prolog

6.8K 320 2
                                    

Hujan deras diiringi petir yang bergemuruh, cuaca malam itu seolah ikut murka dengan perbuatan seorang laki laki yang merasa tidak bersalah itu.

Cuaca yang gelap serta mansion yang dihiasi suara teriakan dan tangisan menjadi pengalaman pertama untuk kedua gadis kecil itu, kedua nya berdiri diambang pintu dengan rasa takut dan khawatir.

"Eonni, jennie takut" lirih gadis kecil itu seraya menarik narik tangan mungil kakak nya.

"Jennie berdiri dibelakang eonni ya, peluk eonni erat erat dari belakang" ujar gadis berumur 6 tahun itu pada adiknya yang berusia 5 tahun.

"Apa kau tidak malu atas perbuatan mu jiyong" geram dara yang terisak.

"Aku mabuk dara, mabuk, tidak bisa kah kau mengerti" balas jiyong dengan teriaknya.

Disisi lain tiffany hanya terdiam dan menangis menatapi perutnya.

"Tidak kah kau berfikir, aku sedang hamil jiyong, dimana otak mu selama ini hingga kau berani melakukan hal seperti itu"

"Ndeeee, aku memang berselingkuh, tapi aku tidak berniat untuk membuat nya seperti ini, itu semua diluar kendali ku karena aku mabuk, seharunya kau menyalahkan perempuan itu , kenapa dia tidak mencoba mencegah ku atau menolak ku " mendengar itu dara sangat geram, bisa bisa nya jiyong malah menyalahkan wanita itu.

"Jangan coba coba untuk menyalahkan orang lain demi membela dirimu sendiri, sampai sini sudah cukup memperlihatkan jika kau memang tidak pantas untuk dijadikan seorang suami" mendengar itu jiyong tak berani berkutik, ia terdiam seribu kata ketika tatapan tajam istrinya itu tidak berhenti mengarah padanya.

"Mianhae"lirihan itu tak mampu membuat dara luluh sedikit pun.

"Kau bodoh jiyong, bagaimana bisa kau melakukan perbuatan menjijikan seperti itu, apa yang akan kau lakukan setelah ini hah !! kau tidak bisa lepas tangan begitu saja pada wanita itu, didalam kandungannya ada anak mu, ada darah daging mu jiyong"

"maafkan aku dara ssi, aku memang wanita tidak tau diri, aku akan pergi dari kehidupan kalian, dan untuk anak ini, kau tenang saja jiyong, aku akan menjaga nya dengan baik, setelah ini jangan cari aku ataupun anak ku, hidup lah dengan bahagia" tutur tiffany yang berlalu meninggalkan mansion itu, melihat itu dara segera berlari kecil mencoba mengejar Tiffany, namun tangan kekar jiyong dengan cepat menahannya.

"Maafkan aku dara, aku mohon maafkan aku, aku akan bertanggung jawab, aku akan memperbaiki semua ini dara, aku mohon beri aku kesempatan" tanpa kata ragu jiyong bersimpu dihadapan dara, wanita itu hanya menatap sedu kepergian Tiffany yang entah kemana.

Disisi lain, kedua putri mereka hanya diam ketakutan menyaksikan pertengkaran hebat itu dari ambang pintu kamar tidur mereka.

..............

"Maaf tuan, nyonya, aku tidak menemukan Tiffany, anak buah ku sudah berkeliling memutari kota seoul, tapi tidak ada tanda tanda keberadaan nya" jelas hae in pada jiyong dan dara yang duduk resah diruangan mereka.

"Kau boleh keluar" hae in pun membungkuk kan badan nya dan meninggalkan suami istri itu.

"Aku tidak akan memaafkan ku jika sesuatu terjadi pada kandungan Tiffany, bagaimana pun itu tetap anak ku jiyong, bagaimana pun cara nya aku ingin anak itu lahir dengan selamat, dan lengkapi semua fasilitas keduanya" jelas dara seraya beranjak meninggalkan jiyong sendiri diruangan itu.

"Tiffany aku mohon jangan seperti ini" gumam nya resah.

.............

Lalisa "sorry"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang