23. Obat Penenang

1.1K 103 1
                                    

Sejak bertemu dengan kamu saya harus mulai percaya diri. Kalau tidak seperti itu lantas bagaimana mungkin saya punya keberanian untuk mengkhitbah kamu

Setelah selesai sholat isya', Zahira mengambil Al-Qur'an untuk kemudian di bacanya. Surat Al Mulk terlantun dengan indah lewat bibirnya. Setelah ayat demi ayat terbaca barulah terlantun kalimat

"Shodaqallahul adzim". Zahira menutup Al Qur'an, melepas kemudian merapikan mukena yang baru saja ia pakai .

Zahira bukan lagi remaja yang punya banyak waktu untuk sekedar bersantai-santai. Status sebagai mahasiswi membuat Zahira sangat sibuk dengan tugas-tugas kuliah. Bahkan dihari malam Minggu seperti ini. Tugasnya dirasa semakin banyak saja. Zahira memacu tangan dan pikirannya untuk segera menyelesaikan tugasnya. Setelah dirasa tangan dan pikirannya sudah tak lagi sanggup untuk berpikir lebih lama, ia merebahkan tubuhnya diranjang kemudian menatap langit-langit kamar.

Dia kembali terbayang bagaimana ketika Zain datang melamarnya, hatinya kembali berdegup kencang kala mengingat sebentar lagi tinggal hitungan bulan dia akan menikah dengan laki-laki yang selama ini selalu berhasil membuatnya penasaran dengan segala sifat dan sikapnya. Semua seakan mimpi bagi Zahira.

Baru 7 hari Zahira ditinggal Zain untuk bekerja diluar kota, tapi kenapa perasaan khawatir selalu hadir dalam hatinya. Apalagi rumah kos yang ditempati Zain sangat dekat dengan rumah kos Zakia.

"Tidak boleh berprasangka yang aneh-aneh Zahira." Berusaha meyakinkan hatinya bahwa tidak akan ada apa-apa antara Zain dan Zakia, mengingat bahwa mereka hanya sekedar sahabat, tidak lebih.
Tapi tidak bisa dipungkiri, Zahira melihat perilaku Zakia kepada Zain tidak biasa, sepertinya Zakia mempunyai perasaan kepada Zain.

"Tapi Kak Zakia belum tahu tentang hubungan Kak Zain dengan Zahira. Terus bagaimana kalau pada akhirnya mereka berdua..."

Ddrrtt drrtt drrtt
Ponsel Zahira bergetar, ada pesan masuk. Membuat Zahira terfokus kepada layar ponselnya.

From: Kak Zain
Assalamu'alaikum.

Wa'alaikumsalam.

Betapa senang bukan main, seseorang yang sedari tadi ada di pikirannya kini mengiriminya pesan.

Boleh saya tebak kamu sedang apa?.

Kak Zain seperti paranormal saja.

Tidak papa, sekali-sekali. Jadi boleh apa tidak?.

Iya, silahkan.

Saya tebak, kalau sekarang kamu sedang memikirkan saya.

Tidak, Zahira sedang tidak memikirkan Kak Zain.

Sangkal Zahira.

Tidak salah maksud kamu?.

Pesan kali ini berhasil membuat jantung Zahira semakin tidak karuan. Dia tidak berani membalas pesan dari Zain lagi.

Kalau tidak dibalas berarti jawabannya iya.

Zahira kembali tidak membalas pesan tersebut. Bolehkah Zahira loncat dari tempat tidur sekarang.

Disana kamu jangan berfikir yang aneh-aneh, jangan berpikiran kalau saya disini punya yang lain selain kamu.

Kalau misal Zahira punya pemikiran seperti itu bagaimana?.

Imam Hati ✔️ (Part Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang