Kamu salah satu bentuk ciptaan Tuhan yang mampu membuatku percaya bahwa Tuhan Maha Indah, Maha Kasih Sayang
Di rumah yang baru saja mereka tempati sejak pagi,mereka larut dalam keheningan di sepertiga malam, Zidan dan Zahira melaksanakan sholat tahajud. Berdo'a untuk kesembuhan Pak. Ridwan. Zidan menjadi imam dan Zahira menjadi makmum. Dalam suasana yang menenangkan, diiringi dinginnya angin malam, mereka bermunajat kepada Allah.
Setelah bacaan istighfar, tahmid, ditambah do'a tahajud dan lain sebagainya, selesai dipanjatkan."Ya Allah Ya Rahman, kami berdo'a dengan menyebut namaMu." Sebagai makmum, Zahira bertugas mengamiinkan meski dalam hati.
"Ya Allah Ya Rahiim, kami berdoa'a dengan menyebut namaMu.Ya Allah Ya Fattah, Ya Allah Ya Razaq, Ya Allah Ya Sami', kami berdo'a dengan menyebut namaM. Kami berdo'a dengan menyebut seluruh nama-nama indahMu, baik yang kami ketahui maupun yang tidak kami ketahui. Berikanlah ampunan dan juga rahmatMu. Kami memohon, berikanlah kesembuhan kepada Pak. Ridwan, angkatlah penyakitnya agar beliau bisa kembali dalam kehidupan kami lagi. Berikan beliau kesabaran dan kekuatan dalam melawan penyakitnya, berikan beliau keikhlasan dalam menjalaninya, semoga dengan penyakit tersebut menjadi penyebab gugurnya dosa-dosa beliau. Hanya Engkau Maha Penyembuh dan Engkau Maha Mengabulkan. Kabulkanlah do'a kami. Allahumma sholli ala sayidina muhammad, wa'ala ali sayidina muhammad. Aamiin aamiin ya robbal alamiin." Zidan mengakiri do'anya. Sedang Zahira tak kuasa menahan rasa tangisnya sejak tadi. Air matanya berlinang dikala Zidan memanjatkan do'a - do'a, bibirnya penuh dengan kata aamiin, hatinya penuh harap semoga Tuhan mendengar dan mengabulkan.
Zidan yang hendak berdiri dari tempat duduknya terhenti ketika mengetahui bahwa Zahira sedang bersedih."Sudah, kita serahkan semua kepadaNya." Mengusap punggung Zahira pelan, berusaha menenangkan.
Ketika rapuh, seorang perempuan membutuhkan sandaran, membutuhkan perhatian, membutuhkan perlindungan, butuh dikuatkan. Dan itu yang sedang dilakukan Zahira, bersandar kedalam dada bidang Zidan untuk beberapa saat."Tenanglah, aku selalu bersamamu Zahira. Aku ada untukmu, aku ada untuk sedihmu maupun bahagiamu." Dengan tetap mengusap lembut punggung Zahira.
"Terimakasih Kak." Zahira tak lagi menyandarkan kepalanya ke dalam dada bidang Zidan.
"Sudah tugasku menjadi sebaik-baiknya laki-laki untukmu." Mengusap air mata yang jatuh di pipi Zahira.
"Terimakasih banyak."
"Biar aku ambilkan minum dulu." Zidan keluar dari kamar mengambil minum untk Zahira. Zahira memindahkan posisinya duduk di tepi kasur.
"Ini minum dulu, biar sedikit tenang." Memberikan segelas air putih kepada Zahira. Zahira meminum sesuai yang diperintahkan Zidan.
"Zahira hanya sedih dengan kondisi Abi. Zahira tidak bisa berbuat apa-apa, tidak bisa menemani Abi dalam perjuangan melawan penyakitnya." Zidan mengusap lembut punggung Zahira, Zidan sangat paham bagaimana masa-masa kesedihan yang sudah menimpa Zahira sejauh ini. Jika di izinkan, ingin rasanya Zidan menggantikan posisi Zahira daripada harus melihat Zahira (seseorang yang dicintainya) mengalami kesedihan seperti ini.
Zidan membiarkan kepala Zahira bersandar pada bahunya. Mungkin karena terlalu banyak air mata yang Zahira keluarkan menjadi penyebab Zahira mengantuk, hingga akhirnya dia tertidur.
"Zahira.." Zidan memanggil, tapi tidak ada jawaban. Saat itu, Zidan baru menyadari bahwa Zahira tertidur. Sedang waktu menunjukkan pada 03.00 WIB, dan subuh masih kurang 1 jam lagi, selama 1 jam tersebut Zidan harus berusaha diam dan tidak bergerak agar Zahira tidak terbangun dari tidurnya. Zidan takut jika Zahira terbangun, Zahira akan kembali bersedih.
"Tenangkan hatimu Zahira, aku tidak ingin melihatmu menangis, meskipun aku tahu bahwa tidak ada seorang anak yang tidak sedih mendengar kabar bahwa orang tuanya sedang sakit. Maafkan aku, karena aku tidak bisa melakukan apapun untuk mengurangi rasa sedihmu." Kata Zidan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Hati ✔️ (Part Lengkap)
RomanceDihadapanmu aku lebih suka diam dan tidak banyak berkutik. Hanya saja dihadapan Tuhan, pada sujud terakhir di sepertiga malam, aku terus menceritakan nama yang entah hatinya untuk siapa, Berbisik hingga berisik mungkin membuat Tuhan terusik. Sebaga...