19. Keseriusan Yang Baik

1K 109 4
                                    

Kita tidak bisa memaksa apalagi mengaturNya. Tapi Allah suka dengan hamba yang selalu meminta, maka berdo'alah.

Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa semua diciptakan Allah dengan berpasang-pasangan, termasuk manusia. Perihal kapan datangnya, siapa orangnya, bagaimana cara bertemunya, itu adalah rahasiaNya. Kita tidak bisa memaksa apalagi mengaturNya. Tapi Allah suka dengan hamba yang selalu meminta, maka berdo'alah.

Semoga, kamu adalah nama yang ia dekap dalam do'a yang ia impikan. Dan semoga, dia dalah nama yang kamu dekap dengan penuh pengharapan.

Setelah suara adzan isya' berkumandang, seorang perempuan yang sedang duduk terfokus pada layar ponsel dengan TV yang menyala, dia sedang bergelut dengan logika dan hatinya. Ia kembali membuka pesan dari seorang pria .

"Besok aku kerumahmu bersama Ummi dan Abiku, tunggu..." Begitulah isi pesannya.

Zahira tidak mengerti apa yang dimaksud Zidan, ada urusan serius apakah sampai harus menyangkut pautkan dengan orang tua. Dia merenung sambil mengetuk-ngetuk layar ponsel dengan ujung jari telunjuknya. Melamun, sepertinya akan menjadi kebiasan barunya.Ummi yang sedang duduk disampingnya nampak kebingungan melihat putrinya seperti itu. Tapi Ummi enggan untuk menegurnya, kalaupun ada sesuatu Ummi Zahidah yakin Zahira akan cerita tanpa diminta. Ummi melanjutkan menonton tayangan TV kesukaannya. Sementara Zahira masih tenggelam dalam pertanyaan-pertanyaan yang ia buat untuk dirinya sendiri.

Ting tung....

Suara bel rumah membuyarkan lamunan Zahira dan membuat fokus Ummi terhadap TV yang sedang ditontonnya juga memudar. Zahira yang mendengar bunyi itu berniat untuk membukanya tapi Ummi mencegahnya. Ummi Zahidah mengambil alih tugas Zahira dengan berdiri mendahuluinya.

"Biar Ummi saja." Sambil menepuk bahu Zahira seakan memberinya kode untuk duduk kembali. Zahirapun menurut.

"Apa itu Zidan?" Batin Zahira menebak.

"Siapa Bi?" Tanya Ummi kepada suaminya yang ternyata lebih dulu membukakan pintu.

"Teman Zahira katanya." Kata Pak. Ridwan kepada istrinya.
Mereka saling berjabat tangan satu sama lain, pria itu memperkenalakan dirinya dihadapan Pak. Ridwan dan Ummi Zahidah. Setelah itu Pak. Ridwan mempersilahkan mereka duduk, sedang Ummi pergi kedapur untuk membuatkan mereka minum.

"Siapa Mi?" Tanya Zahira ketika Ummi melintas dihadapannya.

"Buruan bantuin Ummi bikin minum buat tamu!" Perintah Ummi tanpa menjawab pertanyaan Zahira. Zahira mengangguk tanda mengiyakan.

Selang beberapa menit minuman telah selesai dibuat, Ummi dan Zahira membawanya menuju ruang tamu. Ketika mengetahui bahwa yang bertamu kerumahnya adalah Zain beserta orang tuanya, Zahira kaget, ekspresinya tidak bisa tergambarkan. Dia berusaha memfokuskan dirinya untuk meletakkan minuman diatas meja.

"Ternyata yang datang bukan Zidan melainkan Kak Zain, tetapi pesan yang Zahira terima dari Zidan bukan Kak Zain." Zahira bermonolog dengan hatinya sendiri.

"Silahkan diminum!" Kata Ummi kepada mereka, sontak membuat Zahira kembali dari dunia lamunannya.

"Terimaksih, maaf merepotkan." Kata Ayah Zain dengan suara khas kebapakan, usianya sudah lumayan berunur.

"Tidak, tidak merepotkan." Ummi menjawabnya sembari duduk disamping suaminya begitupun Zahira turut duduk disamping Umminya.

"Maaf Pak Bu. Kalau kedatangan kami mengganggu malam-malam."
Deg, baru kalimat pertama yang diutarakan Bapak itu sudah membuat hati Zahira berdetak lebih cepat.

"Tidak Pak, tidak apa-apa. Kami malah senang kedatangan tamu. Iya kan Mi?" Kata Pak. Ridwan sambil menoleh kepada istrinya.

"Iya Pak Bu benar." Jawab Ummi sambil menganggukkan kepalanya pelan tak lupa menghiasinya dengan senyuman.

Imam Hati ✔️ (Part Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang