Cantik wajah itu baik, cantik akhlak itu jauh lebih baik.
Lantas dari keduanya pilihanmu jatuh kemana?Seorang gadis yang terlampau lugu, sangat penakut terhadap laki-laki, bahkan terhadap seseorang yang ia sukai. Wajah yang manis serta baby face, berkulit putih, menyebabkan banyak yang mengira bahwa dia masih seusia anak SMA. Padahal usianya menginjak remaja, sudah 18 tahun. Menjadi seorang mahasiswi di Fakultas Bahasa, prodi bahasa dan sastra Indonesia, semester II.
Namanya adalah Zahira Azzahra, nama Zahira dalam bahasa arab berarti bintang yang terang, sedang Zahra berarti cantik. Membawa harapan bagi orang tuanya agar dia bisa menjadi gadis cantik yang bersinar dengan kebaikan akhlaknya. Gadis cantik nan pintar berpuisi ini layaknya si Roman dalam film Roman Picisan. Sekali bersajak, si pendengar tak mau beranjak.
Seseorang yang introvert, yang suka berbagi kisah hanya kepada satu sahabat yang paling ia percaya. Tapi seiring berjalannya waktu, takdir mengharuskan mereka untuk berpisah, sahabatnya bekerja diluar kota sedang Zahira masih menetap dirumahnya. Dengan keterbatasan jarak dan waktu, menyebabkan Zahira lebih sering berbagi kisah kepada buku diarynya juga kepada Tuhannya.
"Kring kring, kring kring."
"Kring kring, kring kring."Jam menunjukkan pukul 05.00 WIB. Zahira terbangun untuk menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslimah. Ia berkeyakinan, bahwa apapun yang dilakukan dibumi ini asalkan tidak melanggar syariatNya, asalkan sesuai alurNya, maka hidup akan menemukan titik bahagia. Itulah sebabnya dia selalu berusaha untuk bisa tetap istiqomah dalam menjalankan syariat agamanya. Setidaknya, dengan begitu dia akan merasa bahagia, meski tanpa adanya sosok kekasih dalam hidupnya.
"Nak, kamu ke kampus hari ini ?"
Terdengar suara seseorang yang begitu familiar di telinga Zahira, suara yang begitu lembut penuh
perhatian dan kasih sayang."Iya Mi " Jawab Zahira.
Ada banyak nama sebutan untuk perempuan yang telah melahirkan dan membesarkan anaknya, entah itu Mama, Emak, Enyak, Ummi, Ibu, Bunda, dan lain sebagainya. Apapun panggilannya, maknanya tetap sama yaitu perempuan mulia. Tapi Zahira lebih suka memanggilnya dengan sebutan Ummi.
"Pulangnya jam berapa?" Tanya Ummi yang sedang menyiapkan sarapan.
"Entahlah Mi, soalnya ini nati Zahira ada...."
"Ada event puisi lagi?" Belum sempat Zahira melanjutkan perkataannya tapi Ummi sudah mengetahuinya.
"Hehehe, itu Ummi tahu." Jawab Zahira sambil cengingisan.
"Kamu itu nak, hidupmu kok ya tidak bisa jauh-jauh dari puisi." Kata Ummi sambil menggelang-gelengkan kepala.
Begitulah aktivitas Zahira. Setiap selesai kuliah ia mendapat undagan untuk tampil di event-event tertentu. Tak jarang, dia mempublish karya puisi-puisinya di mading kampus. Dengan bakat yang dimilikinya, bisa dikatakan bahwa Zahira salah satu mahasiswi yang famous di kampusnya, meskipun dia masih bisa dibilang maba karena belum genap satu tahun dia menjadi seorang mahasiswi.
"Sudah mi, Zahira berangkat dulu." Kata Zahira sambil mencium tangan Umminya, meminta berkah dan do'a.
"Ya sudah nak, hati-hati dijalan." Sambil mengusap lembut kepala anaknya yang tertutup oleh jilbab.
"Siap Bu Komandan. Assalamu'alaikum" Mengangkat tangan tanda hormat.
"Wa'alaikumsalam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Hati ✔️ (Part Lengkap)
RomantizmDihadapanmu aku lebih suka diam dan tidak banyak berkutik. Hanya saja dihadapan Tuhan, pada sujud terakhir di sepertiga malam, aku terus menceritakan nama yang entah hatinya untuk siapa, Berbisik hingga berisik mungkin membuat Tuhan terusik. Sebaga...