Sinar matahari masuk melalui cela cela jendela membuat kamar Zahira dan Zidan semakin terang.
Setelah menunaikan sholat subuh berjamaah mereka memutuskan untuk membaca Qur'an bersama hingga mereka tertidur tanpa sadar. Zahira yang masih mengenakan mukenah dengan menyenderkan kepalanya di bahu Zidan, dan Zidan yang setia menguatkan bahunya untuk Zahira menjadi pemandangan yang harmonis pagi ini.
Andaikan tidak ada suara ayam berkokok mungkin mereka tidak akan bangun.
"Mas Zidan bangun, udah pagi." Zahira mengusap lembut lengan Zidan dengan penuh kehangatan.
Dengan samar-samar Zidan mulai membuka mata.
"Eh, siapa kamu? Pegang-pegang lagi !" Zidan berkata sinis, seolah tak mengenali istrinya sendiri."Mas Zidan ih jangan bercanda, ini Zahiraa." Zahira kembali memegang lengan Zidan yang sempat terlepas.
"Zahira siapa ?" Tanya Zidan lagi, tubuhnya semakin menjauh tatkala Zahira mendekat.
"Zahira Az Zahra." Dengan tatapan bingung Zahira menyebutkan nama lengkapnya.
"Zahira Az Zahra?" Zidan mengucapkan nama itu sambil berpikir dalam-dalam.
"Mas Zidan ih, nggak mungkin kan lupa ingatan dalam semalam ? Nggak mungkin." Zahira menggelengkan kepalanya penuh yakin. Ada rasa terkejut yang tidak bisa ia tutupi.
"Zahira siapa sih? Beneran deh aku nggak tahu, terus marah-marah juga kenapa ? Ini kenapa kita bisa tidur sekamar?" Mendapat pertanyaan yang bertubi-tubi dengan raut wajah Zidan yang linglung membuat Zahira menganga tanpa bisa menjawab, kebingungan dan keterkejutannya sedang menguasai pikirannya.
"Zahira siapa sih?" Zidan bertanya lagi, dan Zahira tetap diam tidak menjawab.
Mereka saling menatap, Zahira dengan kebingungannya dan Zidan dengan wajah seriusnya, hingga wajah serius Zidan berubah menjadi senyuman jahil.
"Oh iya, Zahira ya ? Istrinya Zidan kan ?" Zahira tidak menjawab, rasa kesal mulai menguasainya.
Sementara Zidan kembali melanjutkan perkataannya, "Zahira istrinya Zidan kan? Ini Zidannya." Saat kata "Zidan" terlontar, dia menunjuk dirinya sendiri.
"Mas Zidan ih nggak lucu." Zahira melipat kedua tangannya di depan dada, membuang muka, menunjukkan bentuk kekesalannya.
"Uluh uluh uluh, istrinya mas Zidan marah nih." Zidan menyenggol lengan Zahira dengan genit.
Zahira memukul lengan Zidan bertubi tubi, merealisasikan bentuk kemarahannya.
"Aduh sakit sakit." Zidan memohon. Beberapa detik setelah permohonannya, Zahira mengehentikan pukulannya.
"Ini Zahira istri orang lain bukan istri Mas Zidan, puas ?"
"Jangan dong, nanti Zidan nggak punya pasangan kalau Zahira sama yang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Hati ✔️ (Part Lengkap)
RomanceDihadapanmu aku lebih suka diam dan tidak banyak berkutik. Hanya saja dihadapan Tuhan, pada sujud terakhir di sepertiga malam, aku terus menceritakan nama yang entah hatinya untuk siapa, Berbisik hingga berisik mungkin membuat Tuhan terusik. Sebaga...