47. Cyra is dead

2.7K 216 5
                                    

Eyyoo ges, gw baru buka wp kaget oii. Perasaan baru kemaren 7k, ini udah 9,5k aja. Wehhhh thanks ya gess buat yang udah baca cerita hasil kegabutan gw ini.

Happy reading

*****

Srettt

"ARRGHHSS SAKITT!!"

Srettt

"ST-STOP!! PLISS!!"

Jleb

"ARRGHHSS"

Suara teriakan Cyra kembali menggema dengan kerasnya membuat Ela yang tengah menyayat kulit wajah Cyra seketika mendengus kesal menatap cewek itu.

"Bisa diem nggak!" Ucap Ela dingin membuat Cyra menatapnya lemah. Ckckck, seumur-umur ia menyiksa mangsanya tidak ada yang berteriak sekeras Cyra. Telinganya terasa berdengung sekarang.

Cyra hanya diam, sesekali meringis kesakitan, darah berlomba-lomba keluar dari segala sisi wajahnya. Ia memperhatikan Ela yang tengah memilih-milih benda tajam yang ada disamping gadis itu.

"Gue pengin nyiksa lo lebih lama. Tapi lo brisik! Terpaksa gue bakal habisin lo malam ini" Ucap Ela

"Pl--pliss eungh~ le-lepasin gue" Bisik Cyra lemah membuat Ela menyerinai lebar. Lantas ia menjambak rambut Cyra membuat wajah Cyra yang berlumuran darah seketika mendongak, menatapnya.

"Gue bakal lepasin lo" Ucap Ela sambil tersenyum tipis membuat Cyra tersenyum lemah dibalik wajahnya yang berlumuran darah segar. Lalu Ela mengencangkan jambakan nya membuat Cyra berdesis pelan. "Tapi, setelah lo mati ditangan gue"

Sretttt

⚔⚔⚔⚔


"Ck! Lo dimana sih El?!" Decak Nathan kesal sambil menatap layar handphonenya yang menyala. Ia terus mendial pemilik nomor yang sedari khawatirkan.

"Hah~ gue terlalu khawatir keknya. Mungkin aja Ela emang lagi nggak mau diganggu" Ucapnya sambil menghembuskan napasnya panjang. Lalu ia meletakkan handphonenya ke atas meja kecil yang ada di sampingnya.

Ia menyandarkan tubuhnya pada kepala kursi yang ia duduki. Lantas ia memijit pelan pangkal hidungnya sambil menatap terangnya bulan yang bersinar menemani butiran bintang yang menghias awan hitam.

"Gue beneran suka kan sama Ela?" Monolognya tanpa sadar, lantas ia menegakkan tubuhnya dan berdiri dari duduknya. Ia berjalan menuju pagar pembatas, tanpa mengalihkan atensinya pada sinar rembulan itu.

"Kenapa gue ngerasa perasaan gue ke Ela tuh beda sama perasaan gue ke Cyra dulu?" Monolognya sambil mengernyit.

"Dulu gue suka sama Cyra, cinta bahkan. Tapi kenapa waktu gue putus sama dia kek biasa aja, gue ngerasa nggak kehilangan apapun" Lanjutnya memecah kesunyian malam ini. Lalu ia menarik napasnya dan menatap lurus ke depan

"Tapi kenapa waktu sama Ela tuh beda? Gue sama dia nggak ada hubungan apapun, tapi kenapa waktu tadi dia nggak berangkat sekolah gue khawatir? Kenapa gue takut Ela kenapa-kenapa? Kenapa? Gue sama Ela hanya orang asing kan?" Tanyanya yang sudah jelas tidak ada yang menyahutinya, ia merasa ragu dengan perasaannya. Ini seperti baru kali ini ia merasakan perasaan yang sangat tidak ia mengerti.

"Gue bener-bener cinta kan sama Ela?"

⚔⚔⚔⚔

Plak

"Bangun!" Sentak Ela dingin setelah menampar pipi Cyra. Cyra yang terkulai lemas tak berdaya hampir kehilangan kesadaran pun mengerjapkan matanya berkali-kali. Karena sungguh, rasanya amatlah sangat menyakitkan. Luka di sekujur tubuhnya, bau amis yang berasal penuh dari wajahnya. Rasa perih dan nyeri yang menjalar di seluruh tubuhnya. Sungguh! Jika Ela tidak mau melepaskannya maka biarkanlah dia langsung mati.

[1]  AMELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang