Ada banyak versi orang tua dalam mendidik anaknya. Tapi hanya ada satu versi untuk menyimpulkan itu semua, sebuah bentuk "kasih sayang".
Zidan melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, waktu menunjukkan pukul 15.30 WIB. Zidan memutuskan untuk mengantar Zahira pulang.
Driver taksi terlihat menahan ketawa ketika melihat Zidan menggunakan tas milik Zahira yang disengkalotnya kearah depan.
"Masnya kelewat romantis, sampai tas mbaknya dibawain. Padahal ini didalam taksi, bukan sedang dijalan raya." Pak Driver tertawa kecil melihat tingkah kedua remaja penumpangnya.
"Bapak ini bisa aja." Jawab Zidan sambil tertawa.
Padahal niat terselubung Zidan adalah agar Zahira tidak bisa mengembalikan cincin yang ia beri, itulah kenapa Zidan harus memakai tas milik Zahira.
Setibanya dirumah, Zahira yang sedang berdiri di pekarangan rumahnya kaget ketika mendapati ada banyak anak kecil, mereka berseragam seperti dari sebuah yayasan. Zahira melangkah memasuki rumah dengan penuh keheranan, diikuti langkah Zidan dibelakangnya.
"Assalamu'alaikum" Semua menoleh kearah Zahira yang baru datang. Mencium tangan Ummi dan Abinya.
"Zulfa, Izmi. Kalian kok bisa ada disini?" Tiba diruang tamu, kejutan kembali Zahira dapatkan, kedatangan sahabat-sahabatnya.
Orang tua Zahira sengaja mengundang anak panti untuk mengadakan tasyakuran. Beberapa Ustadz dihadirkan untuk memimpin do'a. Sementara acara baru akan dimulai sekitar pukul 16.00 WIB. Zahira meminta izin kepada Ummi dan Abinya untuk menunaikan ibadah sholat ashar terlebih dahulu. Zulfa juga turut meminta izin untuk menunaikan ibadah sholat ashar bersama Zahira, sedang Izmi sedang berhalangan.
Setelah izin di dapatkan, mereka meninggalkan ruang tamu dan pergi kebelakang.
"Sebentar." Zidan menahan mereka kepergian mereka.
"Ini tasmu." Memberikan tas Zahira sebelum Zahira meninggalkan ruangan. Sedari tadi tas Zahira menempel dibadan Zidan. Entah dengan sengaja atau tidak ia melakukan hal aneh seperti itu. Bahkan dihadapan banyak orang seperti tadi.
"Iya terimakasih." Mengambil tas dari tangan Zidan. Kemudian berlalu ke dalam rumah.
"Cie sosweet banget. Gitu aja sampai dibawain tasnya." Ledek Zulfa ketika berada didalam kamar Zahira.
"Sosweet apanya? Sembarangan aja Zulfa kalau ngomong." Tidak terima dirinya diledek sahabatnya.
"Gimana nggak sosweet? Padahal udah nyampek rumah tapi tasmu tetep aja dia bawain. Apa dia tidak malu dilihatin orang tua mu juga tamu undangan tadi?"
"Mana Zahira tahu. Sudah ah."
Menarik tangan Zulfa agar segera keluar dari kamar.Mereka berjalan menuju kamar mandi. Setelah bergantian mengambil air wudhu, mereka masuk keruangan kecil khusus untuk menunaikan ibadah sholat.
Zahira menggelar sajadahnya dibarisan depan, menandakan bahwa dia menjadi makmum, Zulfa menggelar sajadah di sebelah kanan Zahira agak mundur, menandakan bahwa dia makmum. Gerakan sholat mulai dilaksanakan, dari takbiratul ihram sampai salam kemudian diakhiri do'a.
Setelah selesai menunaikan ibadah sholat, mereka kembali keruang tamu.
Semua orang duduk melingkar memenuhi ruangan menandakan acaranya akan segera dimulai. Pak Ustadz mulai memimpin dengan melafadzkan beberapa do'a diikuti oleh semua orang yang hadir. Acara berjalan dengan lancar, senyum bahagia terpancar dari semua orang.
Hidangan makanan disuguhkan sebagai jamuan, tak lupa juga sedikit pesangon diberikan kepada anak panti dengan mengharap agar mereka turut merasakan kebahagiaan meski jumlahnya tidak seberapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Hati ✔️ (Part Lengkap)
RomansaDihadapanmu aku lebih suka diam dan tidak banyak berkutik. Hanya saja dihadapan Tuhan, pada sujud terakhir di sepertiga malam, aku terus menceritakan nama yang entah hatinya untuk siapa, Berbisik hingga berisik mungkin membuat Tuhan terusik. Sebaga...