49. Palsu?

2.6K 224 6
                                    

Ela mengerjapkan matanya berkali-kali ketika pancaran cahaya dari sang surya menerpa wajahnya. Ia mengambil handphonenya yang ada di nakas. Lalu menyalakannya. Ia menguap sekali lantas beranjak dari tempat tidurnya tak lupa ia meletakkan handphonenya di kasurnya

Ia masih berada di markasnya saat ini omong-omong. Ia mengecek semua yang dilakukan anak buahnya di negara negara sebrang. Dan ia juga menunggu sebuah penyerangan yang mungkin terjadi di markasnya. Tapi, penyerangan itu tak terjadi membuatnya bingung tapi ia tak mempedulikannya.

Ela berjalan menuju kamar mandi dan membersihkan wajahnya tak lupa menggosok giginya. Ia membuka pintu kamar mandi dan berjalan menuju meja rias untuk memperbaiki tatanan rambut nya. Setelah dirasa cukup ia pun kembali berjalan kearah kasurnya dan mengambil handphonenya. Ia juga mengambil jaketnya yang tergantung dibalik pintu lantas memakainya.

Ia mengambil kunci mobilnya yang ada di nakas lalu ia pun berjalan keluar dari kamarnya.

"Selamat pagi nona" Sapa seorang pria muda bertubuh tegap sambil menunduk hormat ketika melihat bosnya berjalan melewatinya

"Pagi" Jawab Ela dingin

"Sarapan sudah kami siapkan nona, apa nona mau sarapan terlebih dahulu?" Tanya pria itu sopan.

"Tidak perlu" Jawab Ela dingin tanpa menatap salah satu bawahannya, ia tetap berjalan keluar dari rumah ini

"Nona mau kemana?" Tanya pria bertubuh kekar lainnya yang bertugas berjaga didepan markasnya. Ela menoleh sekilas

"Pulang" Jawabnya dingin, kemudian ia berjalan menghampiri mobilnya yang sudah berada di halaman rumah ini

"Mau saya antar?" Tawar pria itu dengan sopan. Ela membuka pintu mobilnya kemudian masuk kedalam mobil, ia menurunkan kaca mobilnya.

"Tidak perlu" Jawabnya dingin kemudian ia melajukan mobilnya menjauhi pekarangan markasnya

⚔⚔⚔⚔

Alex menatap arloji ditangannya, pukul 07.28, ia menatap pintu masuk kelas dengan cemas

"Ck! Masa Ela nggak berangkat lagi." Gumamnya dengan pelan, detik selanjutnya. "Gue kan mau mastiin sesuatu" Lanjutnya dengan risau.

Sebentar lagi bel tanda masuk sekolah akan berbunyi, Alex menoleh kesamping tepatnya kearah Nathan yang tengah mengutak-atik handphonenya dengan raut wajah yang mengernyit dan terlihat khawatir

"Nath, Ela nggak berangkat?" Tanyanya membuat atensi Nathan teralih menatapnya, lalu Nathan kembali mengalihkan atensinya pada benda pipih yang ia genggam

"Nggak tau, pusing gue. Dari kemarin telepon gue nggak dijawab, chat gue aja nggak di bales" Jawab Nathan sambil mengangkat benda pipih itu dan menempelkan nya di telinganya

Nomor yang Anda tuju sedang tidak ak------

Tut!

"Damn!" Umpat Nathan sambil menurunkan tangannya membuat Alex mengangkat satu alisnya

"Kenapa?" Tanya Alex

"Nomor Ela nggak aktif, dia baik-baik aja kan?" Tanya Nathan khawatir.

Tringg ting ting

Bel pun berbunyi membuat Nathan menggertakkan giginya pelan menahan rasa kesalnya. Ia berdiri diikuti semua teman sekelasnya ketika seorang guru memasuki kelasnya

"Selamat pagi anak-anak" Sapa guru itu sambil meletakkan beberapa buku yang ia bawa dimeja

"Pagi pak" Jawab semuanya serempak. Alex menoleh, memperhatikan penampilan Nathan yang lagi lagi terlibat sangat berantakan. Ia terduduk ketika guru tadi mempersilahkan.

[1]  AMELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang