Gue belum siap ninggalin Terrell."
Bella mengerucutkan bibirnya. "Terus kapan? Mau ujian tapi lo masih ada aja tugas negara?"
Jakun itu terlihat bergerak saat jarinya menyentuh bibir bawah Bella yang masih mengerucut. Rion menggigit bibir dalamnya, Bella begitu menggemaskan! Ia sama sekali tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Bella, yang ia ingin malam ini ia bersama gadis cantik di depannya. Menonton film atau drama bersama dsn tentunya melakukan cuddle.
Bella ikut meneguk ludahnya saat melihat jakun Rion yang terus bergerak. Kenapa suasananya menjadi begini? Ini terlalu panas! Ia bahkan merasakan pipinya mulai memanas. Apalagi jari Rion belum bergerak menjauh dari bibirnya. Cobaan malam senin kali ini begitu berat!
Rion menutup matanya sejenak. Menghela nafas panjang dan mengeluarkannya secara perlahan. Rion menempelkan telapak tangannya di bibir Bella.
"Boleh?"
Mata Bella mengerjap, apanya yang boleh? Ia tidak bisa bersuara, suaranya seakan hilang dan di tambah telapak tangan Rion yang besar menghalangi bibirnya untuk bergerak.
Melihat mata Bella yang berkedip beberapa kali tanda tidak mengerti Rion menyeringai. Rion mendekatkan wajahnya ke Bella dan berhenti saat hidungnya mulai menyentuh hidung Bella. Ia tersenyum gemas saat pipi Bella terlihat memerah. Rion menggesek-gesek hidungnya dengan hidung Bella yang membuat Bella langsung menutup matanya.
"Maafin gue ya, Bell, gue gak bisa nahan kali ini," ucap Rion dengan suara seraknya.
Rion mencium punggung tangannya sendiri dalam kurun waktu yang lama dan menutup matanya. Ia tidak peduli dengan statusnya yang sudah memiliki kekasih dan Bella hanya sahabatnya.
Rion membuka matanya, tetapi ia masih mencium punggung tangannya. Bulu mata lentik, alis tebal, dan pipi yang memerah membuat Rion benar-benar ingin memiliki Bella. Rion bersumpah demi apapun, yang menjadi suami Bella nantinya harus berhadapan dulu dengannya! Rion tidak mau tau, hal itu harus terjadi! Ia tidak mau bulu mata lentik itu harus basah karena air mata kesedihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of BERI [Selesai]
Novela JuvenilMengenal sang tetangga sedari ia kecil membuat kehidupan Arion tidak pernah lepas dari seorang Arabella. Begitu juga dengan kehidupan gadis itu, bayang-bayang Rion dari hidup Bella tidak pernah hilang. "Belbel pendek! Dulu ngejek gue pendek dari pa...