Menuju tak terbatas dan melampuinya. Berisi beberapa cerita pendek yang tak saling menyambung antar babnya.
Warn! Boyslove | Oneshoot ; Twoshoot ; Threeshoot
Dom! Johnny Suh ; Sub! Jung Jaehyun
Cover : iniobi
Tittle Cover : iniobi
Mulai : April, 25...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seorang lelaki manis dan juga tampan tengah berkaca didepan cermin besar yang ada diruangannya, badan tinggi semampai itu sudah terlihat rapi, tubuh tingginya dibalut dengan kemeja biru langit dan celana bahan berwarna hitam. Lelaki itu berjalan melangkah perlahan dari lantai dua rumahnya menuju dapur, tempat kekuasaan keduanya setelah kamar utama miliknya dan kekasihnya. Lelaki manis itu cukup terkejut dengan beberapa pisau yang berlumuran darah kering tergeletak diruang tamunya, sudah dipastikan dirinya tau siapa pelaku dan pemilik benda-benda berdosa ini.
Diambilnya sarung tangan medis yang selalu ada dirumahnya, dibawanya semua alat berdosa itu pada sebuah ruangan khusus dan mencucinya disana dan disimpan dengan baik, selalu seperti ini setiap hari siapa yang berbuat siapa yang membereskan. Setelah dirasa beres, dibuangnya sarung tangan medisnya dan berjalan kembali ketempat tujuannya yang sempat tertunda karena hal berdosa itu.
Dengan cekatan dibuatnya satu teko air panas dan beberapa lembar roti yang dimasukkannya ke mesin pemanggang, tak lupa dirinya memotong-motong beberapa lembar ham dan menggoreng beberapa telur, sebagai menu sarapan untuknya dan sang kekasih, bahkan dua cangkir dengan isian kopi bubuk sudah berada diatas meja makannya.
Ting!
Dentingan dari mesin pemanggang roti berhasil membuatnya sedikit terkejut dan dengan segera mengambil roti yang sudah dipanggang, diganti dengan roti baru yang harus dipanggang oleh mesin itu. Setelah memasukkan kembali roti baru, lelaki manis itu kembali sibuk dengan telur dan hamnya yang tadi sempat ditinggalkannya sebentar, hingga tidak menyadari kedatangan seseorang yang sudah sejak tadi memperhatikannya.
Ting!
"Pagi Jaehyunku sayang." ucap sebuah suara yang terdengar bersamaan dengan dentingan mesin pemanggang roti dengan lengan kokoh yang melingkar indah dipinggang Jaehyun, lelaki manis sang pemilik nama. Jaehyun berjenggit kaget dan berbalik menatap sang pemanggil dengan senyum yang merekah menawan, hingga cacat dipipinya nampak.
"Pagi Johnnyku sayang, bagaimana tidurmu? Nyenyak?" ucap dan tanya Jaehyun pada lelaki yang memeluknya barusan, Johnny, dengan lembut dan tenang. Johnny menggeleng dan mencuri sekilas kecup pada kening Jaehyun, membuat korbannya menaikkan satu alisnya sambil beralih mengambil roti yang sudah selesai dipanggang.
"Kenapa? Sesuatu menganggu pikiranmu? Atau ada sesuatu yang belum beres?" tanya Jaehyun lembut sambil tangannya dengan cekatan menyusun sarapannya dan Johnny lalu meletakkannya diatas piring.
"Entah, hanya kenangan masa lalu yang secara kurang ajar lewat di otakku." ucap Johnny sambil melepaskan pelukannya pada pinggang Jaehyun dan duduk dimeja makan, menunggu Jaehyun meletakkan sarapan mereka dimeja. Jaehyun meletakkan dua piring berisi roti isi buatannya dan menuangkan air panas pada cangkir kopinya dan Johnny baru mendudukkan dirinya didepan Johnny.
"Tentang? Mendiang Ayahmu? Mendiang Ibumu? Mendiang kakek dan nenekmu? Atau--"
"Kakakku, Chanyeol. Mendadak terlintas saat dulu dirinya dengan brutal membunuh bibi dan pamanku didepan mataku." ucap Johnny santai sambil menyesap kopi hitamnya, seakan-akan dirinya tidak sedang mengutarakan sesuatu yang keji. Jaehyun mengehela nafasnya, Johnnynya masih sama seperti saat pertama mereka bertemu.