12. Tanda - Tanda Cinta

1.4K 118 0
                                    

Cinta itu sifatnya universal karakter yang dimiliki oleh semua orang, agama apapun dari budaya apapun.
Semua menganggap cinta itu luhur dan baik.

Semua bacaan yang disampaikan waktu fajar itu dipersaksikan. Inilah kekhususan waktu subuh dari waktu yang lain. Malaikat siang dan malaikat malam, semua berkumpul di waktu fajar, malaikat turut mengaminkan dan mengistigfarkan segala permohonan ampunan manusia.

Waktu menunjukkan pukul 04.30 WIB, menjalankan sholat subuh dengan Ummi dan Abinya adalah sebuah hal yang harus terlaksana bagi Zahira, entah itu dilakukannya dengan penuh semangat, entah juga dengan rasa malas yang mengikat.

"Cepet banget sudah hari senin lagi." Ucap gadis yang baru bangun dari tempat tidurnya.

"Zahira..." Panggil Ummi yang sudah siap dengan mukenah yang telah dikenakannya.

"Iya Mi..." Beranjak dari tempat tidur mengambil wudhu.

Banyak hujatan untuk hari Senin, terlebih bagi para pekerja terkhusus bagi para pelajar, anak sekolah, mahasiswa. Bagi anak sekolah melaksanakan upacara adalah sebuah kewajiban rutin di hari Senin. Sedangkan untuk mahasiswa harus kembali bergelut dengan tugas-tugas yang menumpuk, entah presentasi, makalah, laporan yang harus direvisi, semua tergantung jurusan yang telah dipilih.

Terkecuali bagi gadis yang berusia 18 tahun ini, baginya tidak ada hari yang menyenangkan maupun menyebalkan, semua hari biasa saja tidak ada yang istimewa. Bukankah Allah menciptakan semua hari itu sama hanya saja yang membedakan apa yang kita kerjakan di setiap harinya.

Setelah Zahira selesai sarapan, dia memutuskan untuk berangkat kuliah lebih pagi. Memacu sepedanya dengan hati-hati. Di tengah jalan dia mendapati seorang laki-laki yang sedang mendorong sepeda motor .

"Sepedanya kenapa mas?" Memperlambat laju sepeda motornya, menyamakan dengan langkah kaki si laki-laki.

"Nggak tau mbak, kayaknya kehabisan bensin." Sambil mendongak melihat si penanya.

"Zahira..." Lanjut laki-laki tersebut.

"Zidan..?" Jawab Zahira ketika mengetahui bahwa laki-laki yang dia tanyai itu adalah Zidan.

"Beneran bensinnya habis?" Tanya Zahira lagi.

"Iya bener." Kata Zidan dengan serius.

"Ya sudah, kalau begitu sepedamu biar Zahira yang nunggu, kamu beli bensin pakai sepeda Zahira saja. Bagaimana?" Tawar Zahira kepada Zidan.

"Enggak ah, disini itu jalanan sepi jauh dari jalan raya. Kalau kamu disini sendirian, aku khawatir." Tegas Zidan.

"Terus mau kamu gimana?" Tanya Zahira tanpa ada rasa ge er sedikit pun.

"Ya kita beli bensin bareng, sepedanya biar disini nanti dikunci setir. Gimana?" Zidan mengeluarkan ide.

"Zahira kamu bonceng ?"Jawab Zahra refleks.

"Ya iyalah."

"Biar Zahira saja yang beliin. Kamu disini saja." Kata Zahira sambil melajukan sepeda motornya.

Setelah menunggu beberapa menit, Zahira datang dengan membawa botol bensin ditangan kirinya. Untunglah dia bisa menyepeda dengan satu tangan. Kemudian dia memberikan botol bensin itu kepada Zidan.

Imam Hati ✔️ (Part Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang