"Belbel ...."
Bella menatap Rion dengan senyum. "Apa, ganteng?"
"Sakit."
Senyum di wajah Bella langsung luntur, ia menatap Rion panik. "Apanya?!"
"Belakang."
Bella menghela nafas panjang mendengar itu. "Wajar sayang, kamu masih dalam masa pemulihan."
"Berapa lama lagi?"
Bella mengelus punggung tangan Rion. "Sabar, kalau kamu ngikutin semua saran dokter pasti gak lama lagi sembuh kok."
Rion menghela nafas panjang, ia sudah terbaring di rumah sakit sekitar dua minggu. Tangan dan kakinya yang patah juga sudah dapat di gerakkan walaupun harus pelan-pelan. Ia juga menjalani pengobatan fraktur kompresi vertebra yang merupakan terapi konservatif (non-bedah), yang melibatkan obat nyeri, suplemen kalsium dan vitamin D.
Kecupan di pipinya membuat Rion menoleh. Ia tersenyum tipis saat melihat Bella yang menatapnya dengan wajah cemberut gadis itu. "Kenapa?"
"Kamu aku panggilin gak nyaut-nyaut. Mikirin apa sih? Gak usah banyak pikiran, nanti kamu malah lama sembuhnya. Percaya sama aku, kamu bentar lagi sembuh."
Rion mengangguk. Tangannya mengelus punggung tangan Bella dan mengecupnya. "Belbel, pengen ...."
"Pengen apa sayang?"
"Kiss."
Bella memutar bola matanya malas, Rion benar-benar mencuri kesempatan dalam kesempitan. Pemuda itu saat sakit biasa saja manjanya minta ampun, apalagi saat seperti ini, sudahlah, rasanya Bella seperti memiliki bayi.
Rion yang melihat ekspresi Bella melepaskan tangan Bella dari genggamannya. "Maaf."
Bella berdecak, ia dengan cepat mengecup bibir Rion yang terasa kering. "Dah."
Rion menggeleng. "Kalau Bella gak mau gak usah di paksa, Yon yang salah kok selalu minta kiss sama Bella padahal Bella nya gak suka."
Bella mencubit pipi Rion. "Maunya apa sih dedek emesh satu ini? Kan udah aku cup, kurang lama?"
Rion dengan perlahan menatap mata Bella yang ada di atasnya. "Bella gak papa?"
"Kalau aku gak mau udah dari dulu aku tinggalin kamu."
Bella gemas sendiri dengan ekspresi Rion, ia menangkup pipi pemuda itu dan mendaratkan bibirnya di atas bibir Rion. Rion tersenyum di sela-sela lumatan bibir Bella. Tangan kirinya memegang tengkuk Bella dan ia mulai menggerakkan bibirnya. Rasa kering di bibirnya sekarang sudah menghilang di gantikan rasa basah dari bibir gadisnya.
Bella melepas bibirnya, ia menatap Rion. "Udah ya, ada orang nanti," ucapnya dengan nafas memburu.
"One more."
Dan tanpa menunggu persetujuan Bella, Rion kembali menekan tengkuk Bella dan mengulum bibir pink candunya itu. Rion menggigit bibir bawah Bella yang membuat gadis itu melenguh di atas Rion.
Mendengar lenguhan itu bukannya membuat Rion memberhentikan gerakan bibirnya, Rion semakin melumat bibir gadis yang masih memakai jas dokternya itu. Bella menepuk dada Rion, Rion tidak bisa di remehkan kalau masalah seperti ini. Pasti setelah ini bibirnya membengkak dan memerah.
"Abang!" Suara cempreng dan suara dorongan pintu membuat Bella dengan panik langsung melepas bibirnya.
Bella mengulum bibirnya sebelum menatap pintu ruangan Rion. Ia tersenyum ke arah Letta yang menatap ia dan Rion dengan heran. "Kakak sama abang habis ngapain?"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of BERI [Selesai]
Teen FictionMengenal sang tetangga sedari ia kecil membuat kehidupan Arion tidak pernah lepas dari seorang Arabella. Begitu juga dengan kehidupan gadis itu, bayang-bayang Rion dari hidup Bella tidak pernah hilang. "Belbel pendek! Dulu ngejek gue pendek dari pa...