Kalau merindukan seseorang yang masih belum halal adalah sebuah bentuk kesalahan. Maka dosa saya sudah banyak, karena setiap hari saya selalu merindukan kamu.
Seakan menjadi rutinitas jika pagi-pagi Zahira sudah harus keluar menuju teras rumah untuk mengambil bunga melati yang selalu diantar oleh Pak Kurir. Tapi akhir-akhir ini, Pak Kurir tidak pernah menampakkan wujudnya. Bunga melati tersebut sudah terletak diatas meja yang berada di teras rumah Zahira sebelum Zahira bangun.
"Apa Pak Kurir sudah tidak membutuhkan tanda tangan Zahira sebagai bukti bahwa Zahira telah menerima bunga ini?" Tanya Zahira pada dirinya sendiri.
"Ya sudahlah." Berjalan kedalam rumah untuk bersiap kuliah.
Baru saja Zahira tiba ditempat parkir kampus, Izmi dan beberapa teman sekelasnya mengerubungi sepeda motor Zahira."Ada apa?" Tanya Izmi yang baru saja melepas helm dari kepalanya.
"Eh, tidak usah dilepas. Perkuliahan hari ini off, para dosen sedang sibuk menyiapkan pemberkasan buat akreditasi. Rencananya kita mau nyari tempat makan, kamu mau ikut tidak? " terang Izmi.
"Hmm ya sudah, Zahira ikut."
Akhirnya mereka mencari tempat makan yang menurut mereka nyaman. Selanjutnya mencari tempat duduk yang pas untuk 5 orang sembari membaca daftar menu. Dengan kompaknya ke-lima limanya memesan menu dan minuman yang sama.
"Ada info baru dari kelas sebelah." Salah satu dari mereka membuka pembicaraan.
"Info apa?" Tanya beberapa orang
"Shafa akan menikah minggu depan. Teman sekelasnya tidak ada yang tahu kapan mereka tunangan, tahu-tahunya langsung nyebar undagan. Ngeri nggak tuh." Perkataan dari seseorang yang biasa dipanggil Alena, mahasiswi paling update terhadap pemberitaan apapun yang sedang viral dikampus.
Seketika Izmi dan Zahira saling pandang. Seakan memberi isyarat bahwa pernikahan Zahira dan Zain jangan sampai bocor. Ada rasa was-was dalam hati Zahira.
"Ngeri kenapa?" Tanya Zahira dengan wajah netralnya.
"Kan kalau diem-diem gitu takutnya ada sesuatu hal yang disembunyikan, jangan-jangan Shafa hamil diluar nikah lagi." Kata temannya yang lain yang tidak kalah nyinyirnya dengan Alena.
Zahira mulai kesusahan menelan makanannya.
"Jangan seudzon gitu ah, nggak baik. Sudah, lanjut makan saja yuk? Nggak baik makan sambil ngobrol." Pendapat Izmi memberhentikan pembicaraan yang sudah mulai tidak terkontrol.
Diwaktu senggang selepas sholat isya', apa yang dilakukan oleh kalangan remaja pada umumnya kalau bukan bermain sosial media. Zahira memainkan layar ponselnya, membuka media sosial yakni instagram. Melihat postingan-postingan yang ada didalamnya. Kemudian ada sebuah postingan yang membuat hatinnya tersentuh.
"Dalam Al-Qur'an, surat apa yang kalian suka ? Sudahkah kalian membacanya?" Begitulah isi dari postingan yang dibaca Zahira.
"Zahira mengaku menyukai surat Ar Rahman tapi Zahira sendiri lupa untuk membacanya. Lantas itukah yang disebut suka? Bukankah kalau suka tidak akan lupa?" Kata Zahira kepada dirinya sendiri.
Lantas Zahira mengambil Al-Qur'an yang berada dimeja tidak jauh dari ranjang tempat tidurnya. Membuka surat Ar-Rahman yang dia suka kemudian membacanya. Setelah hampir beberapa menit, surat yang dibacanya telah rampung. Suara ponselnya berdering. Dilihat nama kontak yang tertera "Kak Zain".
"Assalamu'alaikum." Awalan kalimat sakral yang harus diucapkan oleh Zain.
"Wa'alaikumsalam."
"Zahira, saya ingin tanya boleh?" Nada serius Zain terdengar sangat jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Hati ✔️ (Part Lengkap)
RomansDihadapanmu aku lebih suka diam dan tidak banyak berkutik. Hanya saja dihadapan Tuhan, pada sujud terakhir di sepertiga malam, aku terus menceritakan nama yang entah hatinya untuk siapa, Berbisik hingga berisik mungkin membuat Tuhan terusik. Sebaga...