33. Thanks Alex

2.7K 208 3
                                    

Bruk

Deg

Nathan mematung ketika merasakan tubuh Ela terjatuh tepat diatas tubuhnya. Ia menatap Ela yang mendongakkan kepalanya sambil menatapnya. Netra mata hitam gelap itu menatap netra mata coklat gelap miliknya. Helaian rambut Ela yang menutupi wajah Ela semakin membuat kecantikannya bertambah. Deru napas Ela menghembus, menerpa wajah tampan Nathan.

Entah apa yang terjadi, tubuh mereka kaku, mereka tidak dapat menggerakan tubuh mereka. Tatapan mereka seolah terkunci.

Ela menatap wajah Nathan dengan intens, wajah itu... Terlihat sempurna dimatanya, hidung mancung, bulu mata lentik, dan terutama netra mata berwarna coklat gelapnya mampu menghipnotis nya.

Ela memejamkan matanya kala hembusan napas hangat Nathan menerpa nya. Ia merasa kedua tangan Nathan menangkup wajahnya membuatnya membuka matanya dan menatap wajah Nathan yang semakin dekat dengannya.

Deg

Deg

Jantungnya berpacu lebih cepat kala wajah Nathan semakin mendekat, mengikis jarak diantara mereka.

Ia tak memberontak, entahlah pikirannya tengah kacau saat ini, ia kembali memejamkan matanya kala hembusan napas hangat itu kembali menerpa wajahnya, kali ini benar benar lebih dekat hanya berjarak beberapa centi saja wajahnya dengan wajah Nathan. Dadanya bergemuruh entah apa yang ia rasa. Ia mencengkram seragam Nathan kuat seolah menyalurkan perasaannya saat ini.

Wajah Nathan semakin dekat, ia tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Ini benar-benar diluar kendalinya. Entah apa yang ia pikirkan yang jelas Tangannya kini mengusap pelan bibir cherry milik Ela

Lalu ia mendekatkan wajahnya. Dan...

"NATHA--------- n eh lo berdua ngapain anjir!"

Ela sontak membuka matanya lebar-lebar dan langsung mendorong tubuh Nathan, lalu ia berdiri dan merampas sendok yang ada didekatnya. Pipinya bersemu entah karena apa. Sedangkan Nathan meringis pelan merasakan kepala dan tubuhnya yang menghantam rumput hijau. Ia lalu duduk dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil tersenyum canggung.

Oh hello! Apa yang barusan ia perbuat! Arrgghs! Seseorang sadarkan ia sekarang juga! Mengapa tadi ia berniat.... Err memikirkannya saja membuat kedua pipinya panas.

"Lo berdua ngapain tadi?" Tanya Mila sambil menatap Nathan dengan wajah cengo nya, lalu ia menatap Ela yang tengah menunduk sambil memakan cake coklatnya. Uhh pipinya masih terlihat merah, membuat Mila menghampirinya dan memekik gemas.

"Ah eumm" Gumam Nathan kehabisan kata-kata, Alex yang melihat itupun lantas terkekeh geli.

"Ckckck! Untung gue sama Mila yang mergokin, kalo tante bunga...? Nggak bisa bayangin gue" Ucap Alex diakhiri kekehan pelan olehnya membuat kedua pipi Nathan semakin memerah.

"A--apaan sih-- orang gue nggak nga--pa ngapain" Elaknya dengan wajah memerah membuat Alex seketika menyemburkan tawanya

--

"Lo ngapain tadi El?" Goda Mila sambil menaikturunkan alisnya dan menatap Ela dengan senyum anehnya.

Ela yang tengah memakan cakenya itu menggigit pelan sendok yang ada di mulutnya. Ia merasa malu! Sungguh! Seumur hidup baru pertama kali ia merasakan ini.

"Eung----apaan sih?" Gagap Ela membuat Mila tersenyum lantas menepuk pelan puncak kepala Ela

Kamu udah besar Mel. Batinnya sambil tersenyum tulus.

"Lex, mana makanannya?" Tanya Mila sambil mengalihkan atensinya kearah Alex yang masih sibuk menggoda Nathan membuat Alex seketika berdiri dari duduknya dan membawa dua kantung kresek besar kearahnya.

[1]  AMELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang