Derum motor dari arah depannya membuat Rion mendongak. Ia tersenyum sinis sambil membuang putung rokoknya.
"Waw, sepertinya anggota kelompok lo makin sedikit."
Mendengar sambutan itu membuat Rion menatap sekilas ke belakangnya. Memang benar, ia hanya membawa lima puluh orang. "Sedikit tapi berkualitas, dari pada banyak tapi malah jadi sampah."
Rion maju hingga mata coklatnya dengan tajam menatap mata hitam di depannya.
"Long time no see Gara. Kenapa kelompok lo buat ulah lagi setelah sekian lama gak ngusik Terrel?"Yang di panggil Gara tersenyum sinis. "Hidup gue terlalu damai tanpa ada kelompok lo."
"Tapi gak buat anggota gue sampai rumah sakit bangsat!" Tangan Rion mengepal sempurna di sebelah tubuhnya. "Kalau lo mau silaturahmi sama kami, kami terima, tapi jangan ngelukain anggota Terrel!"
Rion limbung saat pukulan secara tiba-tiba mengenai pipinya. "Bangsat," umpat nya sambil mengusap sudut bibirnya.
"Ketua di pukul langsung limbung, belum makan lo?"
Rion menahan Adrian yang akan maju. "Santai, kita main santai aja."
Rion sekali lagi mengusap sudut bibirnya. Rasa anyir darah sudah memasuki mulutnya. Rion maju, berdiri tegak di depan Gara. Dan dengan cepat tangannya langsung mendarat di pipi Gara.
Adrian yang melihat itu menganga, bukankah tadi kata sahabatnya itu main santai? Lah, ini bagaimana? Rion langsung main menghajar saja.
Dan setelah pukulan Rion di pipi Gara, akhirnya kedua kelompok itu mulai saling memukul.
Rion menahan tangan salah satu anggota
Ranzguef. "Gue tau lo yang ngelukain Choky, apa masalah lo bangsat?!""Sa- sakit, lepas!"
Rion semakin menekan tangan itu. "Jawab bangsat!"
"Gue gak suka dia yang deket sama doi gue. Lepas!"
Rion menahan serangan yang berasal dari belakangnya. Ia mengangkat tubuh anggota Ranzguef tadi dan memutarnya hingga mengenai anggota Ranzguef yang lain.
Setelah di rasa cukup, Rion membanting tubuh itu. "Ada gunanya juga akhirnya."
"Rion! Awas!"
Satu sayatan menembus lengannya. Tangan Rion mengepal. "Bangsat!"
Dengan cepat Rion membalik badannya dan langsung menghajar Gara. Ulah lelaki yang tengah ia pukuli ini ternyata yang membuat darah merembes di lengannya.
Rion menginjak dada Gara. "Kalau berantem jangan bawa senjata tajam. Banci!"
Rion semakin menekan dada Gara saat tangan lelaki itu memukul-mukul kakinya. "Bangsat! Banci! Lengan gue ternodai! Setan lo!"
"Le- lepas anjing!"
"Sebelum anggota lo habis gue gak bakalan ngelepas kaki gue," jawab Rion sambil menatap sekelilingnya. Sudah banyak anggota Ranzguef yang berjatuhan di sekitarnya dan dengan bangga anggota Terrell masih pada berdiri tegak, hanya mengalami sedikit lebam.
"Yon, lepasin, lo mau buat dia mati?!"
Mendengar itu Rion melepaskan kakinya dari dada Gara. Sebelum pergi Rion menendang perut Gara. "Jangan cari masalah sama Terrell. Satu terluka, semua yang akan membalas."
Rion menatap tubuh Gara yang sudah melemah. "Perlu gue bantuin bawa ke rumah sakit gak? Atau sekalian ke kuburan? Gue berniat baik, jarang-jarang gue baik."
Gara meludah di dekat sepatu Rion. "Ogah!"
"Wah di kasih hati malah gak di ambil." Rion kali ini menginjak kaki Gara. "Nah gue tambahin bonus."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of BERI [Selesai]
Novela JuvenilMengenal sang tetangga sedari ia kecil membuat kehidupan Arion tidak pernah lepas dari seorang Arabella. Begitu juga dengan kehidupan gadis itu, bayang-bayang Rion dari hidup Bella tidak pernah hilang. "Belbel pendek! Dulu ngejek gue pendek dari pa...