37

2.3K 406 157
                                        

Sam menepuk pipi Rion. "Bangun, mbul."

Rion mengerang, ia menaikkan selimutnya hingga menutup wajahnya. "Aghh, masih ngantuk, yayah!"

"Nangisin apa kamu sampe mata sesipit itu? Mau cosplay jadi oppa-oppa Korea?"

"Yayah masih pagi udah ngajak ribut."

"Lagian putusnya sama siapa, nangisinnya nangisin siapa."

"Lebih berarti Belbel dari pada dia."

"Makannya dari dulu sadar kek, gak usah nyantol ke cewek lain dulu. Sekarang malah susah kan?"

Rion dengan terpaksa bangun, ia menatap Sam dengan mengerucutkan bibirnya. "Bantuin Yon bujuk anak yayah itu lah, dia kalau sama yayah kan gak mungkin nolak."

"Mau yayah bantuin bujuk ke Bella atau ngerusak kebahagiaan Ara?"

"Ngerusak kebahagiaan? Maksudnya?"

Sam memukul kaki Rion. "Kamu kira yayah kamu goblok gitu? Pengalaman percintaan yayah itu uhh gak usah di tanya."

"Banyak?"

"Enggak lah, cuma sama buna kamu aja."

Rion melempar bantal ke Sam. "Yon kira banyak. Jadi apa?"

"Dari awal yayah tau kamu pacaran sama dia, yayah langsung cari tau dia. Emak bapak dia punya perusahaan yang lumayan punya pengaruh besar. Jadi, kamu tau lah gimana maksud yayah."

"Sampai ngelibatin keluarganya?"

"Terserah kamu. Yayah gak suka kalau ada anak orang yang buat anak yayah jadi gini. Entah itu terjadi sama kamu atau sama Letta, yayah gak suka gini."

"Kayaknya jangan deh, yah, cukup ke Ara sendiri aja."

Sam tersenyum. "Gak tega?"

"Bukan gak tega, Yon mah kalau dah gak punya hati bakalan ngikutin saran yayah itu, tapi Yon kasian sama emak bapaknya. Bangun perusahaan gak segampang itu. Kayaknya cukup buat anaknya depresi aja udah jadi goyangan untuk mereka."

"Buna kamu psikolog yang ngobatin orang depresi, eh anaknya malah mau buat anak orang depresi."

Rion tersenyum tipis. "Yon juga gak suka dia seenaknya gini. Dia ngata-ngatain Belbel. Kalau dia cuma ngata-ngatain Yon gak papa, Yon terima, tapi dia ngata-ngatain Bella. Bella gak ada salah sama dia, eh malah kayak gitu. Awalnya aja polos, baik, ujungnya sama aja, mukanya dua."

"Namanya aja cewek, mbul. Dia nempatin diri jadi cewek kamu seutuhnya, jadi dia gak suka ada yang deket sama kamu selain dia."

"Yayah belain orang yang ngambil first kiss anak yayah?"

Mata Sam mengerjap. "18 tahun kamu baru ciuman?"

"Bukan ciuman, itu pecel lele! Seenaknya aja dia ngambil kayak gitu, padahal Yon udah bayangin bakalan pertama kalo ciuman di tempat romantis sama orang yang Yon sayang."

"Emang ngambilnya di mana?"

"Belakang sekolah, deket semak-semak itu."

Sam menahan tawanya. "Ternyata anak yayah polos ya, 18 tahun baru ngelepas first kiss."

"Yayah dulu?"

"Umur 16."

"Sama buna?"

"Jelas, dia kiss pertama yayah dan bakalan jadi kiss terakhir yayah nantinya."

"Bodo amat, Yon gak denger. Harusnya kemarin Yon nyium Belbel aja biar first kiss nya gak di ambil sama dia."

"Wah, untung keceplosannya sama yayah, keceplosannya sama papa beneran udah habis di hajar kamu. Kalau kamu gak lagi gini keadaannya aja yayah beneran bakalan ngehajar kamu kok. Mau nyium anak orang tanpa ada hubungan pula."

The Story of BERI [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang