N : 51 🔞

10.1K 355 28
                                    

Warn : 🔞Frontal typing ; Harsh Word--------------------BRAK!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warn : 🔞
Frontal typing ; Harsh Word
--------------------
BRAK!

Johnny menggebrak mejanya membuat beberapa anak buahnya berjenggit kaget. Rahang tegasnya menunjukkan bahwa dirinya sedang dalam keadaan marah. Netranya menunjukkan kilatan amarah yang luar biasa.

"Kalian semua, menembak seratus orang saja tidak becus?! Seratus orang itu sedikit!" ucapnya marah, membenarkan jasnya dan sambil kembali mendudukkan dirinya dikursi kebanggaannya.

"Para bajingan itu masih berkeliaran diluar sana sambil menertawakan klan ku karena kebaikan hati kalian semua!" ucap Johnny kesal sambil mengeluarkan pistol revolver kesayangannya, Smith & Wesson 500 Magnum. Para anak buahnya meneguk ludah kasar, sedikit takut jika sebentar lagi nyawa mereka melayang ditangan bos mereka.

"John, berikan mereka sedikit waktu lagi. Tadi terlalu ramai untuk klan mafia kita bergerak. Kau tahu bukan jika kita selalu diam-diam." ucap Yuta sedikit memberikan angin segar pada anak buah Johnny yang sedang berharap-harap cemas.

"Aku berikan kalian waktu sampai senja. Jika aku tidak mendengar kabar seratus orang itu mati ditangan kalian, maka kalian semua yang harus mati ditanganku." ucap Johnny tegas sambil menodongkan moncong pistolnya pada dahi sala seorang anak buahnya. Jika pemantik itu tertarik maka sudah dipastikan nyawa anak buahnya ini melayang.

"Dan kau Lucas! Kau awasi para cecunguk bangsat ini. Jika salah satu dari mereka gagal menembak seratus orang itu, langsung tembak saja mereka tanpa ampun." ucap Johnny sambil menatap tajam Lucas, sedangakan yang ditatap menyeringai tampan.

"Kebetulan aku sedang ingin mencoba Desert Eagle ku hyung. Jadi, dengan senang hati perintahmu aku laksanakan." ucap Lucas sambil memutar-mutar pistolnya dihadapan para anak buah Johnny.

"Dan kau Yuta, temanin Lucas. Aku tahu jika ada salah satu orang yang ingin sekali kau bunuh diantara seratus orang yang ada di klan mafia itu. Jadi, jika anak buahku tak mampu, kau yang harus selesaikan urusanmu dengan bajingan itu." ucap Johnny sambil menepuk bahu Yuta dan kembali duduk dikursi kebesarannya. Yuta menyeringai dan membungkuk sopan pada Johnny.

"Kau memang teman yang mengerti aku, John. Akan kupakai bajingan itu sebagai sasaran Glock 20 ku yang berharga. Jika begitu kami pamit, dan berdoalah kau mendapat kabar bahagia dari kami." ucap Yuta seraya menggiring lima puluh anak buah Johnny dan Lucas yang mengikutinya dari belakang. Johnny meletakkan pistol kebanggaannya pada laci mejanya, memijit pelan pelipisnya.

Klan mafia Johnny memang terkenal sebagai klan yang paling ganas, brutal dan tak kenal ampun dalam membalaskan setiap dendamnya. Namun, klan mafia Johnny juga terkenal karena kekayaannya yang tidak akan pernah habis sampai kapanpun.

Johnny membuka berkas yang ada di depannya, dendamnya mendarah daging dengan klan mafia milik Taeyong, temannya dan Yuta semasa SMA. Karena dulu istrinya dan istri Yuta sempat ditawan oleh temannya itu. Maka dari itu Johnny mengutus Yuta untuk membalaskan dendamnya sekaligus. Saat Johnny sedang sibuk dengan berkas didepannya, dirinya tak menyadari jika ada seseorang yang masuk keruangannya.

Nation. | Johnjae✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang