Go

2.3K 188 1
                                    

Dengan rasa kesal jennie pulang ke mansion, usaha nya untuk minta maaf terlihat sia sia dimata lisa, bagaimana bisa gadis itu berfikir jika jennie melakukan nya hanya karena kasihan.

"Eonni" baru saja jennie melangkah untuk masuk kedalam kamar nya namun suara lirih rose itu mengalihkan pandangan nya.

"Eoh wae chaeng ahhh " jennie berjalan mendekati adik ketiganya itu, tak ada jawaban sama sekali adiknya itu justru menarik sang kakak kedalam pelukan nya.

"Aku mohon jangan tinggalkan aku, jangan lupakan aku eonni" isak rose tersedu-sedu.

"Chaeng ahhh, eonni tidak akan kemana mana, eonni akan selalu bersama chaeng"

"Ani, aku berfirasat gadis itu akan segera mengambil kasih sayang kedua kakak ku, aku tidak ingin kalian melupakan ku eonni" mendengar itu jennie terdiam kaku, apa rose sedang cemburu padanya karena ia mendatangi lisa dirumah sakit.

"Kenapa?" Tanya jisoo dingin , gadis itu hendak keluar kamar nya untuk membuat teh panas, namun ketika melihat rose yang menangis di pelukan jennie ia pun mengurungkan niatnya.

"Kalian tidak ingin menjawab pertanyaan ku?"

"Eonni, ada apa dengan mu, kenapa kau tempramen sekali" ujar jennie menatap tak suka kakak sulung nya itu.

"Terserah kalian" jisoo pun kembali masuk ke kamar nya. Jennie tak menghiraukan itu dan kembali menenangkan chaeng.

.................

"Kemana saja kalian hingga tidak tau apa yang terjadi pada putriku" teriak jiyong pada hae in dan jack. Sedangkan dara hanya menangis terisak melihat beberapa foto yang jack berikan.

"Maaf tuan, dokter choi bilang kejadiannya pada jam sekolah, nona lisa dibawa kerumah sakit sekitar jam 10 " jelas hae in pada jiyong.

"Lalu kami pergi ke sekolah untuk memastikan apa yang terjadi, dan kami mendapat rekaman cctv ini tuan" dara dan jiyong pun segera mendekat , betapa terkejut nya mereka melihat bagaimana jennie menyiksa lisa, belum lagi alice yang benar-benar menyiksa lisa tanpa ampun.

"Hubungi hyun bin, bilang padanya jika mulai besok dia diberhentikan secara tidak hormat, dan untuk anak  nya, keluarkan dia dari sekolah, dan pastikan ia tidak bisa masuk kesekolah mana pun" hae in langsung mengangguk patuh.

"Dan jack, jemput lisa sekarang ! "

................

Ruang keluarga yang biasa dipakai untuk bercanda tawa bersama kini mendadak suram, wajah seram jiyong membuat ketiga putri nya menegang, ditambah dara yang sama sekali enggan mereka.

"Dimana hati kalian" semuanya terdiam, mereka belum mengetahui apa penyebab jiyong hingga marah sebesar ini, tapi setelah mengatakan kalimat itu masing-masing dari mereka mulai paham .

"Appa tanya pada kalian, dimana hati kalian" teriak nya sambil menggebrak meja.

Merasa tak ada jawaban jiyong beranjak mendekati ketiga putrinya yang tengah tertunduk.

"Jisoo, kau anak pertama dikeluarga ini, kenapa kau tidak bisa berfikir dewasa hahhh"

"Jennie, apa yang kau lakukan pada lisa, kenapa kau tega menyiksa nya, kenapa kau tega mencaci makinya seperti itu, Bagaimana jika kalian yang berada diposisi itu, apa yang akan kalian rasa."

"Rose, sekarang appa tanya , Bagaimana jika tuhan menukar kehidupan mu dengan lisa, apa kau tidak merasa sakit hati karena perlakuan buruk seperti ini."

"Bijaklah dalam berfikir, kalian sudah dewasa , jan____"

"Kenapa kau harus marah appa, wae?" Jiyong langsung bungkam mendengar ujaran rose itu.

Lalisa "sorry"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang