14. Kejutan

1.1K 114 0
                                    

Aku ngasih cincin itu buat dipakek kalau nggak dipakek ya disimpan, bukan untuk di ilangin, jadi kalau cincinnya hilang ya harus ganti.

Ketika Zahira sudah mengendarai sepeda motor dan hendak menyalakannya, tiba-tiba ponselnya berdering ada panggilan masuk.

Dilihatnya nama yang tertera dilayar "Zidan". Panggilan pertama, Zahira tidak mengangkatnya, panggilan kedua, Zahira juga tidak mengangkatnya. Zahira tetap tidak mengangkat meski berkali-kali Zidan menelfonnya.

"Mungkin saja dia hanya iseng." Tebak Zahira.

Zahira berharap dengan mendiami poselnya, Zidan akan berhenti menelpon. Tapi ternyata poselnya terus berdering. Barulah ketika panggilan ke-10, Zahira mengangkatnya.

"Assalamu'alaikum" Kata Zidan diseberang sana.

"Wa'alaikumsakam, ada apa ?" Jawab Zahira dengan nada sedikit kesal.

"Boleh minta tolong, aku baru kecelakaan Zahira. Sepedaku tertabrak truk" Dengan nada bergetar, seperti menahan rasa sakit.

"Astaghfirullah, dimana sekarang? share lokasimu kirim ke WA."

Mempercepat kata-katanya. Ekspresi kaget juga kekhawatirannya tidak bisa Zahira tutupi. Menolong sesama manusia yang sedang membutuhkan pertolongan bukankah suatu hal yang baik bahkan sangat dianjurkan, seperti yang telah dijelaskan dalam hadits:
"Barang siapa yang membantu seorang Muslim (dalam) suatu kesusahan didunia, maka Allah akan menolongnya dalam kesusahan pada Hari Kiamat. Dan barang siapa yang meringankan (beban) seorang Muslim yang sedang kesulitan, maka Allah akan meringankan (bebannya) di dunia dan akhirat." [HSR Muslim].

Chat WA dari Zidan baru saja masuk, segera ia mengaktifkan GPS untuk menuju lokasi dimana Zidan sedang berada. Zahira melajukan sepeda motornya dengan kecepatan tinggi, berharap agar bisa cepat segera sampai ditujuan. Setelah beberapa menit diperjalanan tibalah Zahira di cafe. Pikirnya sedikit curiga, kenapa GPS membawanya ketempat ini.

"Mungkin di dalam, sedang diobati sama orang-orang sekitar." Batin Zahira mencoba berprasangka positif.

Zahira mulai berjalan selangkah dua langkah untuk masuk kedalam cafe tersebut, dibukanya pintu dilihatnya seluruh sudut ruang , tidak ada orang sama sekali. Zahira celingukan menoleh kekanan kekiri kedepan kebelakang untuk memastikan, ternyata benar tidak ada orang sama sekali.

"Zidan..!" Katanya sedikit teriak.

"Zidan!" Teriak lebih keras dari sebelumnya.

"Dimana kamu? Jangan bercanda, ini nggak lucu!" Berjalan mengelilingi ruangan cafe.

"Ini cafe tutup apa bagaimana?" Batinnya.

" Halo, ada orang disini?" Tetap tidak ada yang menyaut. Tidak ada orang sama sekali di cafe tersebut, bahkan pelayan maupun petugas cafe juga tidak terlihat. Zahira bingung, seharusnya Zidan ada dicafe karena dialah yang menyuruh Zahira datang kesini.

"Apa Zidan sudah dibawa kerumah sakit sama petugas cafe disini, terus mereka semua ikut ke rumah sakit buat nemenin Zidan.? Sepertinya tidak mungkin, masa' iya semuanya ikut?." Tanya jawab Zahira dengan hatinya.

Sedari tadi Zahira sudah memanggil-manggil nama Zidan tapi jawabannya tetap nihil, daripada menunggu hal yang tidak pasti seperti ini, Zahira memutuskan untuk pergi dari cafe tersebut. Gagang pintu telah dipegangnya.

"Mabruuk alfa mabruuk." Terdengar suara laki-laki dari arah belakang, suara riuh tepuk tangan dari beberapa orang juga ikut terdengar, Zahira membalikkan badannya lagi, memurungkan niatnya untuk keluar dari cafe.

"Alaika mabruuk. Mabruk alfa mabruuk, alaika mabruuk." Lanjut mereka. Tidak ada yang Zahira kenali dari kerumunan orang tersebut, kecuali Zidan.

"Zidan?" Zahira berjalan mendekat ke sumber suara.

Imam Hati ✔️ (Part Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang