50. Pasangan

2.5K 151 11
                                    

Happy Reading. 🌺🍂

☘☘☘☘☘

Saya mohon, sayangilah saya di dalam hidup kamu.
Saya mohon, mengertilah saya juga.
Saya mohon, perhatikanlah saya juga. Kita sama-sama saling membahagiakan ya?

☘☘☘☘☘

Pukul 11.30 WIB, Zidan memanfaatkan waktu jam istirahat kerjanya untuk menjemput Zahira di kampus, meskipun statusnya sebagai Direktur bukan berati Zidan bisa seenaknya keluar masuk kantor, ia harus tetap disiplin dan mematuhi aturan kantor yang berlaku.

Saat akan menyeberang jalan, Zidan melihat Zahira sedang menunggunya di depan gerbang kampus, dengan ekspresi datar Zahira yang menoleh ke kanan dan kiri.

"Sudah nunggu lama ?." Tanya Zidan ketika Zahira baru masuk mobil.

"Nggak terlalu." jawab Zahira sambil memakai sabuk pengaman.

Kemudian Zidan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Mendengar adzan dzuhur berkumandang, Zidan membelokkan mobilnya menuju Masjid, mengajak Zahira untuk sholat dhuhur berjamaah terlebih dahulu.

Sholat sudah selesai sejak beberapa menit yang lalu, tapi Zidan tak kunjung melihat Zahira keluar. Karena merasa ada yang tidak beres, Zidan memberanikan diri untuk menemui Zahira di serambi Masjid perempuan. Dilihatnya Zahira sedang memijit kakinya sendiri sambil menahan sakit. Warna merah terlihat di pergelangan kaki kirinya.

"Kenapa?." Tanya Zidan khawatir.

"Tiba-tiba kaki Zahira terkilir, rasanya sakit hingga susah dibuat jalan." Jawab Zahira jujur.

Dengan gerak cepat, Zidan langsung memijit kaki Zahira pelan-pelan.

"Aw." Rengek Zahira kesakitan.

"Lain kali hati-hati." Kata Zidan sambil terus memijat kaki Zahira.

"Namanya juga kecelakaan Mas, tadi Zahira sudah hati-hati." Berusaha untuk bediri, mencoba untuk berjalan.

"Aw." Satt sedang melakukan langkah pertama Zahira terjatuh karena kakinya memang masih sakit.

"Kalau masih sakit jangan di paksakan untuk jalan. Ayo." Zidan membungkukkan badannya di depan Zahira. Tangannya mencengkeram lutut.

"Malu Mas Zidan. Masa sudah besar harus di gendong ?."

"Jangan keras kepala, ayo naik."

"Tapi Mas, yang terkilir kan cuma kaki sebelah nggak dua-duanya, jadi nggak perlu di gendong, cukup di papah aja." Saran Zahira.

"Saya nggak mau mapah, saya maunya gendong kamu. "

"Tapi mas.. "

"Naik atau saya tinggal disini ?."

Ketika Zidan sudah mengubah panggilannya menjadi 'saya', disitulah dengan otomatis Zahira akan menurut.

"Iya sudah, iya. Ini naik."

Beberapa jamaah memperhatikan mereka berdua, sambil tersenyum, beberapa orang kagum dengan tindakan Zidan, bahkan para remaja yang ikut berjamaah disana menjadi terbawa suasana, tapi ada juga yang mengatakan bahwa mereka terlalu lebay, terlalu berlebihan, dan terlalu mengumbar kemesraan di depan umum.

"Mas, Zahira malu." Zahira mengalungkan kedua tangannya ke depan dada Zidan, sebagai pegangan agar dia tidak terjatuh.

"Gapapa, namanya juga urgent, lagipula ngapain mesti malu ? Kan sudah sah juga, nggak bakal dosa, yang ada malah nambah pahala." Seketika Zahira terdiam mendengar ucapan Zidan.

Imam Hati ✔️ (Part Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang