19. Jauhi Gue

6.3K 361 1
                                    

Happy Reading:)

*****

"So?" Tanya Ela

"Kamu harus menyingkirkan Mila"

"Apa yang kamu katakan?!" Sentak Ela refleks sambil menatap pria dihadapannya dengan tatapan membunuh.

"Apa? Aku mengatakan hal yang seharusnya aku katakan" Jawab pria itu tenang, malah terkesan acuh menanggapi Ela

Ela memejamkan kedua matanya dan menghela napasnya pelan

"Mila tidak ada hubungannya dengan misi ini" Ucapnya dengan dingin dan menatap pria itu dengan tatapan mematikannya

"I know, but kalo Mila benar-benar menghalangi jalanmu.... Mau tidak mau kamu harus menyingkirkannya" Jawab pria itu sambil mengedikkan bahunya acuh

Ela berdiri dari duduknya dan ia mengambil tasnya dengan tidak sabar, ia beranjak pergi, tapi sebelum itu

"Itu tidak akan terjadi" Jawab Ela dingin setelah itu ia pun pergi menuju kamarnya meninggalkan pria itu yang menatap kepergiannya dengan tangan terkepal

"Aku tidak akan membiarkan kamu gagal dalam pembalasan dendam ini hanya karena satu orang, jika kamu tidak bisa menyingkirkannya, akulah yang akan menyingkirkannya" Ucap pria itu seraya tersenyum smirk

*****

Helaan napas panjang terdengar dari seorang cowok yang duduk di kursi belakang rumahnya

Cowok itu menatap sebuah foto yang ada ditangannya

"Hahh~ udah berapa lama kita nggak ketemu Ge?" Monolog cowok itu sambil memandangi foto yang ada di tangannya

"Lo tau nggak? Gue nggak punya sahabat Ge, sahabat gue palsu semua, nggak ada yang kek lo. Lo itu beda Ge. Lo itu satu-satunya sahabat yang ngertiin gue. Lo juga nggak mandang gue dari harta. Lo dimana sekarang? Gue butuh lo" Ucap cowok itu sambil memejamkan kedua matanya

Sekelebat ingatan masa kecilnya pun mulai memenuhi isi pikirannya

Seorang anak laki-laki menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangannya diatas kedua lututnya. Terlihat bahu anak itu naik turun yang menandakan ia sedang menangis

"Hiks hiks hiks, ke-kenapa nggak ada yang mau temenan sama Frey hiks" Isak tangis anak itu mulai terdengar membuat seorang anak laki-laki yang berjalan melewati tempat itu seketika berhenti.

Anak laki-laki yang berada di seberang jalan menyipitkan matanya sebelum mengangguk pelan, lantas ia berjalan menghampiri anak cowok yang sedang menangis itu

"Hey" Ucap anak laki-laki itu sambil menepuk pelan punggung anak laki-laki yang sedang menangis membuat anak itu mendongakkan kepalanya

"Kenapa?" Tanya anak laki-laki itu membuat Frey a.k.a anak laki-laki yang tadi menangis menundukkan kepalanya

"Kenapa kamu nangis?" Tanya anak cowok itu lagi. Frey masih terdiam sambil memainkan kukunya

"Kamu kenapa? Mana mamamu? Kok sendirian?" Tanya anak itu lagi membuat Frey seketika mendongakkan kepalanya

"Kamu siapa?" Tanya Frey sambil menatap anak didepannya dengan bingung, anak cowok itu tersenyum tipis sebelum duduk dihadapannya

"Aku Gerald, kamu siapa? Kok disini sendirian? Temanmu mana?" Ucap Gerald beruntun membuat Frey kembali sedih mendengar kata terakhir yang diucapkan Gerald.

"Aku Frey, aku nggak punya teman. Nggak ada yang mau temenan sama aku" Jawab Frey lirih membuat Gerald menatapnya intens

"Kenapa? Kenapa nggak ada yang mau temenan sama kamu?" Tanya Gerald bingung.

[1]  AMELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang