08. Kembali Berpisah

1.5K 131 0
                                    

Pagi ini Zulfa akan balik ke luar kota, kembali ke tempat kerjanya. Sedikit ada perasaan tidak rela dalam hati Zahira. Tapi bagaimanapun, semua orang berhak menggapai mimpinya, termasuk Zulfa. Zahira tidak punya hak sama sekali untuk melarang ataupun mengatur hidup seseorang. Pertemuan memang akan selalu ada begitupun dengan perpisahan. Ada yang dipertemukan untuk sementara, ada pula yang dipertemukan untuk bersama selamanya.
Inilah kehidupan, semua sudah pada kadarnya masing-masing. Kita manusia hanya sebagai pemeran, sedang Tuhan adalah penulis skenario juga sutradara kehidupan.

Setelah prosesi perpisahan terlaksana dengan segala drama yang ada. Zahira bersiap untuk berangkat kuliah. Berpamitan dengan Ummi dan Abi adalah suatu hal yang menjadi kebiasaan yang tidak bisa ia lewatkan, karena kunci kesuksesan seorang anak berada pada ridho orang tua.

Hari ini Zahira melewati jalan yang berbeda dari biasanya, dia melewati jalan pintas dengan tujuan agar bisa tiba dikampus dengan cepat. Zahira tahu jikalau sebenarnya jalan pintas ini sangat beresiko, jalanannya sangat sepi jarang ada orang yang berlalu lalang. Tapi karena perpisahan dengan Zulfa tadi, mengharuskannya untuk melewati jalan tersebut jika tidak ingin terlambat. Awalnya semua berjalan dengan baik, tapi tiba-tiba sepeda motor Zahira berhenti ditengah perjalanan.

"Astagfirullahaladziim, ini bensin pake' habis segala. Mana disini ngga ada yang jualan bensin." Kata Zahira sedikit cemas.

Pikirannya mulai kacau dan panik, mengingat di tempat tersebut tidak ada orang yang berlalu lalang sama sekali, jalanan sangat sepi. Disamping kanan kiri yang terlihat hanyalah pepohonan yang berdiri dengan sangat tegaknya. Daun-daun mulai berguguran diterpa angin. Zahira mulai kebingungan, apa yang harus dia lakukan. Mendorongnya? tidak mungkin, jarak jalan ini dengan jalan raya masih sangat jauh. Minta bantuan Ummi? Gimana caranya, Ummi tidak bisa mengendarai sepeda motor.

"Ayo Zahira, mikir" Zahira berjalan mondar-mandir kekanan kekiri sambil menepuki jidatnya.
Kemudian Zahira membuka poselnya, dia mulai mencari kontak yang bisa dihubungi, yang bisa menolongnya sesegera mungkin.

"Masa' Zahira minta tolong dia? tidak mungkin. Tapi siapa lagi yang bisa Zahira mintai tolong selain dia." Zahira berkelut dengan hati dan logikanya sendiri.

Tanpa berpikir panjang, dia menghubungi kontak yang sudah ia kenal baik semenjak beberapa bulan terakhir. Sebenarnya Zahira tidak ingin merepotkan orang lain. Tapi dikondisi yang terdesak seperti ini Zahira mencoba memberanikan diri.
Selang beberapa menit setelah Zahira memberitahukan keberadaannya, datanglah orang yang ditunggu-tunggu.

"Kamu gapapa?" Tanya orang tersebut sambil menuangkan botol yang berisi bensin kedalam tangki sepeda motor Zahira.

"Alhamdulillah, Zahira tidak kenapa-napa. Terimakasih Kak Zain sudah mau membantu Zahira, maaf kalau Zahira telah merepotkan Kak Zain" Kata Zahira.

Orang yang dimintai tolong oleh Zahira adalah Ahmad Zain ketua komunitas Sahabat Masjid. Semenjak Zahira ikut komunitas tersebut, hubungannya dengan Zain bisa dibilang semakin dekat.

"Syukurlah kalau kamu tidak kenapa-kenapa. Tidak kok, tidak merepotkan. Sesama saudara muslim harus saling tolong menolong bukan?" Kata Zain sambil menutup tempat tangki bensin.

Selang beberapa menit, sepeda motor Zahira bisa hidup kembali.

"Dasar ceroboh kau Zahira" Penyesalan Zahira dalam hati.

"Kamu jam pertama jadwalnya siapa ?" Tanya Zain.

"Pak. Ahmad Kak." Jawab Zahira

"Kamu tahu kan kalau mahasiswa yang telat dalam mata kuliah beliau, tidak akan di izinkan untuk memasuki kelas." Kata Zain jujur.

"Yang benar saja Kak? Zahira baru tahu." Jawab Zahira dengan raut wajah kaget bercampur cemas.

"Sudah tidak apa-apa, kamu WA beliau saja. Bilang kalau kamu tidak bisa ikut mata kuliahnya hari ini. Punya nomornya kan?" Saran Zain.

"Punya Kak." Zahira mulai mengeluarkan ponselnya dan mencari kontak yang bernama Pak. Ahmad. Mengetik beberapa kalimat sopan untuk meminta izin atas ketidakbisaannya dalam mengikuti mata kuliah.

"Tidak perlu ditunggu balasannya. Beliau sedang mengajar. Nanti pasti dibaca." Zain mencoba menenangkan Zahira.

Suatu hal yang bukan kebiasaan tapi dilakukan pasti akan merasa aneh, ada sedikit rasa mengganjal dalam hati. Bagi Zahira ini adalah pertama kalinya dia membolos. Dia lebih memilih absensi tetap ada dengan keterangan izin daripada dia tidak di izinkan untuk mengkuti kelas karena terlambat. Menurutnya ini merupakan pilihan yang baik disaat kondisi yang sedang genting seperti ini.

"Ya sudah, mending sekarang kamu ikut saya dulu sebentar. Daripada kamu nanti kekampus tapi tidak tahu harus melakukan apa."

"Tapi, apa Kak Zain tidak ada kelas sekarang?"

"Hhmm sebenarnya ada, tapi daripada kamu sendirian." Pernyataan Zain

Kenapa Zahira senang mendapat perlakuan seperti ini dari Zain.

"Tapi Kak..."

"Terserah kamu, saya tidak memaksa." Kata Zain memotong perkataan Zahira, sepertinya dia tahu kalau Zahira akan menolak ajakannya.

"Zahira mau." Karena merasa berbalas budi dengan Zain, Zahira menyetujui ajakan tersebut.
Zain mengendari sepeda motornya dengan Zahira yang mengikuti dibelakangnya. Selang beberapa menit berlalu, tibalah mereka di tempat tujuan. Mereka memakirkan sepeda motornya di halaman. Zahira membaca papan nama yang berada tidak jauh dari tempat ia berdiri.

"Panti Asuhan Nurul Hikmah" Bacanya dalam hati.

Banyak pertanyaan di benak Zahira, tentang kenapa Zain membawanya ke tempat ini dan apa hubungannya panti ini dengan Zain.

"Ayo masuk!"Ajak Zain .

"Kenapa kita kesini Kak? Bukankah ketika seseorang pergi ke suatu tempat, pasti ada maksud dan tujuannya?" Tanya Zahira.

"Nanti akan saya ceritakan. Sekarang ayo masuk dulu." Kata Zain.

Dalam tempat tersebut terdapat banyak anak-anak dari semua kalangan, umurnya berbeda-beda. Dan ketika mereka melihat kedatangan Zain, banyak anak-anak dari mereka yang berlari menemui dan memeluk Zain. Tampak raut kebahagiaan terpancar dari wajah mereka.

"Adek-adek, perkenalkan ini namanya Kak Zahira. Katakan halo ke Kak Zahira." Zain memperkenalkan Zahira kepada anak-anak panti.

"Halo Kak Zahira..." Ucap anak-anak panti dengan serentak sambil melambaikan tangan tanda perkenalan.

"Hai adek-adek, salam kenal, Kakak temannya Kak Zain." Kata Zahira sambil menunjukkan senyuman termanisnya.

Anak-anak bergantian menyalami Zain dan juga Zahira.

"Kak Zahira cantik." Ucap salah satu anak.

"Terimakasih." Kata Zahira sambil mengusap lembut rambut anak tersebut.

"Sudah, kalian lanjutkan bermainnya. Kak Zain mau nemenin Kak Zahira keliling tempat ini dulu. Nanti setelah Kak Zain selesai nemenin Kak Zahira, kita main bareng. OK!" Janji Zain kepada anak-anak.

"Ok kak." Jawab anak panti sambil mengangkat jempolnya kearah Zahira dan Zain.

🌷🌷

Jangan lupa untuk vote dan komen ya :))

Sudahkah menyapa Rasulullah hari ini? kalau belum bolehlah kita sapa bareng-bareng. :D
"Allahumma Sholli Alaa Sayyidina Muhammad" :))

Imam Hati ✔️ (Part Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang