17. Lantunan Ayat

1K 111 2
                                    

Lantunan ayat itu. Seakan sedang berbicara mesra kepada Sang Pencipta.

Baru saja Zahira berjalan beberapa langkah dari tempat parkir.

"Zahira." Langkahnya terhenti ketika ada yang memanggil namanya. Zahira memutar badan 180°, memandang sosok yang berjalan semakin mendekat kearahnya.

"Izmi." Kata Zahira, ketika melihat siapa sosok dibalik pemanggilan namanya.

"Mau ke kelas kan? Barengan yuk?" Ajak Izmi.

"Aku mau ke mading umum dulu Izmi, kamu ke kelas dulu gapapa."

"Aku ikut kamu saja kalu gitu."

"Ya sudah, ayuk." Balas Zahira.
Mereka berjalan beriringan, dengan sedikit candaan yang membuat mereka semain akrab. Tiba didepan mading. Zahira menempellkan selembar kertas. Izmi membaca tulisan tersebut.

Aku ingin menjadi angin
Menangkis sang waktu
Menghapus kilometer jarak
Yang selalu melintas
Bercengkrama denganmu tanpa batas
Masih ingin menjadi angin
Yang akan mengantar pesan-pesan rindu
Menuju kepadamu..
Masih tetap ingin menjadi angin
Meski keberadaannya terkadang tak pernah dianggap
Bahkan di acuhkan dengan segala pengabaian
Seluka itu pun aku
Aku masih tetap berada disampingmu
Tak pernah jauh dari sekelilingmu
Terus menemani setiap hembusan nafasmu
-Zahira-

"Cie, lagi jatuh cinta ya?" Tanya Izmi setelah membaca puisi Zahira.

"Enggak, apa'ah sih Izmi. Puisi-puisi yang dulu kan juga seperti ini." Menepis dugaan Izmi.

"Iya juga sih, hampir sebagian besar puisi kamu tentang cinta semua, wkwk." Izmi terkekeh.

"Mau bagaimana lagi, temen-temen sukanya seperti itu. Tapi kalau di pikir-pikir, cinta itu tidak melulu tehadap lawan jenis saja, tehadap teman, sahabat, keluarga, saudara, kita juga harus saling mencintai dan mengasihi." Zahira bertitah.

"Iya deh iyaa." Jawab Izmi menggoda.

Merasa ponselnya berdering, Izmi mengambil posnsel dari sakunya.

"Assalamu'alaikum teman-teman, diberitahukan kepada kelas A1 PBSI bahwasanya hari ini perkuliahan di offkan, dikarenakan semua para dosen yang mengajar kelas kita hari ini ada rapat dadakan. Atas perhatiannya disampaikan terimakasih. Wassalamu'alaikum Wr. Wb." Membaca pengumuman di whatsApp grub kelas dengan nada yang lumayan keras dengan tujuan supaya Zahira juga turut mendengarkan.

"Ah kalau kayak gini aku tadi dirumah saja." Protes Izmi setelah membaca pengumuman dadakan barusan.

"Aku pulang saja kalau begitu. Kamu nggak ikut pulang juga Zahira?"

"Hhhmm kamu pulang saja duluan tidak apa-apa."

"Beneran? Kamu disini sendirian loh, mending pulang." Bujuk Izmi.

"Hhhmm gapapa."

"Ya sudah, kalau begitu, aku pulang ya?"

Zahira membalasnya dengan tersenyum dan menganggukkan kepala. Zahira bingung apa yang akan dia perbuat dikampus setelah pengumuman jamkos baru saja terdengar ditelinganya. Beberapa kali Zahira berfikir harus kemana dan berbuat apa, hingga pilihannya jatuh menuju Masjid. Dia mengambil air wudhu kemudian memasuki Masjid, di dalam Masjid dilihatnya tidak ada orang sama sekali. Zahira berharap dengan begini membuatnya bisa lebih kusyu' melaksanakan sholat sunnah dhuha.

Setelah selesai berdo'a, Zahira terdiam sejenak. Dia mendengar bacaan ayat suci Al Qur'an, bersumber dari tempat ibadah laki-laki. Karena ada kelambu yang membentang membuat Zahira tidak bisa melihat wajah pemilik suara itu.

Imam Hati ✔️ (Part Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang