44. Bola Mata

2.8K 196 0
                                    

Alex mengerjapkan matanya berkali-kali, ia melihat arloji ditangannya. Sudah pukul 05.12 pagi. Ia menguap lalu merenggangkan ototnya. Ia menoleh kebelakang, keningnya mengernyit kala ekor matanya hanya menemukan Nathan yang masih tertidur di sofa.

Ia berdiri dari duduknya, kemudian berjalan menghampiri Nathan, ia menepuk pelan bahu Nathan membuat sang empu melenguh dan berkomentar tak jelas

"Eunghh~ apaan sih?" Tanya Nathan dengan suara seraknya sambil mengerjap-ngerjapkan matanya

"Ela mana?" Tanya Alex lalu ia kembali menjatuhkan tubuhnya pada sofa rumah sakit ini.

"Pulang" Jawab Nathan sambil memijit pelan pangkal hidungnya.

"Pulang? Kapan?" Tanya Alex bingung, Nathan hanya mendesis pelan, ia sungguh masih mengantuk saat ini

"Tadi, jam satu" Jawabnya sambil menutupi mulutnya yang menguap

"Hah? Tapi lo anterin dia kan?" Tanya Alex lagi sambil menatap Nathan menuntut. Nathan hanya menatapnya malas

"Nggak, dia nggak mau" Jawab Nathan enteng membuat kedua mata Alex membola sempurna

"LO GILA!! Lo biarin cewek pulang sendirian malem-malem gitu?! Astaga Nathan!! Otak lo dimana?!" Teriak Alex refleks membuat Nathan mengorek telinganya yang seketika berdengung

"Brisik! Nanti gue tanyain kalo di sekolah" Jawabnya kemudian ia kembali merebahkan tubuhnya.

Alex hanya berdecak, ia kembali berjalan menghampiri brankar Mila, di genggamnya tangan Mila dengan lembut. Sampai saat ini, gadis cantik itu kasih belum sadar.

"Eunghh~~ ssshh" Ringis suara gadis itu tiba-tiba dengan pelan, tak lama ia mengerjapkan matanya berkali-kali membuat Alex menatapnya terkejut.

"Mila! Lo udah sadar?!" Pekik Alex saat kedua mata Mila menatap kearahnya.

"Ssshhh sa-sakit" Ucap Mila sambil menyentuh perutnya saat sensasi panas dan sakit mulai menyerangnya

Tanpa menunggu lagi, Alex pun segera memencet tombol darurat yang ada di belakang kepala brankar

⚔⚔⚔⚔

Ela menjentikkan jarinya untuk kesekian kalinya, decakan kesal pun keluar dari mulutnya. Sudah tiga puluh menit lebih ia berada di sini. Menunggu tiga manusia yang masih tak sadarkan diri----atau mungkin tertidur?

"Bawa kesini!!" Teriak Ela lantang membuat dua orang pria berbadan kekar pun masuk ke dalam ruangan ini dengan mengangkat dua ember yang entah berisi apa.

Kedua pria berbadan kekar itupun menaruh kedua ember itu tepat didepan bos mereka. Lalu mereka berdua pun menunduk hormat sebelum kembali keluar dari ruang penyiksaan ini.

Ela mengambil salah satu ember itu. Ia tersenyum kecil melihat ketiga mangsanya. Lalu tanpa aba-aba

Byurrrr

"Hah~" Mereka bertiga kompak tersadar dengan napas terengah-engah. Mereka menoleh ke kanan dan ke kiri, lalu tatapan mereka kompak terhenti menatap gadis cantik yang tengah tersenyum iblis kearah mereka.

"Mari kita mulai" Ucap Ela dengan dingin, lalu ia berjalan kearah seorang cowok yang ada di samping kanan cewek itu.

"Brady Raditya Carel" Gumam Ela sambil jongkok di hadapan cowok itu.

"Anak dari tuan Fajar dan nyonya Natasha" Lanjutnya membuat cowok didepannya itu menatapnya tak percaya

"Seorang fake friends yang serakah dengan uang. Tuan Fajar mempunyai perusahaan besar, Carel's Company. Dan anaknya? Ckckck. Anak nggak berguna!" Ucap Ela pelan dan dingin sambil membelai pipi yang penuh luka itu.

[1]  AMELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang