Menuju tak terbatas dan melampuinya. Berisi beberapa cerita pendek yang tak saling menyambung antar babnya.
Warn! Boyslove | Oneshoot ; Twoshoot ; Threeshoot
Dom! Johnny Suh ; Sub! Jung Jaehyun
Cover : iniobi
Tittle Cover : iniobi
Mulai : April, 25...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jaehyun sedang memainkan ponselnya disalah satu meja restoran ibunya. Hari ini dirinya hanya memiliki satu jadwal mata kuliah sehingga membuatnya bisa datang ke restoran sang ibu, mungkin ibunya butuh bantuannya. Selain karena berharap ibunya membutuhkan bantuannya, Jaehyun juga sebenarnya malas dan bosan dirumah. Semenjak adik bungsunya, Jeno, sekolah online dari rumah, Jaehyun merasa rumah tak sebebas dulu saat adiknya sekolah tatap muka langsung. Karena Jaehyun akan berakhir menjadi pesuruh Jeno untuk mengambilkan jajan atau beberapa cemilan yang ingin Jeno makan saat mengikuti sekolah online. Itulah alasannya mengapa Jaehyun lebih memilih membantu ibunya ketimbang menjadi pesuruh adiknya.
Jaehyun masih dalam kegiatan yang sama, menscroll seluruh sosial medianya. Mengetuk dua kali pada foto teman-temannya atau hal yang menarik baginya sebagai tanda dia menyukai saat dirinya berada di Instagram atau mengetik dan meretweet sebuah cuitan saat dirinya berada di Twitter. Jaehyun meletakkan ponselnya, dirinya bosan sekali melihat sosial media yang hanya begitu-begitu saja. Sepertinya memang takdir, sang ibu menghampiri anak sulung tampannya dan menepuk pundak anak sulungnya, membuat korbannya sedikit berjengkit kaget.
"Ibu mengagetkanmu?" tanya sang ibu lembut sambil menyunggingkan senyuman dan mengelus surai kecoklatan Jaehyun.
"Sedikit. Ada apa bu?" tanya Jaehyun setelah dirasa detak jantungnya sudah kembali normal. Ibu Jaehyun tersenyum dan mengelus tangan putra sulungnya itu lembut.
"Ibu boleh minta tolong untuk ambilkan bunga pesanan ibu di toko bunga dekat toko kelontong ujung jalan sana? Karyawan ibu semuanya sedang sibuk dan bunga pesanan ibu itu untuk acara reservasi nanti malam. Bisakah Jaehyun?" jelas dan tanya sang ibu pada akhir ucapannya. Jaehyun tersenyum hingga cacat dipipinya nampak dan mengangguk mantap sebagai jawabannya. Sang ibu tersenyum lega hingga cacat dipipinya pun juga nampak, merogoh saku apronnya dan memberikan secarik kertas dan sebuah kartu.
"Ini kertas pesanan ibu. Bilang saja mau mengambil pesanan bunga nyonya Jung atau Jaehyun juga bisa bilang anak dari nyonya Jung. Dan gunakan ini untuk membayar pesanan ibu." jelas sang ibu sambil memberikan sebuah kartu dan mengelus sayang surai sulungnya.
"Ibu pesan 2 box? Bukan pertangkai?" tanya Jaehyun sedikit heran saat melihat jumlah pesanan ibunya yang tertulis di kertas yang diterimanya.
"Ibu memintanya untuk dimasukkan kedalam box saja, selain lebih muda di bawa juga lebih muat banyak Jaehyun." jelas sang ibu yang hanya dibalas anggukkan kepala oleh sulungnya. Jaehyun berdiri dari duduknya dan mengecup sekilas pipi wanita paruh baya yang melahirkannya dan bergegas berlari kepintu restoran ibunya.
"Jaehyun berangkat!" ucap Jaehyun semangat sambil segera berlari pelan menuju tempat tujuannya, meninggalkan sang ibu yang melihatnya dari jauh.
Jaehyun bersenandung selama perjalanan dan kadang dirinya membalas sapa beberapa orang yang memang dikenalnya di distrik tempat restoran ibunya berada. Sesampainya ditempat tujuannya, Jaehyun dibuat kagum dengan banyaknya bunga yang indah dan cantik, benar-benar menyenangkan dan menyegarkan untuk matanya.