49. Imam Hati

1.8K 150 6
                                    


Happy Reading 😇

☘☘☘☘☘

Aku memiliki perasaan cinta yang sederhana, tapi akan selalu aku usahakan dengan pembuktian yang tidak sederhana, hanya untukmu, sungguh.

☘☘☘☘☘

Zahira masih terlelap dengan mata yang terpejam. Tiba-tiba terasa ada yang menyentuh pipi Zahira, tangannya yang dingin membuat Zahira terganggu, tetapi Zahira tetap memilih untuk memejamkan matanya karena memang dia masih mengantuk, dia menarik selimut hingga menutupi sekujur tubuh, detik berikutnya ada yang bermain-main dengan rambutnya, iya, sudah sejak beberapa minggu yang lalu Zahira telah berani melepas jilbabnya ketika tidur, Zidan mengusap lembut puncak kepala Zahira berharap agar Zahira cepat terbangun. Bukannya malah terbangun, Zahira malah merasa tidurnya lebih nyenyak. Zidan sudah terbangun sejak beberapa menit yang lalu, Zidan memandangi wajah Zahira sambil tersenyum karena segala usahanya untuk bisa membuat Zahira terbangun nyatanya tidak membuahkan hasil.

"Senang, bisa melihat kamu setiap pagi, setiap bangun tidur." Kata Zidan pelan.

Mendegar perkataan Zidan, Zahira terbangun, matanya terbuka dan langsung beratatpan dengan mata Zidan disana.

"Ada apa Mas Zidan ?." Dengan setengah sadar.

"Sudah bangun ?." Tanya Zidan pelan, dengan senyum manisnya.

"Mas Zidan ." Kesepuluh jarinya menutupi wajahnya. Zahira malu.

"Kenapa ditutup gitu ?."

"Malu tahu, Mas Zidan nih kebiasaan, seneng banget ngelihat Zahira kalau lagi tidur."

Benar, tidak hanya sekali dua kali ini Zahira memergoki Zidan sedang melihatnya tertidur, pernah beberapa waktu lalu Zahira bertanya kepada Zidan kenapa dia selalu melihat wajah Zahira dan Zidan menjawab bahwa melihat wajah Zahira setelah bangun merupakan aktivitas pertama yang tidak boleh di tinggalkan, Zahira sempat marah karena baru menyadari hal itu.

"Emangnya kenapa ? Nggak boleh ? Kan lihat wajah istri sendiri, bukan wajah istri orang ?." Dengan tatapannya yang mengarah ke arah Zahira.

"Bukannya nggak boleh, tapi Zahira malu, kalau Zahira sudah mandi terus sudah make up cantik mah gapapa, nah ini Zahira sedang buluk kayak gini di lihatin." Ke sepuluh jarinya tetap setia menutupi wajahnya.

"Mau kamu pakai make up, mau kamu nggak pakai make up, sama aja." Zidan mengangkat kedua tangan Zahira, sehingga kini wajah Zahira tidak lagi tertutupi.

"Sama-sama cantiknya ya ?." Ucap Zahira dengan percaya dirinya, alis matanya naik turun centil.

"Sama-sama jelek."

"Mas Zidaaan !." Teriak Zahira.

"Kenapa sih teriak-teriak ? Faktanya emang gitu kok, kamu jelek." Menutupi telinga kanan kirinya dengan kedua tangannya.

Zahira hanya diam saja, wajahnya cemberut.

"Apalagi kalau lagi ngambek gitu jeleknya makin plus plus."

"Terserah Mas Zidan."

"Sudah, ayo ambil wudhu, kita sholat tahajjud bareng." Ajak Zidan dengan menarik tangan Zahira, membangunkan Zahira dari posisi tidurnya.

"Iya." Kata Zahira pelan sambil mengangguk.

Akhirnya Zidan menyuruh Zahira untuk mengambil air wudhu terlebih dahulu, karena takut jika ia yang mengambil air wudhu terlebih dahulu maka Zahira akan tidur lagi, jadi untuk memastikannya, Zidan mengambil air wudhu setelah Zahira.

Imam Hati ✔️ (Part Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang