Rion menghela nafas kasar, ia tidak tau mau melakukan apa. Bella sudah mulai sibuk lagi dengan co-ass nya setelah hampir satu bulan gadis itu izin. Masalah gadis itu dengan kedua orang tuanya pun sudah membaik, Bintang dan Barsha sudah memaafkan gadis itu. Ujian kelulusan Rion juga sudah berakhir kemarin, jadi entah apa yang akan ia lakukan sekarang.
"Doggy ...."
Kucing hitam itu hanya menggeliatkan tubuhnya tanpa mau menjawab panggilan babu nya itu.
Rion memberengut, ia menarik gemas telinga doggy yang akhirnya membuat doggy bersuara. Rion tersenyum sinis. "Makannya kalau di panggil orang tua nyaut, ini diem aja, budek kali ya?"
"Meoww ...."
"Nah gitu dong ngeong."
Rion memainkan bulu-bulu lembut dan tebal milik doggy. Ia masih berpikir apa yang akan ia lakukan. Tiba-tiba kejadian dua hari yang lalu terlintas di kepalanya membuat senyum di wajah ganteng itu terbit.
Flashback on ....
Rion tersenyum, ia mengecup hidung Bella. "Aku gak pengen pacaran sama kamu."
Tatapan kekecewaan langsung terlihat di mata Bella. "K- kok?"
Rion tersenyum misterius. "Iya lah, aku pengennya langsung halalin kamu kok. Emang kamu mau di haramin terus? Aku sih gak pengen."
Senyum Bella perlahan terbentuk, ia mencubit hidung Rion. "Gak tau ah, kamu buat malu aja."
Mata Rion membulat, ia dengan cepat duduk dan menatap Bella tidak percaya. "Kamu? Serius kita dah pake aku-kamu?"
"Gak mau emangnya?" tanya Bella dengan menatap Rion bingung.
Rion memeluk tubuh Bella dengan erat. "Mau lah, gila aja kali aku gak mau!"
"Yon ...."
"Apa sayang?" bisik Rion lembut di telinga Bella.
Bella semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Rion, wajahnya terbenam di lekukan leher Rion. Rion mengecup bahu Bella, pasti ada sesuatu yang ingin gadis ini sampaikan. "Apa sayangnya Rion? Ngomong aja."
"Beneran mau sama aku?"
"Lah kenapa?" Rion ingin melepaskan pelukannya, tetapi Bella menahan tubuh itu supaya tidak melepas pelukannya.
"Aku dah ko-"
"Itu lagi yang mau kamu omongin?" Bella dengan takut mengangguk.
Rion mendongak, ia menghirup nafas dalam. "Arabella Zakheisya Agnata, berapa kali sih aku ngomong itu sama kamu. Gak usah inget kejadian itu. Anggap itu mimpi untuk kamu. Kamu gak kotor, kamu gak di apa-apain, kamu bersih, sayang."
"Tapi mereka dah sempet liat dada aku."
"Mau mereka saat itu udah sempet masukin kamu aku gak peduli. Sumpah Bell, aku gak peduli kamu masih perawan atau enggak. Memang pastinya setiap lelaki mau perempuan yang perawan, tapi bagi aku itu bukan tolak ukur dalam mencintai seseorang."
"Ta- tapi kamu sayang sama aku cuma sebagai sahabat."
Rion mengusap kasar wajahnya. Ia menempelkan keningnya di bahu Bella. "Bell ... selama ini untuk apa aku manggil kamu sayang kalau aku cuma nganggap kamu sahabat? Selama ini untuk apa aku rubah dari gue-lo ke aku-kamu kalau kita cuma sahabat? Peka, sayang, aku tau kamu orangnya susah peka, tapi jangan gini juga."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of BERI [Selesai]
Fiksi RemajaMengenal sang tetangga sedari ia kecil membuat kehidupan Arion tidak pernah lepas dari seorang Arabella. Begitu juga dengan kehidupan gadis itu, bayang-bayang Rion dari hidup Bella tidak pernah hilang. "Belbel pendek! Dulu ngejek gue pendek dari pa...