Menuju tak terbatas dan melampuinya. Berisi beberapa cerita pendek yang tak saling menyambung antar babnya.
Warn! Boyslove | Oneshoot ; Twoshoot ; Threeshoot
Dom! Johnny Suh ; Sub! Jung Jaehyun
Cover : iniobi
Tittle Cover : iniobi
Mulai : April, 25...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Pa, ma, Johnny itu udah dewasa oke? Ngga perlu lah dijodoh-jodohin. Emang Johnny itu Mark yang harus dijodohin? Nggalah pa, ma." jawab Johnny sambil merubah posisi duduknya jadi tegak, menatap lurus pada kedua orang tuanya.
"Ngga usah bawa-bawa gue, kalo hyung masih jomblo! Gue ingetin, Jeno itu pacar gue kalo hyung lupa!" sarkas Mark sambil menatap nyalang Johnny, tidak terima jika dia yang harus dijodohkan.
"Tuh? Kamu sama adik sendiri aja kalah, John. Bawa temen deket kerumah aja kamu ngga pernah." sahut sang ayah, mengindahkan pernyataan si bungsu. Johnny mengela nafasnya kasar, mengusap wajahnya gusar,
"Pa, memangnya kalo Johnny deket sama seseorang harus Johnny kasih liat kayak Mark gitu? Johnny lebih suka diam-diam dulu, terus kalo Johnny serius baru Johnny bawa ke depan papa sama mama." jawab Johnny santai, berusaha menarik ulur perasaan orang tuanya agar tidak menjodohkannya.
"Jadi lu bilang gue main-main sama Jeno gitu hyung?" tanya Mark kesal, Johnny hanya mendecak kesal terhadap pertanyaan sang adik.
"Bukan gitu, tapi cara pacaran kita beda Mark. Intinya prinsip kita menjalin hubungan tu beda." jawab Johnny seadanya malas menanggapi sang adik.
"Jadi? Kamu ada deket sama seseorang?" tanya sang ibu melerai pertengkaran sengit kedua anaknya,
"Ada ma. Tapi rahasia." jawab Johnny asal tapi sebenarnya otaknya sedang berfikir nama siapa yang harus disebutnya jika nanti orang tuanya bertanya lagi.
"Kenapa rahasia?" tanya sang ibu mengintrogasi, penasaran siapa yang berhasil meluluhkan hati anaknya.
"Ya kan Johnny dah bilang, kalo udah serius Johnny bawa kenalin ke papa sama mama." jawab Johnny santai, membuat kedua orang tuanya saling melempar tatap.
"John, kamu itu udah 30 tahun. Kurang siap dan kurang serius apa kamu sama dia hm?" tanya sang ayah, lelah dengan jawaban berkelit sang anak. Johnny diam tak mampu menjawab, karena memang Johnny tidak memiliki teman dekat.
"Pokoknya mama ngga mau tau. Hari ini juga kamu harus bawa kenalan kamu. Kakek bakal kesini malem ini, kalo memang kamu ngga mau dijodohin kamu harus bawa kenalan kamu itu. Mama ngga nerima penolakan." ucap sang ibu dengan nada memerintah yang kentara. Johnny diam dan membulatkan matanya, terkejut dan panik disaat yang bersamaan. Namun secara ajaib otaknya bekerja dengan bodohnya,
"Ngapain Johnny kenalin kalo papa sama mama aja kenal." jawab Johnny asal, tapi otaknya benar-benar masih mencari nama siapa yang harus disebut.
"Siapa?" tanya kedua orang tuanya serentak, penasaran dengan jawaban si sulung, bahkan sang adik sudah membetulkan duduknya.
"Jaehyun. Tetangga sekaligus anak sahabat papa." jawab Johnny spontan, padahal dalam hati Johnny sudah merutuki kebodohannya menyebut nama Jaehyun.
"WHAT?!" teriak Mark, kaget dengan penuturan sang kakak,
"Santai dek, kayak apa aja sih lu." jawab Johnny berusaha santai menyimpan kegugupannya, padahal otaknya sedang berpikir cara apa yang harus dia gunakan untuk membujuk Jaehyun, tetangga, teman masa kecil, sahabat dan anak sahabat papanya.