48. Kotak Hitam

2.7K 226 10
                                    

"Kirimkan mayat itu ke markas Blackblood"

"Hanya kepala dan jantung"

⚔⚔⚔⚔

Nathan berjalan gontai menyusuri koridor sekolah yang sangat sepi ini, jam masih menunjukkan pukul enam pagi dan ia kini sudah berada di sekolah. Well, ini adalah hal yang sangat langka bagi seorang Jonathan Frey Michael.

Dengan wajah kusut nya dan penampilannya yang acak-acakan ia pun memasuki kelasnya yang masih sangat sepi. Ia lalu terduduk di kursinya dan menelungkupkan kepalanya pada lipatan tangannya.

Uhh karena memikirkan tentang perasaannya pada Ela ia jadi tidak tidur semalam.

⚔⚔⚔⚔

Di ruangan yang serba hitam ini, terdapat seorang gadis cantik berwajah tegas nan dingin tengah serius sambil menatap layar yang menyala dari laptop didepannya.

Gadis itu, Ela mengernyit kan keningnya kala ada sesuatu yang janggal. Ia langsung meraih handphonenya dan mendial nama bawahannya

"...... "

"Siapa yang mimpin di Venezuela?"

"....."

Tut

Ia mematikan sambungan teleponnya dan langsung mendial nama orang yang lain

"....."

"Dimana posisi lo dan yang lain?"

"......"

"Cek lagi semuanya. Ada yang nggak sesuai. Gue nggak mau nerima satu kesalahan lagi."

"....."

"Kali ini gue maafin, kalo lalai lagi, lo tau akibatnya."

"....."

Tut

Ia langsung melempar asal handphone barunya itu ke sembarang arah. Lantas ia kembali memfokuskan atensinya pada layar laptop yang menyala di hadapannya

"Tinggal dua puluh tujuh lagi, setelah itu....." Ia menyeringai tipis

"Selesai"

⚔⚔⚔⚔

Tringg ting ting

Bel tanda pelajaran pertama dimulai pun baru saja berbunyi. Nathan mengernyit sambil menoleh kearah bangku belakang pojok yang kosong.

"Lex, Ela nggak berangkat lagi?" Tanya Nathan sambil menoleh kearah Alex dengan khawatir. Alex terdiam sambil menoleh kearah kursi pojok belakang yang memang kosong

"Nggak" Jawab Alex, detik selanjutnya. "Mungkin" Lanjutnya dengan ragu

"Dia kemana sih? Masa nggak kasih surat izin ke guru. Apa Ela kenapa-napa ya?" Tanya Nathan beruntun membuat Alex memicingkan matanya, menatapnya. Lalu ia menghela napasnya

"Mungkin dia masih dirumah saudaranya atau ada urusan pribadi. Nggak usah panik gitu Nath" Ucap Alex membuat Nathan menatapnya sinis

"Gimana nggak panik coba? Gue telpon berkali-kali nggak diangkat, gue kirim pesan nggak dibalas. Dibaca pun nggak! kalo emang dia di rumah sodaranya seenggaknya dia balas chat gue kek, angkat telepon gue kek biar gue nggak khawatir" Jawab Nathan dengan kesal. Alex kembali mengalihkan atensinya pada teman sebangku nya itu lantas mengernyitkan keningnya

"Emang lo siapanya Ela?"

⚔⚔⚔⚔

Nathan termenung, ia menatap lurus kedepan dengan tatapan kosong. Angin berhembus menerpa rambutnya membuatnya memejamkan matanya.

[1]  AMELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang