Menuju tak terbatas dan melampuinya. Berisi beberapa cerita pendek yang tak saling menyambung antar babnya.
Warn! Boyslove | Oneshoot ; Twoshoot ; Threeshoot
Dom! Johnny Suh ; Sub! Jung Jaehyun
Cover : iniobi
Tittle Cover : iniobi
Mulai : April, 25...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Warn : Harsh Word -------------------- Johnny sedang berkutat dengan cetak biru, kalkulator dan kertas yang berceceran dimejanya, berisikan semua hitungan skala. Johnny mengacak surainya frustasi, dirinya ini bukan lulusan teknik maupun arsitektur, tapi kliennya ingin produk mereka memiliki ukuran yang sama persis seperti keadaan aslinya.
Akhirnya, dengan semampu dan seingatnya Johnny menghitung seluruh produk kliennya, mengubah ukurannya menjadi skala yang diinginkan kliennya. Lagi-lagi Johnny mengacak surainya frustasi, kembali mengulang dan menghitung hitungannya, karena beda satu milimeter saja dipastikan Johnny akan kembali mengubah katalog produk kliennya untuk yang kesepuluh kalinya.
“Arghh!! Kenapa yang ini bisa lolos satu setengah mili sih!” monolognya frustasi sambil masih terus menekan tombol kalkulator kasar. Johnny menyerah, menyandarkan tubuhnya pada kursi kerjanya, menatap langit-langit ruang kerjanya.
“Istirahatlah dulu John. Ini udah jam makan siang. Keluarlah, beli kopi dan hirup udara segar.” ucap Yuta rekan satu timnya. Johnny melirik Yuta dari ekor matanya, menghembuskan nafas beratnya dan berdiri dari mejanya.
“Kau mau ikut? Tenang aku yang traktir.” ucap Johnny sebelum berlalu keluar dari ruang divisinya. Dengan mata yang berbinar lucu Yuta menganggukkan kepalanya.
“Apapun jika kau traktir aku jalan.” ucapnya sambil menyunggingkan senyumnya yang lucu. Johnny tekekeh pelan dan tangannya tanpa sengaja terulur mengusak surai pirang Yuta, membuat korbannya bersemu merah samar.
Kedua sahabat itu berjalan beriringan keluar dari kantor mereka menuju kedai kopi langganan mereka, milik kekasih Yuta. Sepanjang jalan, Johnny menjadi pendengar yang cukup baik atas semua cerita Yuta dengan kekasihnya.
Kling.
Lonceng pada pintu café itu berbunyi, membuat sang pemilik sekaligus kekasih Yuta menoleh, mendapati kekasih manisnya dan teman tingginya mendekat kearahnya.
“Selamat siang Hansol hyung.” Ucap Johnny sopan dan langsung mendudukkan dirinya dimeja bar, berhadapan langsung dengan Hansol, kekasih Yuta.
“Siang John. Americano seperti biasa atau tidak?” tanya Hansol sambil memberikan satu cup reguler vanilla latte pada Yuta.
“Kali ini berikan aku delapan atau sembilan shoot espresso, bisa hyung?” tanya Johnny yang sukses membuat Yuta dan Hansol terkejut dan saling melempar tatap.
“Kau mau lembur?” tanya Hansol kemudian, tapi tangannya tetap cekatan meracik pesanan Johnny yang tidak biasa ini.
“Dia sedang stress hyungie, karena kliennya kali ini minta yang aneh-aneh.” jawab Yuta sambil memutar matanya malas, mengundang kekehan pelan keluar dari dua lelaki tampan disana.
"Tapi kali ini biarkan aku membayar pesananku dan kekasihmu. Aku janji mentraktirnya." ucap Johnny sambil memberikan kartunya pada Hansol, membuat Hansol berdecak malas.