45. Mati

2.8K 211 0
                                    

happy reading:)


****





Plak

Plak

Bugh

Bugh

Ela menampar kedua pipi David tak lupa memberikan bogem mentah pada dada dan wajah cowok itu. David hanya meringis pelan ketika rasa panas dan sakit mulai menjalar ditubuhnya.

Lalu tatapan Ela teralih pada Radit yang terkulai lemas tak berdaya dengan bersimbah darah yang terus mengucur melalui salah satu matanya yang berlubang.

Ia menarik kerah baju Radit dan membuat Radit dengan posisi terduduk. Radit hanya diam, sudah kepalang lemas dan pasrah akan nasibnya yang ada ditangan gadis itu.

Ela mengeluarkan pistolnya dari saku jaketnya. Ia lalu mengambil pisau berukuran sedang yang ada disampingnya, membuat cewek yang tengah menyaksikan itu seketika membola.

"LO MAU APAIN RADIT BASTARD!" Teriak cewek itu membuat Ela menoleh kearahnya, ia tersenyum sambil menggoreskan pisau itu pada permukaan kulit tangan Radit.

"Lo liat aja, nanti giliran lo pasti seru" Ucap Ela sambil menyeringai. Ia lalu mengalihkan kembali atensinya pada Radit yang benar-benar sudah pucat pasi.

"Tangan lo udah ngelukain Mila. So, gue bakal potong" Ucapnya lalu ia meletakkan pisau berukuran sedang itu dan mengambil pisau yang berukuran besar.

Radit hanya diam, ia sudah pasrah menunggu ajal menjemputnya. Ia memejamkan sebelah matanya kala permukaan tajam pisau itu menyentuh kulitnya

Blashh

Blashhh

"RADITTT!!" Teriak cewek itu yang menyaksikan langsung kejadian ini tepat didepan matanya.

Ela mengambil kedua tangan Radit, darah terus keluar membuat bau anyir semakin menusuk indra penciuman nya. Ia memainkan tangan yang sudah terputus itu. Jari tangan Radit ia pilin dengan senyuman mengembang, seolah ia telah menemukan mainan barunya.

Ia kemudian memotong jari tangan Radit dengan senyuman manisnya. Sungguh, ia merasa sangat senang, apalagi dengan darah yang terus mengalir mengotori jaket yang ia pakai. Ia menghela napasnya ketika sudah memotong semua jari tangan Radit

"Hah~ and now. Say goodbye Radit" Ucap Ela sambil menodongkan pistolnya kearah kepala Radit. Ia menarik pelatuk pistolnya sehingga

Dor

"RADITTTTTTT!!!" Suara letusan pistol pun menggema, disusul suara cewek itu yang berteriak lantang. Darah Radit mengalir, turun mengotori tubuhnya yang memang sudah kotor dengan darahnya.

Lalu atensi Ela teralih pada cewek itu yang menangis sesenggukan. Ia menghampiri cewek itu sambil memutar-mutar pistol yang ada ditangan kirinya

"Temen lo yang satu udah mati. Tapi gue belum puas, gue mau main sama David, boleh kan?" Tanya Ela dengan raut wajah kasihan yang dibuat-buat membuat cewek itu menatapnya nyalang

"MAU LO APA SIH?!" Teriak cewek itu membuat raut wajah Ela seketika berubah sumringah

"Mau gue? Nyawa kalian"

⚔⚔⚔⚔

Bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, Nathan dan Alex kini tengah makan di kantin-- ralat, hanya Alex yang makan. Lain halnya dengan Nathan, cowok itu terlihat sangat frustasi sambil menatap handphonenya nanar.

[1]  AMELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang