"DADDY!!" teriak seorang anak remaja berusia 20 tahun lantang, sambil membuka kasar pintu kantor seseorang yang dipanggilnya. Yang memiliki panggilan itu hanya menatap santai yang memanggil, terlalu malas untuk memberitahu bahwa kelakuannya itu mengesalkan.
"Inget umur dek! Malu-maluin lu!" ucap seorang remaja lain yang lebih tua dibelakangnya, masuk secara santai layaknya remaja seusianya.
"Haechan, udah berapa kali daddy bilang? Masuk kekantor daddy itu yang sopan. Contoh kak Mark." ucap seseorang yang dipanggil daddy tadi. Remaja 20 tahun itu, Haechan, mencebikkan bibirnya, mendudukkan dirinya disofa ruang kerja ayahnya dan mensedekapkan erat tangannya. Sedangkan sang kakak hanya tertawa pelan dan mendudukkan dirinya didekat sang adik.
"Biarin aja John, untungnya cuma gue sama Kun yang disini. Orang-orang yang kelewat santai sama kedua anak lu." ucap salah seorang yang lebih tua dari kedua lainnya.
"Iya bang Johnny, biarin aja. Haechan ini." timpal salah satunya yang terlihat lebih muda dari dua lainnya. Haechan tersenyum senang dan mendekat kearah dua lelaki dewasa itu, memeluk bergantian keduanya.
"Lihat daddy? Pakde Taeil sama uncle Kun ngga marah." ucap Haechan lucu mengundang dengusan sebal keluar dari mulut Johnny.
"Terserah. Tumben pulang kuliahnya bisa barengan?" tanya Johnny sambil bergantian melihat kedua anaknya.
"Mark cuma ngumpulin tugas aja, dad." jawab si sulung sambil merebahkan dirinya di sofa panjang ruangan ayahnya.
"Kalo Haechan emang udah selesai kelas, dad." sahut si bungsu sambil mendudukkan dirinya diantara kedua rekan ayahnya, Taeil dan Kun.
"Terus kenapa kesini?" lagi tanya Johnny pensaran. Haechan tersenyum cerah dan menopang wajahnya, menatap memohon pada ayahnya.
"Besok, jurusan Haechan sama kak Mark ada pameran. Nah, karena pameran Haechan sama kak Mark dipajang lagi, jadi kita berdua dapet tiket undangan buat orang tua." jelas Haechan sambil masih menyunggingkan senyumnya. Mark yang mendengar penuturan adiknya langsung bangkit dan mendekat pada meja ayahnya, ikut menyunggingkan senyumnya.
"Mark mohon sama daddy buat dateng. Please daddy." ucap Mark sambil menunjukkan wajah memohonnya.
"Daddy please, udah 4 kali Haechan sama kak Mark pameran daddy ngga pernah dateng. Ini karya ke-5 Haechan sama kak Mark masa daddy ngga mau dateng lagi?" ucap Haechan sendu, yang mengundang rasa iba Taeil dan juga Kun. Johnny memijit pelipisnya pelan, dirinya bingung dan juga pusing. Dirinya seorang pemilik dan pemimpin perusahaan, sudah dipastikkan pekerjaannya juga cukup banyak dan Johnny adalah seorang workaholic, itulah mengapa Haechan dan Mark harus memohon.
"John, dateng aja gih sana. Gue sama Kun nanti yang handle semua urusan lu." ucap Taeil sedikit memberikan angin segar pada kedua anak rekan kerjanya, buktinya senyum manis dan tampan tercetak diwajah keduanya.
"Iya bang, masak bang Johnny ngga tau karya anak sendiri. Tenang aja, selama ada gue sama bang Taeil aman pasti." tambah Kun yang makin meniupkan angin segar pada kedua anak rekan kerjanya, membuat kedua mata remaja 20 tahun dan 21 tahun itu berbinar lucu. Johnny diam, menatap kedua anaknya dan tersenyum tampan setelahnya.
"Daddy dateng. Tapi kalian harus terima konsekuensi kalo bakal banyak yang nanyain kalian siapa ibu kalian. Kalian tah--"
"Daddy santai, satu kampus udah tau kalo kita berdua itu beda ibu dan kedua ibu kita itu cuma sahabat deket daddy yang jadi korban perkosaan." potong Haechan cepat dengan santai, seperti bukan menceritakan dirinya.
"Tenang daddy, semua udah tau jadi daddy ngga usah panik. Malah kalo daddy dateng, semuanya bakal percaya kalo kita itu dirawat sama orang yang hebat." tambah Mark sambil mengacungkan jempolnya. Johnny diam dan tersenyum, begitu pula Taeil dan Kun yang juga mengetahui kisahnya.
"John, anak lu udah pada dewasa, wajar kalo mereka udah paham." sahut Taeil sambil mengusak asal rambut bungsu rekan kerjanya.
"Iya bang John, pola asuh bang John baik makanya mereka jadi anak yang hebat sekarang." tambah Kun sambil melakukan tos pada sulung rekan kerjanya. Johnny terdiam dan tersenyum tampan, mengusak surai kedua kesayangannya.
"Daddy datang, tapi sendiri. Is that okay?" tanya Johnny pada kedua anak remajanya. Haechan dan Mark saling berpandangan dan tertawa setelahnya.
"Ngga papa daddy, malah daddy harus cari jodoh dipameran kita." ucap Haechan dengan menatap Johnny jail.
"Daddy ngga bosen apa tidur sendiri? Kita juga mau ayah." tambah Mark yang sukses membuat kedua mata Johnny membulat sempurna, terkejut dengan penuturan anaknya, bahkan Taeil dan Kun.
"K-kalian tau dar--"
"Intinya kita mau ayah! Ngga mungkin kita panggil mommy kan? Jadi kita mau ayah! Daddy harus punya pacar!" potong Haechan cepat dengan nada memerintah yang mutlak, ditambah dengan anggukan semangat oleh Mark.
"Dikampus Mark sama Haechan banyak dosen manis kok dad. Jadi, daddy dandan secakep-cakepnya." tambah Mark sambil menaik turunkan alisnya, menggoda Johnny itu kesukaannya. Taeil dan Kun hanya tertawa dan mengacungkan jempolnya, setuju dengan pernyataan bungsu dan sulung rekan kerjanya. Johnny menghela nafasnya, menyandarkan dirinya pada kursi kerjanya dan memijit pelipisnya, sepertinya memang sudah waktunya dirinya memiliki kekasih di usianya yang sudah menginjak 43 tahun.
"Okay, dad will accept this challenge. Daddy cari pacar." ucap Johnny final yang membuat Mark dan Haechan begitu bahagia, diikuti tawa renyah Taeil dan Kun yang memberikan tepuk tangan heboh untuk atasannya yang terkenal susah jatuh cinta ini.
TBC.
an : mari tebak-tebakan Jaehyun siapanya Markhyuck~~~~ muehehehe 😁
mau bikin angst nih rasanya 😏
btw Nation udah mau kelar lho eheheh 😁
-- September, 26 - 2020
Hope you like it!
KAMU SEDANG MEMBACA
Nation. | Johnjae✔️
FanfictionMenuju tak terbatas dan melampuinya. Berisi beberapa cerita pendek yang tak saling menyambung antar babnya. Warn! Boyslove | Oneshoot ; Twoshoot ; Threeshoot Dom! Johnny Suh ; Sub! Jung Jaehyun Cover : iniobi Tittle Cover : iniobi Mulai : April, 25...