1. Amela Disti Aurora

11.3K 649 28
                                    

Seorang anak kecil perempuan berkuncir kuda dan berkulit gelap serta berkacamata bulat sedang berjalan dari arah tangga menuju ruang keluarga tempat keluarganya sedang berkumpul dan menonton TV. Dia adalah Amela Disti Aurora. Ia kemudian duduk disamping kembarannya yang rambutnya terurai indah dan tentu saja berkulit putih susu Amila Disti Aurora, kemudian ia pun menikmati acara TV tersebut.

"Mela, tolong ambilkan minum buat papa." Suruh seorang pria yang berumur sekitar 30 tahunan itu tanpa mengalihkan pandangannya pada kertas yang dihadapannya.

"Iya pa" sahut Mela dan ia pun langsung berlari menuju dapur. Ia mengambil air yang ada di kulkas lalu menuangnya pada gelas yang dipegangnya. Setelah air itu terisi penuh ia pun berlari dengan tergesa-gesa kearah papanya. Tapi saat sudah didepan papanya ia tersandung kaki meja yang mengakibatkan dirinya jatuh dan air yang dibawanya pun ikut tumpah, tapi airnya bukan tumpah kelantai ataupun karpet, airnya jatuh di kertas yang sedang dibaca papanya.

Mela pun berdiri dan melihat papanya yang sedang mengibas-ngibaskan kertas yang tadi. Ia pun mulai mendekati papanya berniat meminta maaf, tapi ia palah didorong dengan kasar sampai ia terjatuh oleh mamanya

"KAMU ITU KALO NGERJAIN SESUATU YANG BENAR!, KALAU TADI KAMU NGGAK LARI PASTI BERKAS PAPA NGGAK AKAN RUSAK" teriak Deci a.k.a mamanya didepan wajah Mela yang ketakutan.

"Mela! Kamu kalau melakukan sesuatu tuh jangan buru-buru. Jadi gini kan! Papa yang repot kalau begini. Emang kamu tuh bisanya ngerepotin doang kerjanya." Tuding Damian a.k.a papanya sambil berjalan meninggalkan mereka yang ada disana dan membawa berkas yang tadi basah.

Mela masih menunduk ketakutan ketika melihat mamanya yang masih menatapnya tajam.

"Dasar anak nggak tau diri! Taunya cuman ngerepotin doang! Nyusahin!" Ucap Deci dengan penuh penekanan sambil menatap sengit kearah Mela yang mulai menangis.

"Hiks... Hiks.. ma.. af ..ma" ucap Mela sesenggukan yang dibalas dorongan kuat oleh Deci. Setelah melakukan itu Deci pun meninggalkan kedua anaknya di ruang TV

"Ma... Afin.... Mel.... La" lirih Mela masih dengan menangis, kemudian ia merasa ada yang memeluknya. Ia kemudian melihat dan mendapati Mila a.k.a kakak kembarnya yang memeluknya erat. Ia pun dengan senang hati membalas pelukannya tak kalah erat

"Hiks, Ken.. na.. pa... mama.... Sam...ma papa....marahin.... Mela... Mela... Hiks,... Nggak..... Sengaja" tangis Mela pecah saat itu juga. Mila dengan refleks mengelus punggung Mela untuk menenangkannya

"Papa sama Mama cuma lagi emosi doang kok, nanti juga baik lagi sama Mela." Hibur Mila sambil tersenyum lebar, Mela yang melihatnya pun ikut tersenyum sambil menghapus bekas air matanya.

****

"Mama, gambar punya Mila bagus kan?" Tanya seorang anak kecil perempuan yang cantik sambil mengulurkan sebuah kertas yang berisi sebuah gambar pemandangan

"Wah bagus banget, cantik kayak yang nggambar" puji Deci sambil mencubit pipi Mila gemas

Tak mau kalah dengan kakak kembarnya, Mela pun ikut memperlihatkan hasil gambarnya kepada mamanya, tapi bukannya mendapat pujian seperti Mila, Mela palah mendapat hinaan dan cacian dari mamanya sendiri.

"Ma gambar punya Mela bagus juga kan?" Tanya Mela dengan antusias sambil memperlihatkan kertas yang bergambar sebuah rumah yang indah nan cantik

"Gambar apaan ini! Jelek banget! Kamu bisa nggambar nggak sih! Jelek kayak kamu!" Ketus Deci sambil membuang gambar milik Mela dengan sembarangan

Sedangkan Mela hanya menunduk sambil memilin ujung bajunya serta menggigit bibir bawahnya

"Kamu tuh kalo nggak bisa nggambar nggak usah sok-sokan, kamu tuh beda sama Mila, Mila tuh cantik sedangkan kamu tuh jelek" ucap Deci sambil menatap tajam Mela

"Kamu tuh nggak bisa jadi Mila yang sempurna, sedangkan kamu!" Lanjut Deci seraya menunjuk kearah Mela dengan garang

"Udah jelek, dekil, item, nyusahin, hidup lagi!" Lanjut Deci sambil menatap tajam Mela yang mulai menurunkan air matanya

Tanpa sepatah katapun, Deci pergi sambil menarik Mila dengan paksa meninggalkan Mela yang menangis sendirian di taman belakang rumahnya

Mela berjalan sambil memungut kertas yang berisi hasil gambarnya, ia kemudian mengusap kotoran yang menempel di kertas tersebut. Sampai tak terasa setetes air mata membasahi kertas tersebut

Mela pun duduk dibawah pohon rindang sambil menatap hasil gambarnya dengan sendu

"Kenapa mama nggak pernah sayang Mela? Kenapa mama nggak pernah muji Mela? Kenapa? Apa Mela pernah salah sama mama? Kenapa....?" Gumam Mela sambil menangis dan memeluk kertas hasil gambarnya

****

"Mila makan malam nak" teriak Deci sambil menata peralatan makan di meja makan

Dua anak kembar pun muncul dibelakang Deci diikuti Damian dibelakangnya.

"Ayo, Mila makan" ucap Deci sambil menarik satu kursi dan dengan senang hati Mila pun menduduki kursi tersebut sambil tersenyum manis kearah Deci

Mela masih berdiri disamping kursi yang diduduki Mila, ia berharap kepada Deci agar diperlakukan seperti Mila. Tapi itu hanyalah angan-angan semata, nyatanya setelah melihat Mila duduk Deci pun ikut duduk di samping Damian

"Heh kamu! Duduk" ucap Deci ketus sambil menatap Mela tajam, dengan perlahan Mela pun duduk.

Mela memperhatikan Deci yang dengan telaten memberikan nasi dan lauk pauk ke piring Mila dan Damian. Bagaimana dengannya? Ia hanya menatap miris kearah piringnya yang kosong tanpa diberi apapun oleh mamanya

"Heh! Kamu makan!" Ucap Deci sambil mengunyah makanannya dan menatap Mela tajam

Dengan tegar Mela pun mulai mengisi piringnya dengan nasi dan lauk pauk. Ia memakannya dengan sedih, dan tanpa disadari setetes air mata pun jatuh

Apakah salah jika ia ingin diperhatikan seperti kembarannya? Apakah salah jika ia ingin disayang seperti kembarannya? Apakah salah jika ia menginginkan itu semua?

Tapi yang ia tau itu hanyalah angan-angan semata. Semua itu hanya khayalannya. Tidak ada yang akan nyata dari khayalannya itu

Setelah selesai makan. Mereka semua pun duduk diruang keluarga untuk menonton Tv

Mila duduk dipangkuan Deci dan Deci dengan senang hati pun menyandarkan kepala Mila, dielusnya rambut Mila dengan sayang.

-

"Sayang, minum susunya dulu nih" ucap Deci sambil membawa segelas susu coklat untuk anaknya.

Mendengar suara sang mama,Mila dan Mela pun langsung menghampiri mama dengan berlari sejajar

"Ini diminum" ucap Deci lembut sambil memberikan segelas susu kepada.... Mila. Dan dengan senang hati Mila menerimanya lalu langsung meminumnya sampai habis

Mela yang melihat itu pun tersenyum mengingat ia akan diberi susu seperti kembarannya oleh ibunya. Tapi, itu hanyalah angan-angan semata. Nyatanya, setelah Mila menghabiskan susunya Deci pun berjalan meninggalkan Mela dan menggandeng Mila untuk pergi bersamanya

Mela hanya menatap miris lantai yang didepannya dengan sendu. Ia ingin seperti Mila, yang selalu disayang oleh semua orang. Ia ingin seperti Mila yang selalu bahagia dengan perlakuan orang tuanya.

Tapi......

Itu hanyalah khayalan yang tidak akan pernah menjadi kenyataan. Nyatanya, Mela selalu dibentak, dimaki, dihina oleh kedua orang yang disayanginya yaitu mama dan papanya





Vote and comment

Follow Instagram @titis_laelatul







Nggak vote nggak up

[1]  AMELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang