39. Khawatir?

2.7K 202 2
                                    

"PUNYA NYAWA BERAPA LO SAMPE BERANI NGAMBIL FIRST KISS GUE!!?"

"Le--pas El" Ucap Nathan terbata-bata saat Ela dengan kuatnya menghampirinya dan langsung memiting kepalanya.

"Lo mau mati?" Tanya Ela dengan dingin membuat Nathan meneguk ludahnya susah payah. Well, ia tidak mengerti apa yang dikatakan Ela

"Sa--salah gu-gue apa El?" Tanya Nathan gagap saat Ela dengan teganya mengencangkan pitingannya

"Lo udah ngambil first kiss gue!" Tajam Ela dengan dingin. Nathan mengernyit bingung mendengarnya

"Ka-kapan gue cium lo? Ell--- anjir sesek nih" Ucap Nathan kesal, lehernya benar-benar sakit saat ini.

"Tadi" Balas Ela dingin, ia semakin mengencangkan pitingannya membuat Nathan berteriak tidak jelas

"Woi El!! Sa-sakit! Gu-gue nggak bisa napas!" Pekiknya sambil memberontak membuat semua siswa dan siswi yang menyaksikan itu bergidik ngeri tanpa mau menolong nasib Nathan yang berada ditangan Ela

"Gu-gue nggak pernah nyium lo ya El!! Ini lep-has! Gue bisa mati!" Ucap Nathan semakin memberontak membuat Ela langsung melepaskan pitingannya, Nathan mengais napasnya dengan terengah-engah. Tenaga Ela bukan main-main.

"Cih lemah" Decih Ela sambil menatap Nathan sinis. Nathan menatap Ela dengan kesal. Lalu tatapannya teralih pada tangan Ela. Ia mengernyit kala melihat adanya cairan kental berwarna merah yang berlomba-lomba keluar.

"Ta-tangan lo----" Ucap Nathan terbata-bata membuat Ela menundukkan kepalanya menatap tangannya yang mengeluarkan darah segar. Oh shit! Ia sampai lupa ada luka yang masih menganga dikedua tangannya.

Nathan berdiri dari duduknya dan langsung menarik tangan Ela, ia berlari keluar dari kantin membuat Ela mau tak mau mengikuti langkah kaki jenjangnya

Nathan membuka pintu UKS dengan tak sabar. Ia lalu membuka lemari kaca yang ada di UKS, ia mengambil kotak P3K dan meletakannya di salah satu brankar.

"Buka" Perintah Nathan tegas, membuat Ela mengernyit

"Apanya?"

"Baju lo"

"LO GILA!!" Pekik Ela tak percaya mendengar ucapan santai dari Nathan

"Ck! Cepet buka" Perintah Nathan tak terbantahkan

"Lo mau mati?!" Tanya Ela sinis membuat Nathan berdecak kesal

"Buka sendiri atau gue yang buka" Ucap Nathan dingin membuat Ela memicingkan matanya menatapnya

"Nggak" Jawab Ela singkat setelah itu ia berbalik hendak pergi dari UKS. Tapi sebelum itu.

Grep

Nathan meraih pergelangan tangan Ela membuat tubuh Ela seketika menabrak dada bidangnya. Degup jantungnya menggila kala menatap Ela dengan wajah sedekat ini.

"Buka atau gue sobek" Bisik Nathan dengan suara beratnya membuat Ela menatapnya tak suka

"Lo siapa nyuruh-nyuruh gue" Sarkas Ela sinis membuat Nathan menggeram kesal. Lalu tanpa aba-aba

Srettt

"NATHAN!!!" Teriak Ela refleks saat Nathan benar benar menyobek hoodie yang ia pakai. Ia menatap Nathan dengan nyalang.

"Ck! Lo mau bunuh diri lagi?" Tanya Nathan kesal sambil berdecak pelan setelah ia melihat luka yang sama dikedua tangan Ela, lalu ia mengambil kotak P3K

"Duduk" Perintah Nathan dingin, entah mengapa yang jelas Ela langsung menuruti ucapannya. Ia duduk dibrankar yang ada di UKS ini.

Nathan jongkok tepat dihadapan Ela, ia meraih tangan kanan Ela yang berlumuran darah. Lalu ia membuka kotak P3K dan mulai mengobatinya

[1]  AMELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang