Bella membulatkan matanya, tubuhnya kaku saat melihat siapa yang ada di hadapannya. "K- kok ...."
Lelaki dengan hoodie hitam itu tersenyum melihat respon Bella. "Long time no see, Belbel."
Bella menggeleng, ia langsung berlari ke kamarnya meninggalkan koper yang masih di sana. Bella meremas rok selutut yang saat ini ia pakai. "Gak mungkin, gak mungkin dia."
Bella menutup kasar pintu kamarnya dan tubuhnya meluruh di balik pintu putih itu. Ia menutup wajahnya menahan isakan yang akan keluar. Lima tahun, lima tahun ia berada di negara orang hanya untuk melupakan lelaki itu, tetapi nyatanya sekarang lelaki itu dengan seenaknya berada di depan matanya. Dan apakah mamanya juga berbohong? Barsha bilang lelaki itu sedang berada di Belanda.
"Bell ...."
"Jangan ganggu gue! Gue gak mau ketemu sama lo!"
Bella menghentakkan kepalanya di pintu kamar hingga menghasilkan bunyi yang membuat Rion panik di luar sana. Pemuda yang sudah berusia 25 tahun mengetuk dengan keras pintu kamar Bella. "Bell, ngapain? Jangan macem-macam. Buka pintunya!"
Rion menatap Barsha dan Bintang yang berada di sebelahnya sambil menatap Rion dengan senyum tipis. Barsha maju, ia mengetuk pintu itu. "Sayang ... keluar yuk."
"Mama bohong! Katanya dia ada di Belanda, tapi sekarang ngapa dia ada di depan mata Bella?! Mama tau gimana anak mama dulu waktu dia tiba-tiba pindah. Kenapa mama bohongin Bella?!"
Teriakan menyakitkan membuat Rion menghela nafas panjang. "Mama, Yon pulang aja dari pada Belbel kayak gini."
Bintang memegang bahu Rion. "Bentar, kamu pulang berarti papa anggap kamu mundur."
"Sayang ... dengerin penjelasan Rion dulu. Habis dengerin dia terserah kamu mau gimana."
"Kalau dia dah jadi cowok atau suami orang, Bella gak pernah mau dengerin penjelasan dia!" Bella memukul bibirnya setelah mengatakan itu. Jujur, rasa rindu dan ingin memeluk tubuh itu melebihi ego nya untuk tidak bertemu Rion.
"Yon gak pernah punya cewek setelah lima tahun lalu, Belbel."
Bella mengusap air matanya, semoga ini bukan keputusan yang salah. 5 tahun tidak bertemu akan kalah dengan yang 20 tahun kenangan bersama. Bella memutar kunci pintunya dan menggeser tubuhnya agar tidak di belakang pintu.
Rion yang mendengar kunci itu terbuka berbinar, ia menatap Barsha dan Bintang dengan senang. Bintang tersenyum, ia mengangguk.
"Ngomong pelan-pelan, jangan langsung to the point, kalau Bella belum bisa nerima penjelasan kamu biarin, biarin dia mikir dulu. Mama sama papa ke bawah."
Rion mengangguk semangat. Rasanya saat ini ia akan berjingkrak sangking senangnya. Ia menormalkan ekspresinya sambil membuka dengan pelan pintu kamar Bella.
"Belbel, Yon masuk, ya?"
"Hmm."
Setelah mendengar pintunya di tutup Bella berkata dengan wajah yang di sembunyikan di lipatan tangan. "Lima tahun lo pergi dan gak pernah bolehin kita ketemu, tapi sekarang waktu gue udah hampir ngelupain dan ngerelain lo, lo seenaknya datang. Mau lo apa?"
Rion duduk bersila di depan Bella yang tengah menyembunyikan wajahnya itu. "Maaf."
"Gue gak butuh maaf lo, gue butuhnya penjelasan lo."
"Belbel beneran gak mau liat Yon dulu?"
Kepala itu menggeleng. "Gue nanti nangis kalau liat lo. Lo jelasin, telinga gue di buka selebar mungkin untuk dengerin penjelasan lo kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of BERI [Selesai]
Ficção AdolescenteMengenal sang tetangga sedari ia kecil membuat kehidupan Arion tidak pernah lepas dari seorang Arabella. Begitu juga dengan kehidupan gadis itu, bayang-bayang Rion dari hidup Bella tidak pernah hilang. "Belbel pendek! Dulu ngejek gue pendek dari pa...