35. Lekaslah Membaik Wahai Hati

1.1K 117 20
                                    

Aku sedang tidak berputus asa,
hanya saja aku sedang lemah dalam berdo'a

Satu minggu berlalu, kepergian Ummi masih tetap terngiang dalam kepala Zahira. Hari-hari menuju ikhlas harus terus ia usahakan. Dukungan dari orang-orang sekitar menjadi alasan Zahira untuk tetap tegar dan sabar.
Kejadian yang bertubi-tubi menimpa hampir saja membuatnya patah semangat dan menyerah dalam menjalani hidup. Satu kalimat yang tidak disangka terlontar dari bibir Zahira.

"Apa Allah sudah tidak lagi menyayangi Zahira? Apa Allah meninggalkan Zahira?"

"Apa yang kamu katakan? Jangan menghukum dirimu seperti ini. Perbanyak istighfar dan berdo'a, minta terbaik kepada Allah. Semua yang ada didunia ini semata-mata hanya ujian." Zahira terkejut, bagaimana bisa Zidan berada di kampus ini dan tiba-tiba duduk tak jauh dari tempat duduk Zahira.

"Jangan terkejut seperti itu. Aku tahu kamu berangkat kuliah, tapi setelah aku kesini ternyata kamu tidak masuk kelas mala duduk ditaman ini sendirian."

Zahira hanya diam tak menanggapi.

"Pahamilah bahasa cintanya Allah. Bukan berarti ketika Allah memberi kita ujian itu tandanya Allah tidak menyayangi kita. Justru dengan ujian itu Allah ingin melihat mana hamba yang benar-benar mencintaiNya. Jika hatimu remuk dengan kehidupan ini, kata Walid Al-Malik maka dirimu masih belum berada dalam wilayah cintaNya. Dia melihat hatimu belum bersedia untuk diremukkan lantaran cintamu padaNya belum benar-benar murni. Ikhlas Zahira. Bahwa kita hidup didunia ini semata-mata hanya untuk menggapai ridhoNya. Berhentilah berputus asa."

"Zahira sedang tidak berputus asa, hanya saja Zahira sedang lemah dalam berdo'a." Jawab Zahira.

Mata Zahira berkaca-kaca, bolehkah dia menangis untuk saat ini. Dia hampir saja melupakan apa yang selalu menjadi semangatnya, bahwa pertolongan Allah itu sangat dekat bagi orang-orang yang tidak pernah patah semangat. Bahwa setelah kesulitan akan ada kemudahan, setelah kesedihan akan ada kebahagiaan.

Banyak laki-laki mungkin akan menganggap bahwa perempuan yang mudah menangis adalah perempuan cengeng, perempuan lemah. Tapi dibalik itu apakah mereka tidak mengetahui bahwa air mata yang diberikan Allah kepada wanita adalah memang sebuah kekhususan. Ketika wanita menangis, bukan sebuah kelemahan tapi air mata itu adalah sebuah air mata kehidupan.

"Terimakasih untuk nasihatnya." Kata Zahira kepada Zidan.

"Berilah ketenangan bagi hati ini agar tidak selalu berprasangka buruk atas takdirMu." Kata hati Zahira.

"Aku punya sesuatu untukmu." Suara Zidan membuyarkan lamunan Zahira.

"Apa?"

"Taddaa..." Mengeluarkan bunga dari dalam tasnya kemudian memberikannya kepada Zahira.

"Bunga kamboja putih?" Tanya Zahira heran.

"Aku tahu selama ini Zain suka memberimu bunga melati, maka sebagai gantinya aku akan memberimu bunga kamboja putih ini."

"Maksud dari ini semua?" Tanya Zahira tidak mengerti.

"Aku ingin, hatimu perasaanmu bisa terlahir kembali, terlahir baru, dengan terkuburnya jejak-jejak masa lalu."

Zahira hanya tersenyum sembari menerima bunga tersebut. Bukankah menghargai pemberian orang lain merupakan sikap baik dan disenangi oleh Allah.

"Daripada kamu disini ngga jelas mau ngapaian, mending tak antar pulang saja bagaimana?" Ajak Zidan.

"Tidak perlu, Zahira bawa motor sendiri kok." Jawab Zahira.

"Kamu pulang naik taksi, sudah saya pesankan, motormu biar aku yang bawa. Tidak baik kalau menyetir dengan suasana hati yang tidak karuan."

Imam Hati ✔️ (Part Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang