EXTRA PART II

536 21 0
                                    

Seiring waktu berjalan, tak terasa Zahira dan Zidan sudah bersama selama lebih dari enam bulan, mereka jarang sekali jalan-jalan atau sekedar makan berdua di luar rumah, bahkan niatan ingin punya momongan selalu tertunda karena Zidan harus lembur ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seiring waktu berjalan, tak terasa Zahira dan Zidan sudah bersama selama lebih dari enam bulan, mereka jarang sekali jalan-jalan atau sekedar makan berdua di luar rumah, bahkan niatan ingin punya momongan selalu tertunda karena Zidan harus lembur hampir setiap hari, aktivitas Zidan sebagai pimpinan perusahaan mebel menggantikan peran Pak Ridwan (Ayah Zahira), menjadikannya seseorang yang sangat sibuk, pekerjaannya selalu menumpuk, banyak hal yang harus diurus dan di cek, bahkan ditanggal merah sekalipun ia akan mengadakan pertemuan dengan para partnernya atau hanya sekedar bertemu seniornya untuk menambah ilmu atau meminta saran atas bisnisnya, tapi khusus hari ini Zidan akan meluangkan waktu seharian bersama Zahira. Banyak hal yang ingin ia lakukan bersama Zahira . Kebetulan sekarang hari Minggu, Zahira juga libur kuliah.

"Kamu mandi dulu!" Ujar Zidan pada Zahira.

"Kenapa harus mandi sepagi ini ? Kan nggak mau kemana-mana juga?" Zahira fokus merapikan tempat tidur yang berantakan.

"Kata siapa nggak kemana-mana? Makanya aku nyuruh kamu mandi karena kita mau kemana-mana."

Zahira menoleh. "Emang kemana?"

"Mandi dulu!"

"Kasih tahu dulu."

Zidan hanya diam saja tak menanggapi, ia berinisiatif memancing Zahira dengan cara ia beranjak dari duduknya berjalan kearah kamar mandi. Saat sampai depan pintu, Zahira langsung berlari menyerobot antrian sambil berkata, "Aku dulu aku dulu, perempuan itu siap-siapnya lama."

"Apa kita mandi bareng aja?" Goda Zidan sambil menaikkan alisnya.

"Nggak, bisa-bisa aku jadi patung karena menahan malu setengah mati."

"Kan sama suami sendiri ini."

"Nggak!"

Zahira langsung menutup pintu kamar mandi dengan cepat tak lupa ia menguncinya rapat-rapat karena takut Zidan akan menerobos masuk.
Sembari menunggu Zahira mandi, Zidan memikirkan perencanaan matang agar hari ini bisa menjadi hari yang berkesan bagi mereka. Zidan tidak meminta pendapat Zahira karena pasti jawabannya akan terserah, selain karena Zidan yang nyetir, Zahira sendiri tidak up to date dengan tempat-tempat bagus yang lagi hybe saat ini. Tapi dibanding mengunjungi tempat-tempat ramai Zidan lebih memilih tempat nyaman yang tenang yang tidak terlalu banyak orang, sebab begitulah tempat kesukaan Zahira.

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan sosok Zahira yang sudah rapi dengan pakaian bersihnya.

"Buruan gih." Perintah Zahira pada Zidan.

Zahira duduk di meja rias hendak mengambil sisir namun diambil alih oleh Zidan, Zidan membantu menyisirkan rambutnya yang berantakan, hal itu membuat Zahira terkejut, padahal bila di ingat-ingat banyak hal-hal romantis lainnya yang juga sering Zidan lakukan, diantarnya : membicarakan hal yang Zahira senangi meski membosankan, melihat Zahira memakan yang dia sukai meski Zidan tak ingin memakannya, selalu disisi Zahira saat Zahira sakit atau merasa kesepian, memesankan Zahira makan siang dan mengantarkannya ke kampus walaupun melalui bantuan abang gojek, sering tidur di pangkuan Zahira, membantu pekerjaan rumah tangga seperti menjemur pakaian, mencuci piring, mengupaskan bawang, selalu memberi kabar walau Zahira tidak meminta, dan masih banyak hal lainnya.

Mereka telah berada di dalam mobil sekarang, bersiap untuk melaju.
Hal pertama yang akan mereka lakukan adalah membeli makanan.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Zidan.

"Masih pagi ini yang ringan-ringan aja, siomai, roti, salad buah, minumnya matcha."

"Oke kita cari."

"Kalau kamu mau makan apa?" Tanya Zahira.

"Samain aja."

Zahira mengangguk mengerti.
Zidan memesankan makanan dari satu tempat ke tempat lain tanpa ditemani Zahira, Zidan memang meminta agar Zahira stay di dalam mobil biar dia yang turun untuk beli, awalnya Zahira tidak enak hati tapi Zidan menjelaskan kalau yang beli dua orang nanti ngantrinya bakalan sama saja, jadi mending salah satu aja yang ngantri buat beli dua sekalian. Penjelasan Zidan membuat Zahira menurut.

Setelah semua kebutuhan terbeli, mereka tiba di tempat yang sangat tenang, nyaman dan tidak banyak orang, keindahan alam yang menakjubkan, ditemani pemandangan danau yang indah, mereka menggelar tikar dipinggir, menyiapkan makanan yang sudah dibeli, tak lupa menaruh tripod dan kamera untuk mengabadikan momen, seperti itulah mereka menghabiskan waktu.

Ditengah-tengah saat mereka menikmati makanan, Zahira membuka pembicaraan, "Mas aku mau nanya boleh ?"

"Nanya aja."

"Kenapa mas gapernah nunjukin wajahku di media sosial? Apa jangan-jangan mas malu ya karena aku kurang cantik?"

Selain suka memfoto Zahira diam-diam, Zidan juga suka memvideo diam-diam kemudian mengedit dan mempostingnya, bahkan Zahira adalah perempuan pertama yang masuk feed ig dan highligt ig milik Zidan, tapi postingan Zidan hanya sebatas tangan, punggung, setengah badan, wajah Zahira tidak pernah terpampang jelas, hal itu membuat Zahira penasaran dan sedikit kecewa.

"Sebelumnya maaf ya kalau ternyata hal kayak gitu bisa bikin kamu kecewa dan mikir yang nggak-nggak. Alasannya justru karena kamu terlalu cantik makanya aku nggak mau banyak orang yang lihat kamu terus jadi suka sama kamu, tapi kalau kamu merasa sedih nanti bakal aku posting deh wajah kamu sekali-kali, ya mungkin setahun sekali."
Zahira tertawa dan berusaha mengerti.

Kalau Zahira kesal dengan hal tersebut maka seharusnya Zidan juga kesal kenapa Zahira tidak pernah menjawab pertanyaan dari teman-teman kampusnya jika ditanya "Hal apa yang paling membuat Zahira suka sama Zidan?" Zahira tidak pernah menjawab dan hanya tersenyum. Didalam hatinya ia berkata, tanpa diketahui siapapun, Itu biar menjadi rahasiaku dan Tuhan, biar aku saja yang menikmati keindahannya, segala sesuatu yang ada pada dirinya, biar aku saja yang tahu bagaimana surga dunia tercipta saat bersamanya, biar aku saja.

Mereka menghabiskan waktunya dengan penuh kegembiraan, kartu memori kamera juga sudah cukup banyak terisi, banyak momen baik berupa foto maupun video yang mereka ambil, hingga tak terasa matahari sudah diatas kepala.
Sambil melihat hasil foto dikamera, Zahira berkata, "Nanti kita cetak sekalian ya?"

"Ok. Setelah agenda kita selesai semua, kita cetak."

"Emang agenda kita hari ini sebanyak apa?" Tanya Zahira penasaran.

"Rahasia."

Mereka melanjutkan perjalanan untuk makan siang sekaligus sholat dzuhur.

Jangan lupa vote ya ^^

Kasih emot love putih dong buat EXTRA PART selanjutnya 🤍

Imam Hati ✔️ (Part Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang