Kenapa kamu harus repot-repot membelikan hadiah untuk saya kalau pada akhirnya semua hadiah yang saya dapat akan saya berikan kepadamu.
Pagi ini, hari yang sangat membahagiakan bagi Zain telah tiba. Setelah proses panjang dan kerja keras yang selama ini ia jalani. Saat ini Zain sedang duduk menunggu namanya dipanggil dan tali toga berpindah tempat. Setelah itu gelar sarjana akan tersemat dibelakang namanya.
Menjadi lulusan terbaik merupakan dambaan bagi rata-rata mahasiswa. Kini Zain berjalan menuju podium untuk memberikan sedikit sepatah dua kata atas keberhasilannya lulus dengan predikat cumlaude.
Setelah prosesi wisuda selesai, Zain melakukan sesi foto bersama keluarga. Zahira yang melihat dari kejauhan merasa senang juga bangga atas pencapaian Zain. Para mahasiswi berbondong-bondong memberi hadiah kepada Zain, dari bunga melati kesukaan Zain, cokelat, foto cetak dirinya yang dihias dengan sangat bagus, bahkan boneka. Semua hadiah Zain terima dengan senyum terima kasihnya. Bagaimana dengan Zahira, hadiah apa yang dia beri kepada Zain dihari spesialnya saat ini. Kosong, iya, Zahira tidak membawa hadiah apa-apa karena itu adalah permintaan Zain. Bagi Zain, hadiah bukanlah sesuatu hal yang sangat penting, melihat hadiah yang diberikan oleh mahasiswi lain sudah membuat Zain pusing bukan main, hendak mau diapakan hadiah sebanyak itu.
Keluarga Zahira tidak datang karena memang Zain yang meminta, Zain tidak ingin merepotkan calon mertuanya. Baginya, kedatangan Zahira sudah lebih cukup dari hal apapun.
Zain berjalan menghampiri Zahira.
"Hai Zahira."
"Halo Kak Zain. Selamat ya, perjuangan Kak Zain selama ini tidak sia-sia. Gelar S.Pdi sudah ada dibelakang nama Kak Zain. Semoga ilmu yang didapat menjadi barokah dan bermanfaat." Do'a Zahira.
"Aamiin, terimakasih Zahira karena telah bersedia untuk datang." Jawab Zain.
"Seperti permintaan Kak Zain, Zahira tidak membawa hadiah apa-apa. Maaf."
"Kenapa kamu harus repot-repot membelikan hadiah untuk saya, kalau pada akhirnya semua hadiah yang saya dapat akan saya berikan kepadamu." Zain tersenyum sambil memberikan semua hadiah yang telah ia dapat kepada Zahira.
"Tapi Kak Zain, kenapa harus diberikan kepada Zahira?." Zahira keheranan.
"Ya karena memang saya ingin memberikannya kepadamu, dihari bahagia saya sekarang, saya ingin membahagiakan orang-orang disekitar saya termasuk kamu. Apa ada yang salah?."
Zahira terdiam menanggapi Zain dengan senyuman.
"Mau bantu saya?" Tanya Zain tiba-tiba.
"Bantu apa?"
"Temenin saya ke wisudanya Zakia. Mau? "
"Sekarang?"
"Iya sekarang."
"Iya mau." Alangkah lebih baik jika menjalin silaturahmi dengan siapapun, apalagi Zakia merupakan sahabat Zain. Jadi apa salahnya Zahira ikut memberi surprise untuk teman-teman Zain.
Kedua orang tua Zain telah pulang terlebih dahulu, mereka tidak ikut pergi ke acara wisuda Zakia, mereka hanya menitipkan hadiah kepada Zakia lewat Zain. Kini Zain dan Zahira sedang mengendarai taksi mengantar mereka ke tempat wisuda Zakia. Perjalanan yang ditempuh lumayan jauh, dan akhirnya mereka telah sampai setelah hampir memakan waktu 3 jam perjalanan .
Mereka berjalan memasuki ruangan dengan beriringan, mencari sosok Zakia dari banyaknya kerumunan mahasiswa yang juga sedang selesai prosesi wisuda. Dari kejauhan, dilihatnya seorang perempuan sedang melakukan sesi foto bersama teman-temannya. Setelah menyadari kedatangan sahabatnya, perempuan tersebut langsung melambaikan tangan kemudia berjalan mendekat kearah Zain dan Zahira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Hati ✔️ (Part Lengkap)
RomanceDihadapanmu aku lebih suka diam dan tidak banyak berkutik. Hanya saja dihadapan Tuhan, pada sujud terakhir di sepertiga malam, aku terus menceritakan nama yang entah hatinya untuk siapa, Berbisik hingga berisik mungkin membuat Tuhan terusik. Sebaga...