"Jennie ya... Lisa masih tidur? " Tanya jisoo yang baru saja pulang dari kantin.
"Dia tadi terbangun sebentar karena dada nya yang nyerih , setelah itu dia tidur lagi " Jelas jennie sambil mengelus elus tangan Lisa.
Jisoo menghela napas berat, memandangi wajah lisa yang tengah tertidur, kata kata seokjin tadi membuat nya berfikir aneh aneh, apa benar jika wanita itu adalah ibu lisa.
Jisoo hanya berharap setelah ini tidak ada lagi yang mengganggu kebahagiaan mereka.
"Jen"
"Eohh, wae?" Tanya jennie yang masih terfokus menatap lisa.
"Bagaimana jika eomma Lisa kembali"
.............
"Sayang, kau belum tidur" jiyong menghampiri dara yang tengah melamun di ruang tengah.
"Belum, bagaimana dengan mu? "
"Aku tadi ingin tidur, namun baru saja jennie memberi kabar kalau Lisa meringis kesakitan didada nya" Perkataan jiyong semakin membuat dara gusar.
"Bagaimana keadaan nya sekarang?"
"Dia sudah kembali tidur setelah di tenangkan Jennie " jiyong yang paham istrinya akan menangis, langsung menarik perempuan itu kedalam dekapannnya.
"Aku sangat menyayangi nya, bisakah dia terus bersama ku sampai aku mati nanti" Tak kuat menahan air mata, dara menangis sekencang kencang nya di dekapan jiyong.
"Dia akan terus bersama kita sayang, percayalah" jiyong mencoba untuk tegar dan memberi aura positif kepada dara agar tak berfikir terlalu jauh.
"Kau bohong?"
"Tidak sayang percayalah, aku rasa kau sudah sangat lelah, hari pun sudah sangat malam, besok kita harus bangun pagi untuk ke rumah sakit, ayo kita tidur" Bujuk jiyong, dan langsung menuntun dara menuju kamar.
.............
"Kenapa aku tak bisa tidur" Ujar rose kesal
"Sebaiknya aku pergi ke dapur untuk makan terlebih dahulu " rose pun mengambil boneka domba nya dan keluar dari kamar. Namun langkah nya berhenti di anak tangga pertama, gadis itu menatap heran kearah kamar lisa yang bersinar terang .
"Kenapa lampu kamar itu hidup, bukan kah kamar itu sudah tidak pernah ditunggu lagi, siapa yang ada didalam kamar itu" ujar nya dalam hati, Karena merasa penasaran rose pun berjalan menuju kamar yang berada dipinggir tangga itu tanpa ragu.
"Siapa yang masuk kekamar lisa, apakah para maid?, tapi tidak mungkin ini sudah sangat malam" Batin rose sambil membuka perlahan pintu kamar itu, saat pintu kamar terbuka lebar rose mendapati seorang gadis yang sedang berdiri didekat jendela sambil menangis.
Jantung gadis blonde itu berdetak 2 kali lebih kencang, takut adalah rasa yang menemaninya saat ini. Namun setelah mendekati objek utama nya, rose memicingkan matanya heran.
"Lisa apa yang kau lakukan disini, bukan kah kau dirumah sakit?" Mendengar suara rose, Lisa membalikkan badannya dan menghapus kasar air matanya.
"Maafkan aku karena telah melupakan mu, maaf jika aku tak bisa mengingat mu kembali, maaf karena telah menyakiti mu" Jelas Lisa sambil menarik paksa senyumnya.
"Lisa apa maksud mu? Kenapa kau bicara seperti itu" rose kini melangkah pelan mendekati tubuh Lisa.
"Mianhae rose ya......." saat baru saja rose ingin memeluk gadis itu, adiknya menghilang entah kemana.
"Lisa ya..... Lisa ya...... Lisa ya....... Kau dimana" rose beteriak sekencang mungkin seraya menatapi tiap sudut kamar, hingga akhirnya.........
Bughhhhhhhh
KAMU SEDANG MEMBACA
Lalisa "sorry"
Fanfiction"Kau hanya berpura-pura, aku tau kau begitu terpukul, kamar kita berdekatan, setiap malam aku bisa mendengar tangisan mu itu bodoh" Rose menggerutu setelah melihat lisa dari balkon nya "Kenapa kau begitu mengharapkan kasih sayang ku Lisa" Jisoo memb...