12

2.6K 417 82
                                        

Bella menatap sepasang remaja yang masing-masing tengah menulis di buku. Senyum tipisnya terbit, baru kali ini ia melihat Rion akrab dengan seorang gadis.

"Cewek ...."

Bella dengan reflek langsung menyikut ke belakang. Dan saat terdengar ringisan Bella membalikkan badannya. "Astaghfirullah, lo ngapa duduk di situ, Yan?"

"Bella kampret! Bantuin kek! Udah asal nyikut, malah gak bantuin."

Bella terkekeh, ia mengulurkan tangannya dan langsung di sambut oleh Adrian. Bella menepuk lengan Adrian. "Maaf, soalnya lo bisik, ya gue geli."

"Perasaan lo dah biasa deh bisik-bisik tetangga saat Rion."

"Sama dia mah beda, telinga gue udah kebal," jawab Bella sambil menyengir.

Adrian memgikuti pandangan Bella. Senyum setannya keluar. "Bel, mereka cocok gak?"

"Emang cewek itu siapa?"

"Namanya Aranisa, murid baru yang baru beberapa minggu di sekolah."

Bella menganggukkan kepalanya. "Oalah, itu yang di bilang Rion Ara. Deket ya sama Rion?"

"Ya, lumayanlah. Tapi, ya lo tau sendiri gimana tuh bocah kalau di deketin cewek. Dia selalu ngomong, 'Gak ada yang bisa ngegantiin Belbel di hati gue' gitu terus omongannya. Dan dia selalu ngebandingin Ara sama lo yang jauh perbedaannya."

Bella tersenyum, matanya tetap menatap kedua orang itu. "Tapi, gue punya feeling sama dua orang itu."

Adrian terkekeh. "Ya, gue juga ngerasa gitu sih." Adrian menatap Bella dengan mata menyipit. "Gak cemburu lo?"

Bella mengerjap, ia menunjuk dirinya sendiri. "Gue?"

"Iya lah, masa mbak Ana."

Bella menyengir. "Gak lah, Rion mah adek gue, gue dukung sama siapa aja."

"Awas loh, nanti kalian bilangnya adek-kakak eh malah gak sadar punya perasaan lebih."

Bella memukul bahu Adrian hingga lekaki itu mengaduh. "Gak lah. Takdir kita berdua pasti beda. Dia gak mungkin dapat yang lebih tua kayak gue. Biarin aja dia dapat yang lebih unyu dan muda dari pada gue."

"Tapi, lo sayang sama Rion?"

"Si kampret masih nanya, jelas sayang lah."

Adrian tertawa. Dan tawa Adrian membuat kedua orang yang sibuk dengan buku masing-masing menatap Bella dan Adrian.

Rion berdiri, ia dengan cepat berlari ke Bella dan memeluk tubuh Bella dengan erat. Rion menggoyang-goyangkan tubuh Bella yang ada di pangkuannya. "Kenapa gak teriak? Gue kangen banget sama lo, Belbel!"

Bella terkekeh, ia menepuk-nepuk punggung Rion. "Gue baru satu hari ini co-ass embul, masih ada beberapa bulan lagi. Gak enak lah gue teriak, orang lo lagi sibuk sama cewek."

Rion melepas pelukannya, ia mengerucutkan bibirnya. "Gak papa dong, lo kesayangan gue."

Ara yang mendengarkan percakapan kedua orang itu meneguk ludahnya. Apakah hubungan yang dimiliki Rion dengan gadis cantik yang masih memakai jas putih itu?

Adrian memutar bola matanya malas melihat kemesraan dua orang ini. Ia meninggalkan Rion yang masih memeluk Bella untuk duduk dengan Ara.

"Yon, lepas atuh. Gak enak sama temen cewek lo dari tadi liatin gue mulu."

Rion menarik tangan Bella duduk di dekat Ara. "Ara, ini Belbel, sahabat tersayang gue."

Bella memukul lengan Rion. "Gelay!"

The Story of BERI [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang