4. Teman?

6.5K 439 0
                                    

Mela berdiri di balkon kamarnya, ia menatap awan hitam bercampur cahaya dari bulan dan bintang dengan kosong

Lama ia menatap, sampai suara sebuah mobil memasuki pekarangan rumahnya membuatnya mengalihkan pandangannya dan menatap mobil sport berwarna hitam yang baru saja berhenti

Tak lama, pintu mobil terbuka dan menampakkan seorang nenek paruh baya turun dengan memegang banyak paper bag, lalu disusul seorang pria paruh baya sambil berlari dan membuka pintu belakang. Mela memperhatikan itu. Dimana opanya menggendong Mila yang sedang terlelap sambil sesekali mengelus rambut Mila penuh kasih sayang

Batinnya bertanya-tanya, mengapa Mila selalu mendapatkan perlakuan istimewa dari semua keluarganya? Mengapa ia tidak pernah merasakan apa yang dirasakan Mila? Apa salahnya sehingga ia dibenci oleh seluruh keluarga ini.

Apakah Mela iri dengan semua yang Mila dapatkan? Jawabannya adalah ya, Mela iri akan hal itu. Mela iri saat Mila mendapatkan semua perhatian yang tidak pernah ia dapat. Mela iri saat Mila mendapatkan semua cinta dan kasih sayang keluarganya yang tidak pernah ia dapatkan. Mela iri akan hal itu. Bahkan ia sangat sangat iri

Tak mau membuat air matanya turun dengan indah, ia pun menghampiri kasur kecilnya dan ia mulai merebahkan tubuhnya diatas kasur kecil itu. Ia memijit pelipisnya

"Tuhan Kenapa hidupku begini? Kenapa... Semuanya membenciku? Dan kenapa aku tidak pernah bahagia?" Batinnya dengan sedih dan tanpa ia sadari setetes air mata turun dengan indahnya sebelum ia merasakan gelap diseluruh ruangannya

*****

Mela dan Mila melambaikan tangannya saat mobil Damian meninggalkan mereka yang sudah  berada disekolah. Mila pun menggandeng tangan Mela dan mereka pun memasuki sekolah dengan senyuman yang merekah

"Hai Mela" sapa seseorang membuat mereka berdua memberhentikan langkahnya lalu menatap orang itu. Mela mengernyit bingung kala mendapati seorang anak laki-laki yang sedang tersenyum memperlihatkan giginya yang putih tertata rapi kearahnya. Anak itu seperti tidak asing, ia pernah melihat anak itu. Tapi dimana? Batinnya bertanya-tanya

"Dia siapa Mela?" Tanya Mila membuat Mela tersentak kaget lalu ia menatap Mila dan mengedikan bahunya

"Aku Gerald, kamu lupa Mela?" Ucap anak laki-laki itu terdengar kesal

"Ah, Gerald" ujar Mela saat ia mengingat kembali wajah Gerald

"Gerald? Siapa dia?" Tanya Mila sambil menatap Gerald dan Mela secara bergantian

"Ah, dia sis-----"

"Aku teman baru Mela" potong Gerald sambil menjabat tangan Mila membuat Mela menatapnya tajam

"Mela, kok kamu nggak cerita punya temen laki-laki" ucap Mila terdengar antusias sambil menatap Mela

"Dia bu-----"

"Yuk, masuk bentar lagi bel" ajak Gerald sambil menggandeng tangan Mela membuatnya tertarik mengikuti langkahnya meninggalkan Mila yang sedang terbengong menyaksikannya

"Kamu apaan sih?!" Tanya Mela dengan kesal sambil menyentak kasar tangan Gerald yang menggenggamnya membuat Gerald menghentikan langkahnya dan menatapnya bingung

"Emang kenapa?" Tanya Gerald polos sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal

"Kamu kok bilang sama Mila kalo kita temenan! Kita kan bukan temen! Aku bukan temen kamu" ucap Mela dengan nada kesalnya

"Kamu itu temen Gerald, Mela" ucap Gerald penuh penekanan

"Mela nggak punya temen!" Pekik Mela dengan kesal sambil berlari menuju kelasnya

[1]  AMELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang