57. Revenge [3]

3.5K 227 17
                                    

Seorang pria berjubah hitam terlihat tengah duduk dengan gelisah. Didepannya terdapat meja yang berisi beberapa berkas penting yang tengah ia baca.

Raut kegelisahan terlihat jelas di wajah tegas dan dinginnya. Ia berdiri dari duduknya dan beranjak menuju jendela yang ada diruangan ini. Ia memperhatikan kendaraan yang berlalu lalang dibawah

Ia mengambil handphonenya dari saku jubahnya. Ia mendial nama seseorang

"Bagaimana?"

"Maaf tuan ka----"

Tut

Ia menggeram tertahan, ia melempar asal handphonenya

Brak

Ia berjalan kembali menuju mejanya, tangannya terkepal kuat, tatapannya semakin menajam, urat di lehernya seketika keluar dan aura hitam menguar dengan sendirinya

"ARRGHHHH! ELA!!!! AKU BENAR-BENAR AKAN MENGHUKUMMU!!"

Brak

Prang

Prang

Ia berteriak dengan keras, membanting semua barang yang ada diruangan ini. Ia mengatur deru napasnya yang memburu, lantas mengambil pecahan kaca yang ada dilantai dan menggenggamnya erat

Tes

Tes

Tes

Darah berlomba-lomba keluar dari tangan pria itu dan menetes mengotori keramik putih lantai ruangan ini. Tatapan matanya menjadi kosong, ia semakin menggenggam erat tangan yang memegang pecahan kaca itu yang mulai menembus kulitnya

"Aku harap kau tidak melakukan 'itu' Ela"

⚔⚔⚔⚔

"Hiks lepaskan kami ber-berdua hiks" Tangis wanita itu pecah, mengalun bak musik dikedua telinga gadis yang tengah setengah berdiri sambil menatap mereka berdua

"Kenapa buru-buru? Aku kan belum selesai bermain" Ucap gadis itu dengan ekspresi wajah dibuat merajuk, ia mengerucutkan bibirnya ketika melihat wanita itu kembali menangis, lalu ekspresinya terganti dengan cepat menjadi seringaian lebar

"Bagaimana rasanya? Sakit?" Tanya gadis itu penasaran membuat wanita setengah baya itu menatapnya

"Ini Sakit! Kau tidak merasakan apa yang saya dan suami saya rasakan!!!" Sentak wanita itu membuat gadis itu tersenyum--ah lebih tepatnya menyeringai

"Tidak pernah merasakan?" Ulang gadis itu seraya tertawa sumbang yang terkesan dingin

"Aku bahkan merasakan sakit setiap detiknya, apa kalian lupa?" Lanjutnya seraya menatap dingin kedua orang itu.

Gadis itu mengambil jarum dan benang yang ada di nampan. Ia mengangkat kedua benda itu telat dihadapan kedua orang itu yang masih dirantai

"Kalian tau ini buat apa?" Tanya gadis itu membuat wanita dan pria setengah baya itu mengernyit tidak paham, lalu ekspresi mereka tergantikan dengan raut wajah panik

"A-apa yang mau kau lakukan brengsek?!" Sentak pria itu seraya meronta-ronta yang pasti itu hanyalah usaha yang sangat sia-sia

Gadis itu mendekat kearah pria setengah baya itu, ia tersenyum manis--senyuman penuh makna

"Coba ulangi apa yang kau katakan tadi, papa" Pinta gadis itu, lalu dengan ekspresi terkejutnya ia langsung menutup mulutnya dengan tangan kirinya

"Ups. Maksudku, paman" Koreksinya seraya terkekeh dingin. Lalu ia tiba-tiba menghentikan kekehan nya dan menatap pria itu dengan tatapan tajam yang terkesan mengintimidasi

[1]  AMELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang