Dipersilahkan sedih bersama di part ini :'
_________
Tidak ada didunia yang abadi kecuali Allah. Sedihmu, sengsaramu, kesusahanmu, itu semua tidak akan abadi.
Saat ini kamu boleh berada dititik terendah dalam hidupmu, tapi suatu saat nanti kamu juga akan berada di titik tertinggi bahagiamu. Jadi kamu harus sabar dan ikhlas, percayalah semua akan berlalu.Pagi ini didalam kamar asrama yang sudah hampir 2 bulan ditinggalinya, lebih tepatnya genap 8 minggu. Kedamaian dan ketenangan hati sudah mulai Zahira rasakan. Tapi hari ini, entah kenapa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, firasat aneh tidak seperti biasanya. Difikirannya terbayang wajah Umminya berkali-kali.
"Mungkin Zahira hanya kangen sama Ummi, semoga Ummi tetap baik-baik disana. Aamiin." Do'anya.
Zahira berusaha untuk tidak terus melamun, dia mengambil kemudian membaca kitab yang Ustadzah beri kepadanya. Berusaha mempelajari isi yang terkandung didalamnya. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar, membuatnya memberhentikan aktivitasnya.
Setelah pintu kamar terbuka, pengurus pondok memberitahukan bahwa ada telepon dari keluarganya, dan seperti biasa Zahira akan bilang kepada pengurus pondok agar menyampaikan kepada kedua orang tuanya bahwa kabar Zahira baik-baik saja.
"Bicaralah kepada mereka sebentar. Barangkali ada hal penting yang ingin mereka katakan." Memberikan ponsel kepada Zahira.
"Assalamu'alaikum." Ucap Zahira.
"Wa'alaikumsalam Zahira. Kamu pulanglah sekarang nak." Terdengar suara Pak Ridwan .
"Kenapa mendadak Abi?" Tanya Zahira tidak mengerti.
"Ummimu.."
"Iya, kenapa Ummi, Ummi sehat kan Bi?"
Tidak ada jawaban dari seberang sana, suaranya terisak. Tak mampu mengatakan yang sejujurnya.
"Bi, Ummi kenapa.. halo... Abi..."
"Kamu pulanglah Zahira. Abimu butuh kamu sekarang." Yang didengar Zahira bukan lagi suara Abinya.
"Kamu bersiaplah, Aku dan Zulfa akan menjemputmu." Lanjut laik-laki tadi, Zahira yang tidak mengerti apa-apa, hatinya sangat cemas. Apa yang terjadi dengan Ummi? Pertanyaan yang muncul sejak Pak Ridwan mengatakan Ummimu tanpa meceritakan apapun kepadanya.
Dalam perjalanan pulang, Zahira terus bertanya kepada Zidan dan Zulfa tentang apa yang terjadi kepada Umminya, hatinya tidak bisa menunggu lebih lama untuk mengetahui semuanya, tapi Zidan dan Zulfa tidak memberi jawaban apa-apa, Zidan hanya mengatakan agar Zahira tetap tenang.
Beberapa jam perjalanan, akhirnya mereka telah sampai didepan rumah Zahira. Bendera kuning yang berkibar di tiang rumahnya, menusuk palung hati terdalam. Bagai dihantam batuan besar.
"Apa ini?" Kakinya membeku bagai patung.
"Kamu kuat Zahira?" Tanya Zidan .
Zahira melanjutkan langkah kakinya menuju kedalam rumah, dengan langkah kaki yang masih menyisakan sedikit kekuatan.Zahira melihat sosok wanita separuh baya yang terbujur kaku tak berdaya, adakah yang lebih bisa menggambarkan perasaan hancurnya saat ini. Zahira menggenggam kedua tangan yang sudah lemah, tangan yang dulu selalu membelainya dengan penuh kasih sayang, penuh cinta dan perhatian. Tangan yang selalu melakukan pengorbanan, tangan yang selalu siap sedia mengusap air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Hati ✔️ (Part Lengkap)
RomanceDihadapanmu aku lebih suka diam dan tidak banyak berkutik. Hanya saja dihadapan Tuhan, pada sujud terakhir di sepertiga malam, aku terus menceritakan nama yang entah hatinya untuk siapa, Berbisik hingga berisik mungkin membuat Tuhan terusik. Sebaga...