"Kenapa gak sekarang?"
Rion menoleh ke Dyba yang baru saja membuka pintu kamarnya. "Enggak, na, Belbel lagi seneng sama cowoknya, gak mungkin Yon dateng-dateng ngerusak mood dia."
"Takutnya entar makin renggang aja, sayang."
Rion menggeleng mendengar perkataan Dyba. "Semoga aja enggak, na."
"Ya udah kalau gitu menurut kamu." Dyba ganti menatap Sam. "Turun mas, ada yang mau omongin."
Sam menepuk pelan kepala Rion. "Yayah ke bawah dulu, mbul. Mandi, habis itu ke bawah, sarapan."
Rion mengangguk. "Iya, yayah."
Saat Sam dan Dyba sudah keluar kamarnya, Rion menatap Letta. "Dek ...."
"Apa abang ganteng?"
"Itu Belbel beneran pacaran gak ya?"
Letta mengelus kepala Rion yang bersandar di bahunya. "Gak tau Letta, abang tanya aja sendiri nanti."
"Abang broken heart, dek."
"Dulu aja bilangnya gak mungkin abang sakit hati kalau kak Belbel punya cowok, eh sekarang kenyataannya gini. Dari dulu perasaan di sadarin kek."
"Jangan ceramahin abang, abangnya lagi kayak gini denger omelan kamu makin atit. Sakit sekali epribadeh!"
Letta terkekeh, ia menepuk punggung Rion. "Korban tiktok."
"Gak papa, dari pada korban virtual."
Letta lagi-lagi terkekeh. "Udah ah, cepet mandi sana habis itu Letta temenin sarapan."
"Gak mood sarapan."
Letta menarik kepala Rion dari bahunya, ia tangkup wajah memelas itu. "Abang gak makan mau buna marah? Makan dikit aja kalau memang gak mood, setidaknya hargai masakan buna."
Rion mengangguk malas. Ia mengambil ponselnya di atas nakas samping kasur kemudian meletakkan kepalanya di paha Letta.
"Abang ... bangun! Kok malah tiduran lagi?"
"Bentar, siapa tau Belbel ada chat abang." Dan setelah membuka ponselnya mata Rion membulat. "Nah kan Belbel chat abang!"
"Apa?"
"Yon, jangan nangis, lo kayak babi ngepet ketangkep warga kalau nangis."
Letta menyemburkan tawanya. "Cuma itu?"
Rion mengangguk lesu. "Udah chat cuma gitu, buat tambah gak mood pula."
Letta menarik hidung Rion. "Bersyukur kak Belbel masih mau chat abang."
"Tapi liat!"
Letta menerima ponsel Rion. Dahinya mengernyit karena tidak merasakan keanehan apapun. "Apaan?"
"Belbel chat pake di singkat-singkat. Biasanya Belbel gak pernah singkat-singkatin kata. Huruf di keyword dia hilang kali ya?"
"Ih, intinya beryukur aja kek! Masih mending kak Bella sedikit peduli sama abang, kalau gitu kan otomatis abang masih punya kesempatan deket sama kak Belbel."
"Iya."
"Tapi, Letta heran deh."
Rion menatap Letta heran. "Apa?"
"Kak Bell punya pacar, abang gak punya. Abang punya pacar, kak Bell yang jomblo. Nah sekarang abang ngenes gini, kak Bell lagi sibuk pacaran sama orang. Jadi, intinya itu abang ya yang ngenes di antara kalian berdua?"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of BERI [Selesai]
Teen FictionMengenal sang tetangga sedari ia kecil membuat kehidupan Arion tidak pernah lepas dari seorang Arabella. Begitu juga dengan kehidupan gadis itu, bayang-bayang Rion dari hidup Bella tidak pernah hilang. "Belbel pendek! Dulu ngejek gue pendek dari pa...