40. Surat Warna-Warni untuk Zahira

1.3K 131 2
                                    

Dari semua rasa ketakutanku, aku lebih takut kalau kamu tidak bahagia memiliki aku.

Hari ini Zahira memutuskan untuk menyusul Pak. Ridwan dan Zidan ke Yogyakarta, sendiri. Setelah mendapat pengakuan dari Ummi Ziya, masalah ini harus segera di selesaikan. Tidak bisa menunggu untuk 1 bulan lagi, itu terlalu lama bagi Zahira.

Ditengah perjalanannya menuju kota Yogyakarta, bunyi hantaman terdengar sangat keras, bus yang ditumpangi Zahira terguling di jalan, mengalami kecelakaan. Hampir semua penumpang terluka parah termasuk Zahira, darah bercucuran dari kepalanya akibat terbentur besi kursih. Tubuhnya tidak bisa merasakan apa-apa lagi. Yang diucapnya hanya kalimat "astaghfirullahaladzim" dengan ucapan yang sangat lirih karena rasa sakit yan menjalar di seluruh tubuhnya membuat Zahira lemah dan akhirnya tidak sadarkan diri.

Beruntungnya semua korban dibawa kerumah sakit terdekat oleh warga sekitar.
Selama beberapa hari Zahira dirawat, selama itu pula Zidan dan Pak. Ridwan tidak datang untuk menjenguk, berkali-kali Zahira menelpon mereka, tapi ponselnya tidak bisa dihubungi.

Bagai hidup seorang diri, Zahira merasa kesepian, tidak ada yang menemani dan memperhatikan.

"Kemana sebenarnya mereka?" Pertanyaan yang selalu muncul dikala Zahira mencoba untuk menghubungi mereka.

"Sampai sekarang Zahira sudah sembuh pun, tidak ada tanda-tanda bahwa mereka akan datang."

"Mbak, itu banyak amplop di meja." Perkataan Suster membuyarkan lamunan Zahira.

"Eh iya Suster, ada apa? Maaf tadi saya tidak dengar."

"Itu Mbak, ada banyak amplop dimeja."

Menunjukkan yang dimaksud.
Beberapa amplop cantik dengan berbagai varian warna terjejer di meja samping tempat tidur. Di ambilnya amplop tersebut kemudian membuka dan membacanya satu persatu.

Mulai dari amplop ke-1 berwarna ungu muda.
Jika hari-harimu tidak bahagia, ingatlah bahwa dihadirkannya rasa cinta agar bisa saling membahagiakan.

Amplop ke-2 hijau tosca.
Dulu aku selalu ingin bilang Jangan tersenyum, karena semakin kamu tersenyum. Aku semakin tak kuasa menahan rasa kagum. Tapi kini aku ingin bilang Tersenyumlah, aku rindu dengan senyumanmu yang berhasil mencipta detak jantung tak karuanku.

Dibuka amplop ke-3 berwarna biru muda.
Aku tahu seperti malam-malam sebelumnya bahwa malam ini tidurmu sendirian lagi, awalnya aku ingin meminta tolong kepada bidadari untuk menemanimu, tapi aku kembali termenung masa' bidadari nungguin bidadari.

Zahira tersenyum geli membacanya.

Amplop ke-4 berwarna soft pink.
Dari banyaknya mata yang sudah terlewat, hanya dimatamu aku tersesat.

Entah kenapa, surat-surat ini berhasil menciptakan senyum di bibirnya.

Berlanjut ke amlpop ke-5 berwarna abu muda.
Aku tahu bahwa waktu tak akan bisa berhenti atau berbalik mundur barang sejenak, maka dengan senang atau susah aku nikmati setiap detik bersamamu. Menyimpannya dalam lubuk hati terdalam.

Amplop ke-6
Jujur, dulu aku takut tidak bisa memiliki kamu dan ketika memiliki kamu aku takut kehilangan kamu. Tapi dari semua rasa ketakutanku, aku lebih takut kalau kamu tidak bahagia memiliki aku.

Imam Hati ✔️ (Part Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang